Penjualan Mobil di Malaysia Agustus 2025 Salip Indonesia
22 September 2025, 12:00 WIB
Buat bantu perbaiki angka penjualan mobil di RI, tiga kebijakan ini bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia belum mengalami perbaikan signifikan imbas ketidakpastian ekonomi dan melemahnya daya beli. Per Juli 2025, penjualan retail mobil baruadalah 62.770 unit atau naik tipis dari Juni di 61.687 unit.
Capaian tersebut juga masih lebih rendah dari penjualan retail di periode yang sama tahun lalu yaitu 75.588 unit.
Meskipun ada banyak faktor berperan di balik melemahnya daya beli masyarakat saat ini, ekonom menilai ada tiga hal bisa dilakukan agar bantu menggairahkan kembali pembelian mobil di dalam negeri.
Pertama adalah insentif fiskal terstruktur. Misal, keringanan pajak segmen kendaraan di rentang harga Rp 300 juta sampai Rp 350 jutaan dengan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu dan efisiensi emisi.
“Skema ‘trade-in bonus’ untuk mengganti kendaraan di atas 10-12 tahun, dibiayai ulang dari tax uplift registrasi baru. Ini mendorong permintaan tanpa beban fiskal permanen,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO, Senin (11/08).
Langkah kedua, Josua mengungkapkan pentingnya keterjangkauan non-fiskal. Misalnya uang muka atau down payment (DP) lebih rendah buat Low Cost Green Car (LCGC) dengan tenor sedikit lebih panjang.
Kemudian dibutuhkan perluasan penjaminan kredit kendaraan produktif, seperti Light Commercial Vehicle (LCV) untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) logistik.
“Ketiga, kebijakan sisi penawaran. Percepat ekosistem local supply komponen untuk menahan harga, terutama pada Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) atau LCGC,” kata Josua.
Biaya kepemilikan daerah khusus kendaraan rendah emisi, termasuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) atau Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) perlu disederhanakan.
Hal tersebut menyasar langsung ke inti permasalahan, yakni harga dan cicilan mobil yang membuat model murah sekalipun belum bisa mencapai target konsumen imbas harga membengkak karena pajak dan biaya lainnya.
Josua menegaskan penerapan strategi tersebut dapat membantu perbaikan permintaan mobil di kuartal keempat 2025 dan pijakan yang lebih solid tahun depan.
“Meskipun segmen bawah kemungkinan pulih paling lambat,” ungkap Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 September 2025, 12:00 WIB
21 September 2025, 07:00 WIB
19 September 2025, 09:00 WIB
19 September 2025, 07:00 WIB
17 September 2025, 14:00 WIB
Terkini
25 September 2025, 21:00 WIB
SKF Indonesia meluncurkan CVT Belt berbahan kevlar di IMOS 2025 sehingga lebih tahan lama dibanding kompetitor
25 September 2025, 20:00 WIB
Alva mempertimbangkan banyak hal ketika mereka ingin menghadirkan sebuah motor listrik baru di Indonesia
25 September 2025, 19:00 WIB
Marc Marquez tanggapi rumor aturan Liberty Media yang tak mengakui gelar juara dunia di luar kelas MotoGP
25 September 2025, 18:42 WIB
Faisol Riza, Wamenperin menyampaikan kabar terbaru mengenai insentif motor listrik yang tak kunjung cair
25 September 2025, 17:05 WIB
Dalam pameran IMOS 2025 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, Swallow memasarkan ban baru bernama Power Strom XP
25 September 2025, 16:44 WIB
Motor Ducati Diavel V4 RS menjadi motor produksi tercepat yang pernah dibuat oleh pabrikan Borgo Panigale
25 September 2025, 15:14 WIB
Angka penjualan Daihatsu secara retail tembus 11 ribu unit di Agustus 2025, terdapat kenaikan di dua model
25 September 2025, 14:00 WIB
TVS memberikan promo menarik selama pameran otomotif IMOS 2025 untuk menggoda para pengunjung pameran