Pemerintah Dorong Perusahaan EV Gunakan Baterai Berbasis Nikel
06 Agustus 2025, 07:00 WIB
Pemerintah optimis bisa jadikan Indonesia sebagai pilihan utama perusahaan industri baterai EV dalam berinvestasi
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Pemerintah optimis bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain utama di industri kendaraan listrik. Pasalnya saat ini proyek ekosistem baterai EV yang terintegrasi dari hulu hingga hilir sedang dibangun.
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga mengungkap bahwa pemerintah pun tengah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 100 GW. Bila sudah rampung maka akan menjadi pasar besar bagi industri baterai dalam negeri.
“Huayou sebentar lagi akan jalan bersama Antam serta IBC dengan total investasi sekitar 8 miliar dolar AS. Semua ditargetkan rampung pada 2027 sehingga Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang membangun ekosistem baterai mobil terintegrasi dari hulu sampai hilir," ungkapnya dilansir Antara (06/08).
Ia mengungkap bahwa rencana tersebut sudah sejalan dengan program pemerintah dalam menuju net zero emission (NZE) pada 2060. Termasuk juga menjalankan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk hilirisasi dan percepatan pembangunan industri mobil listrik.
Tak hanya itu, pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk kelistrikan juga menjadi prioritas yang akan membuka peluang bagi industri baterai dalam negeri.
"Kita minta baterai listrik, semua harus memakai produk Indonesia. Ini pasar besar dan kami akan dorong sebagai bagian dari transisi energi serta kedaulatan energi," tegasnya kemudian.
Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah mendorong agar pabrikan kendaraan listrik memakai baterai berbasis nikel. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.
Namun langkah tersebut tentu tidak mudah karena belakangan mobil listrik kini sudah menggunakan baterai berbasis lithium.
"Pelan-pelan kita mendorong regulasi agar pabrikan mobil listrik di Indonesia berpindah dari lithium base ke nickel base," ungkap Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, dilansir Antara (06/08).
Terlebih sekarang BUMN sudah masuk ke industri baterai listrik. Salah satunya adalah pada proyek bersama CATL serta Huayou.
“Karena sekarang banyak pabrik yang beroperasi di Indonesia masih lithium base. Kami ingin dukungan dari kementerian serta lembaga lain agar ada insentif buat shifting ke nickel base baterai juga di Indonesia,” tegasnya kemudian.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
06 Agustus 2025, 07:00 WIB
05 Agustus 2025, 19:00 WIB
05 Agustus 2025, 15:40 WIB
05 Agustus 2025, 14:00 WIB
04 Agustus 2025, 21:00 WIB
Terkini
06 Agustus 2025, 07:00 WIB
Pemerintah dorong perusahaan EV gunakan baterai berbasis nikel agar hasil tambang Indonesia bisa terserap
06 Agustus 2025, 06:00 WIB
Lima lokasi SIM keliling Jakarta yang beroperasi normal hari ini, simak lima lokasinya di sekitar Ibu Kota
06 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 6 Agustus 2025 diipastikan kembali diterapkan di puluhan ruas jalan utama Ibu Kota
06 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ubertos menjadi salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini, Rabu, 06 Agustus 2025
05 Agustus 2025, 21:00 WIB
DFSK dan Seres raih 565 SPK di GIIAS 2025, turun dibanding pameran sebelumnya meski meluncurkan produk baru
05 Agustus 2025, 20:00 WIB
Perwakilan Lepas, sub merek Chery Group ungkap perbedaan karakter pembeli mobil di Cina dengan Indonesia
05 Agustus 2025, 19:00 WIB
Bahlil mengatakan kalau pemerintah berniat mengimpor lithium dari Australia buat bahan baku baterai EV
05 Agustus 2025, 18:00 WIB
Kejaksaan Agung sita lima mobil Riza Chalid setelah ditetapkan sebagai salah satu tersangka kasus dugaan korupsi minyak