Perang Harga Kendaraan Listrik Buat Pedagang Mobil Bekas Waspada
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
Mobil nasional bantu penjualan kendaraan roda empat di Malaysia, Indonesia berpeluang lakukan hal serupa
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Angka penjualan mobil Malaysia di kuartal kedua 2025 mencatatkan hasil positif yakni 183.366 unit. Ini mengalahkan Indonesia yang menjual 169.578 unit pada periode sama.
Meskipun Indonesia masih tetap memimpin penjualan di semester pertama 2025, hal ini menjadi sorotan sejumlah pihak.
Menariknya, mobil nasional buatan Malaysia disebut banyak berkontribusi menopang penjualan di sana. Dua produk yang jadi andalan adalah Proton Saga dan Perodua Alza.
Kehadiran mobil nasional, menurut pengamat dapat membantu menjaga volume produksi dan kestabilan penjualan.
Di Malaysia, baik Proton maupun Perodua dijual dengan harga menyesuaikan daya beli kelas menengah. Sehingga dapat menjangkau target konsumen di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan mobil nasional juga memungkinkan dikembangkan di dalam negeri.
“Mobil nasional sangat mungkin dibuat oleh industri yang ada. (Pertanyaannya) perlu atau tidak,” kata Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo kepada KatadataOTO belum lama ini.
Hanya saja memang banyak hal perlu dibenahi apabila Indonesia mau serius menjual mobil nasional, apalagi jika melihat pengalaman terdahulu konsumen Esemka yang tak kunjung mendapatkan unit setelah beberapa tahun melakukan pemesanan.
Bahkan pada April 2025, calon pelanggan mobil Esemka Bima menggugat manufaktur kendaraan tersebut karena merasa dirugikan.
Namun di GIIAS 2025 ada purwarupa produk mobil nasional bertenaga listrik dari PT Teknologi Militer Indonesia bernama i2C.
“Kalau sekarang (dinilai) sudah perlu (mobil nasional), maka tinggal dibuat syarat-syarat dan peraturannya,” ungkap Jongkie.
Pengamat otomotif menilai masih ada masyarakat yang menantikan kehadiran mobil nasional mulai dipasarkan.
Kehadiran produk kendaraan roda empat dari Polytron dan i2C disebut bisa menuai sambutan positif dan mengembalikan kepercayaan terhadap merek lokal.
“Masyarakat masih berharap adanya merek (mobil) nasional, kebanggaan kita,” kata Yannes Martinus Pasaribu, akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus pengamat otomotif ketika ditemui di sela GIIAS 2025 beberapa waktu lalu.
Dengan roadmap dan perencanaan yang baik, kehadiran mobil nasional dapat menjadi solusi membantu mendorong penjualan. Tugas besar pemerintah adalah meyakinkan konsumen untuk membelinya.
Yannes turut menegaskan merek mobil nasional atau lokal harus disertai pendukung seperti jaringan diler memadai dan ketersediaan unit.
“Idealnya, kita harus punya (mobil nasional). Kita tidak boleh jadi net importer country,” ucap Yannes.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
13 Agustus 2025, 11:00 WIB
13 Agustus 2025, 09:00 WIB
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
12 Agustus 2025, 19:00 WIB
Terkini
14 Agustus 2025, 11:00 WIB
Jika perang harga mobil listrik dilakukan dalam waktu yang lama berpotensi bakal merugikan para konsumen
14 Agustus 2025, 10:00 WIB
BYD dan Denza menguasai 53 persen pasar mobil listrik di awal 2025 dengan penjualan mencapai 22.600 unit
14 Agustus 2025, 09:00 WIB
Meski diakui cukup dominan, BYD belum mau umumkan data pemesanan Atto 1 yang baru diluncurkan di GIIAS 2025
14 Agustus 2025, 08:00 WIB
Suzuki eVitara direncanakan meluncur tahun depan, bakal masuk Indonesia dengan status CBU terlebih dulu
14 Agustus 2025, 07:00 WIB
Honda EM1 e: didiskon Rp 17 jutaan untuk pembelian peridoe 6 hingga 31 Agustus 2025 untuk sambut hari kemerdekaan
14 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta dipastikan tetap berlaku meski ada gladi upacara kemerdekaan di sekitar Istana Merdeka
14 Agustus 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta dapat melayani prosedur perpanjangan SIM A dan C, berikut informasi selengkapnya
14 Agustus 2025, 06:00 WIB
Warga di Kota Kembang bisa mendatangi SIM keliling Bandung hari ini untuk mengurus dokumen berkendara