Dishub Bakal Rekayasa Lalu Lintas di 34 Titik di Akhir Pekan
16 Mei 2025, 09:00 WIB
Pemerintah gandeng negara-negara Afrika untuk kembangkan rantai pasokan material baterai mobil listrik
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Perkembangan baterai mobil listrik semakin pesat dibanding sebelumnya. Hal ini terlihat dari banyaknya Battery Electric Vehicle yang jarak tempuhnya terus bertambah jauh.
Oleh sebab itu pemerintah Indonesia pun mulai mengajak negara-negara Afrika untuk ikut bekerjasama mengusainya. Terlebih Benua Hitam dikenal kaya akan sumber daya alam.
“Dari sisi ekonomi banyak potensi yang belum tersentuh,” ungkap Rosan Roeslani, Menteri Investasi RI/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan sumber daya nikel terbesar di dunia. Hasil tambang tersebut adalah salah satu komponen utama kendaraan listrik yang saat ini dibutuhkan dalam membuat baterai mobil listrik.
Namun nikel tidak bisa berdiri sendiri karena masih diperlukan beberapa sumber daya alam lain seperti lithium hingga fosfat untuk membuat baterai EV. Mineral tersebut banyak terdapat di Afrika khususnya Zimbabwe dan Maroko.
Oleh sebab itu bukan tidak mungkin nantinya Indonesia dan negara-negara Afrika membentuk rantai pasok baterai mobil listrik yang kuat.
“Kami melihat bahwa ada banyak peluang mengembangkan rantai pasokan global mineral-mineral penting, khususnya untuk transisi energi di masa depan,” ungkap Pahala Mansury, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
Perlu diketahui bahwa sekarang pemerintah masih gencar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Beragam subsidi sudah diberikan agar pabrikan Electric Vehicle tertarik berinvestasi.
Tak hanya itu, pabrikan baterai kendaraan listrik juga sudah mulai membangun fasilitasnya di Tanah Air. Salah satunya adalah milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat.
Setidaknya mereka memiliki tiga fasilitas produksi yang menghabiskan dana investasi cukup besar. Mulai dari pabrik sel baterai tahap pertama senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,67 triliun, battery pack sebesar US$ 42,12 juta (Rp 690,49 miliar) dan perakitan Hyundai Kona Electric sebanyak US$ 1,5 (Rp 24,59 triliun).
Pabrik baterai tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di Tanah Air khususnya Hyundai Kona Electric. Model itu adalah EV kedua dari Hyundai yang diproduksi langsung di Indonesia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Mei 2025, 09:00 WIB
14 Mei 2025, 22:30 WIB
14 Mei 2025, 21:03 WIB
12 Mei 2025, 11:00 WIB
08 Mei 2025, 12:06 WIB
Terkini
17 Mei 2025, 14:58 WIB
Touring perayaan satu dekade Nmax dan JMC diinisiasi Yamaha, libatkan berbagai generasi motor Nmax dan Xmax
17 Mei 2025, 13:00 WIB
Damri siapkan 200 bus listrik baru sebagai armada TransJakarta yang jadi andalan mobilitas warga Ibu Kota
17 Mei 2025, 11:00 WIB
Kehadiran Chery Tiggo 8 CSH mencuri perhatian penggemar otomotif di Indonesia karena harganya terjangkau
17 Mei 2025, 09:00 WIB
Bakal fokus mempersiapkan kehadiran DST Concept, Mitsubishi masih belum mau luncurkan Xpander Hybrid di RI
17 Mei 2025, 07:15 WIB
Penjualan Mitsubishi tahun fiskal 2024 kembali turun, Xpander pun berhasl menjadi penyelamat perusahaan
16 Mei 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia gelar pendampingan TEY di Sumatera Barat untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan
16 Mei 2025, 20:22 WIB
PT MMKSI resmi meluncurkan versi terbaru Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross hari ini, simak daftar harganya
16 Mei 2025, 18:00 WIB
Toyota bZ4X Touring atau bZ Woodland punya dimensi sedikit lebih panjang dan tampilannya semakin sporti