5 Mobil LCGC Terlaris Juli 2025, Sigra dan Calya Bersaing
12 Agustus 2025, 21:00 WIB
Buat bantu perbaiki angka penjualan mobil di RI, tiga kebijakan ini bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia belum mengalami perbaikan signifikan imbas ketidakpastian ekonomi dan melemahnya daya beli. Per Juli 2025, penjualan retail mobil baruadalah 62.770 unit atau naik tipis dari Juni di 61.687 unit.
Capaian tersebut juga masih lebih rendah dari penjualan retail di periode yang sama tahun lalu yaitu 75.588 unit.
Meskipun ada banyak faktor berperan di balik melemahnya daya beli masyarakat saat ini, ekonom menilai ada tiga hal bisa dilakukan agar bantu menggairahkan kembali pembelian mobil di dalam negeri.
Pertama adalah insentif fiskal terstruktur. Misal, keringanan pajak segmen kendaraan di rentang harga Rp 300 juta sampai Rp 350 jutaan dengan persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tertentu dan efisiensi emisi.
“Skema ‘trade-in bonus’ untuk mengganti kendaraan di atas 10-12 tahun, dibiayai ulang dari tax uplift registrasi baru. Ini mendorong permintaan tanpa beban fiskal permanen,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO, Senin (11/08).
Langkah kedua, Josua mengungkapkan pentingnya keterjangkauan non-fiskal. Misalnya uang muka atau down payment (DP) lebih rendah buat Low Cost Green Car (LCGC) dengan tenor sedikit lebih panjang.
Kemudian dibutuhkan perluasan penjaminan kredit kendaraan produktif, seperti Light Commercial Vehicle (LCV) untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) logistik.
“Ketiga, kebijakan sisi penawaran. Percepat ekosistem local supply komponen untuk menahan harga, terutama pada Low Multi Purpose Vehicle (LMPV) atau LCGC,” kata Josua.
Biaya kepemilikan daerah khusus kendaraan rendah emisi, termasuk Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) atau Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) perlu disederhanakan.
Hal tersebut menyasar langsung ke inti permasalahan, yakni harga dan cicilan mobil yang membuat model murah sekalipun belum bisa mencapai target konsumen imbas harga membengkak karena pajak dan biaya lainnya.
Josua menegaskan penerapan strategi tersebut dapat membantu perbaikan permintaan mobil di kuartal keempat 2025 dan pijakan yang lebih solid tahun depan.
“Meskipun segmen bawah kemungkinan pulih paling lambat,” ungkap Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
12 Agustus 2025, 21:00 WIB
12 Agustus 2025, 19:00 WIB
12 Agustus 2025, 18:00 WIB
12 Agustus 2025, 14:00 WIB
12 Agustus 2025, 09:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
Kondisi penjualan mobil baru di Indonesia yang sedang melemah dipercaya dapat segera pulih atau membaik
13 Agustus 2025, 07:00 WIB
Kepolisian lakukan rekayasa lalu lintas di sekitar Istana untuk mendukung gladi upacara kemerdekaan Indonesia
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali diterapkan untuk atasi kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ubertos menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini dan melayani para pengendara
13 Agustus 2025, 06:00 WIB
Perpanjangan SIM A dan C bisa dilakukan dengan mudah di fasilitas SIM keliling Jakarta, simak informasinya
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
Mobil listrik Cina mulai diterima konsumen Indonesia, pengamat sorot sejumlah strategi yang diterapkan
12 Agustus 2025, 21:00 WIB
Daihatsu Sigra masih memimpin lima mobil LCGC terlaris di Juli 2025 berkat wholesales sebanyak 2.951 unit
12 Agustus 2025, 20:00 WIB
Toyota recall Alphard, NAV1, Camry, Corolla, Vios dan Yaris lansiran 2001 hingga 2016 karena masalah airbag