Periklindo Siapkan Pusat Kendaraan Listrik di Tujuh Kota Besar
16 September 2024, 08:00 WIB
Pemerintah akan jadikan Afrika sebagai sasaran ekspor baterai EV karena potensi pasar yang besar di masa depan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Pemerintah akan jadikan Afrika sebagai sasaran ekspor baterai EV (Electric Vehicle). Hal ini karena pasar Benua Hitam memiliki potensi yang sangat baik di masa depan.
Melalui langkah tersebut maka diharapkan Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik di dunia.
“Populasi di Afrika bakal berlipat ganda pada 2045 sehingga akan menjadi pasar yang besar,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (29/07).
Besarnya potensi membuatnya berharap agar Indonesia bisa bekerjasama dengan perusahaan asal Afrika. Inilah yang membuatnya berkunjung ke benua tersebut untuk menjalin komunikasi.
“Mereka melihat Indonesia sebagai negara yang dapat membantu mereka terkait kendaraan listrik,” kata Luhut.
Ia pun menjelaskan bahwa pada dasarnya Indonesia sudah memiliki hubungan baik dengan negara-negara di Afrika. Bahkan Pertamina telah menggandeng perusahaan asal Kenya serta ada potensi yang bisa digarap PLN.
Semetara itu Agus Tjahajana Wirakusumah, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM mengatakan bahwa kerja sama dengan Afrika akan menguntungkan kedua negara. Pasalnya Afrika memiliki potensi kobalt lebih baik dibanding Indonesia.
“Walaupun kita punya kobalt, tapi tidak sebanyak di Afrika. Karena kandungannya menyatu di nikel,” ujar Agus.
Oleh karena itu menurut Agus selain menyasar benua Afrika sebagai pasar baterai EV, kerja sama dengan negara-negara Afrika agar bisa memanfaatkan potensi kobalt di sana juga penting.
Indonesia memang tengah berupaya agar bisa menjadi pemain utama di industri kendaraan listrik global. Hal ini terlihat dari berdirinya pabrik baterai EV pertama di Tanah Air beberapa waktu lalu.
Pabrik milik PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Setidaknya ada tiga fasilitas produksi mulai dari pabrik sel baterai tahap pertama senilai US$ 1,2 miliar atau setara Rp 19,67 triliun, battery pack sebesar US$ 42,12 juta (Rp 690,49 miliar) dan perakitan Hyundai Kona Electric sebanyak US$ 1,5 (Rp 24,59 triliun).
Total investasinya adalah US$ 4,46 miliar atau Rp 73,11 triliun.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 September 2024, 08:00 WIB
06 September 2024, 10:00 WIB
06 September 2024, 08:00 WIB
03 September 2024, 12:00 WIB
03 September 2024, 11:00 WIB
Terkini
17 September 2024, 11:00 WIB
Marc Marquez bakal menghadapi ujian besar saat bertandang ke MotoGP Emilia Romagna 2024 di Sirkuit Misano
17 September 2024, 10:00 WIB
Pertamina minta kepada para pihak pemangku kebijakan untuk lebih tegas lagi menindak produsen oli palsu
17 September 2024, 09:00 WIB
Kendaraan yang melampaui kapasitas jalan disebut jadi penyebab kemacetan di kawasan Puncak saat libur panjang
17 September 2024, 08:00 WIB
MGPA mengirimkan putra daerah NTB untuk bertugas sebagai Marshall di ajang ARRC Sepang, Malaysia pekan lalu
17 September 2024, 07:00 WIB
Saat ini Volvo masih tunggu insentif truk listrik berlaku di RI, mulai perkenalkan satu model ke konsumen
17 September 2024, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali dilaksanakan setelah sempat ditiadakan karena libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW
17 September 2024, 06:00 WIB
SIM keliling Bandung ada di dua lokasi berbeda yang berpindah setiap hari, berikut informasi lengkapnya
17 September 2024, 06:00 WIB
Anda bisa mendatangi SIM Keliling Jakarta hari ini untuk memanfaatkan dispensasi dari Polda Metro Jaya