Cara Auto2000 Tingkatkan Kemampuan Teknisi di Era Elektrifikasi
04 Agustus 2025, 14:00 WIB
Toyota terus melakukan studi, edukasi ke masyarakat dan persiapan infrastruktur buat memboyong mobil hidrogen
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Mobil hidrogen menjadi salah satu alternatif kendaraan ramah lingkungan di samping BEV dan HEV. Hanya saja di Indonesia maupun pasar global implementasinya cukup minim.
Sama seperti mobil listrik, perlu ada edukasi terhadap masyarakat, investasi dari pabrikan serta kerja sama dengan pemerintahan guna mengembangkan kendaraan hidrogen dan bahan bakarnya agar harganya semakin terjangkau.
Di Indonesia mobil hidrogen juga belum digunakan secara massal. Toyota menggunakan salah satu produknya yakni Mirai sebagai operasional dan bahan studi mereka di dalam negeri.
“Kita sudah punya Mirai generasi satu dan dua, nanti kita akan evaluasi. Seperti disampaikan Profesor Eniya (Dirjen EBTKE Kementerian ESDM), bahwa kita perlu regulasi dan studi dulu,” kata Nandi Juliyanto, Presiden Direktur PT TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) di Karawang, Jawa Barat, Selasa (11/2).
Dia menegaskan bahwa saat ini Toyota Mirai belum dijual secara resmi di Indonesia. Populasinya juga masih sedikit di pasar global sekalipun, belum banyak manufaktur memproduksi kendaraan hidrogen.
Ketersediaan infrastruktur menjadi salah satu pertimbangannya. Sehingga pihak Toyota berkomitmen untuk membantu mengembangkan ekosistem terlebih dulu sebelum memboyong produknya.
“Nanti kalau secara ekosistem sudah ada, yang penting dalam satu area tertentu (stasiun pengisian mobil hidrogen) mungkin 2030 sudah bisa,”
Dari sisi harga, mobil hidrogen terbilang mahal. Kemudian jenis hidrogen yang dikembangkan di Indonesia pada tahap awal adalah hidrogen rendah karbon, belum sampai di titik green hydrogen.
Green hydrogen diproduksi menggunakan sumber energi terbarukan misalnya tenaga angin atau matahari buat mengelektrolisis air atau pemisahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen.
Harga hidrogen pun mahal, belum bisa menggantikan BBM sepenuhnya. Apalagi bensin dan solar masih mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Sekadar informasi, studi dari BRIN mengungkapkan bahwa harga green hydrogen adalah sekitar 5 USD per kilogram atau setara Rp 81.875 apabila dikonversi ke dalam kurs rupiah.
Apabila hidrogen mau dijadikan alternatif BBM, banderol yang direkomendasikan adalah sekitar 0,14 USD (Rp 2.292) per kilogram.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 Agustus 2025, 14:00 WIB
03 Agustus 2025, 10:00 WIB
02 Agustus 2025, 21:24 WIB
31 Juli 2025, 19:00 WIB
31 Juli 2025, 18:08 WIB
Terkini
05 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi sukses meraup 4.110 SPK selama GIIAS 2025, Destinator menjadi aktor utama keberhasilan mereka
05 Agustus 2025, 15:40 WIB
Mobil listrik Volkswange ID Buzz dimodifikasi jadi makin elegan dan punya interior fungsional, ini detailnya
05 Agustus 2025, 14:00 WIB
BYD Zhengzhou baru saja merapat di Tanjung Priok, kapal tersebut dikabarkan mengangkut 7.000 mobil listrik
05 Agustus 2025, 13:00 WIB
Mekanik Auto2000 ungkap ada hal-hal sederhana yang menjadi penyebab indikator baterai Innova Zenix menyala
05 Agustus 2025, 12:00 WIB
Pemerintah bakal gandeng asosiasi pengemudi truk untuk membuat aturan zero odol yang akan dijalankan di 2027
05 Agustus 2025, 11:00 WIB
Mitsubishi resmi tinggalkan Cina setelah kalah bersaing dengan pabrikan mobil lokal yang fokus ke elektrifikasi
05 Agustus 2025, 10:00 WIB
Gaikindo buka peluang buat merevisi target penjualan mobil baru tahun ini karena kondisi yang terus memburuk
05 Agustus 2025, 09:00 WIB
Gaikindo menampik adanya fenomena Rojali dan Rohana di GIIAS 2025 meski jumlah penjualan turun selama pameran