Gaikindo Godok Aturan Baru untuk Tertibkan Peredaran Truk Cina
27 Desember 2025, 11:00 WIB
Gaikindo buka peluang buat merevisi target penjualan mobil baru tahun ini karena kondisi yang terus memburuk
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pasar mobil baru di Indonesia masih juga belum bergairah. Bahkan setelah digelar GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Dalam pameran yang berlangsung selama 11 hari tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi jumlah transaksi turun.
Gaikindo memang belum memberikan angka pastinya. Namun mereka sudah mengatakan kalau penjualan di GIIAS 2025 tidak sesuai harapan.
Di sisi lain lesunya penjualan mobil baru sudah dapat terlihat sejak awal tahun. Hal itu terbukti dari data milik Gaikindo.
Penjualan kendaraan roda empat anyar secara ritel atau dari diler ke konsumen sejak Januari sampai Juni 2025 hanya menyentuh angka 390.467 unit saja.
Bila diperhatikan secara rinci, angka di atas merosot sampai 9,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara bila melihat data pengiriman dari pabrik ke diler (Wholesales) pada enam bulan pertama 2025, berada di level 374.740 unit. Melorot sekitar 8,6 persen dibandingkan dengan 2024.
Melihat fakta di atas, Gaikindo membuka peluang merevisi target penjualan mobil baru di Tanah Air. Rencananya hal itu bakal dilakukan dalam waktu dekat.
“Saya akan lihat bulan Juli (atau) Agustus, kita akan lakukan revisi atau tidak. Tetapi rasanya mungkin akan ada revisi,” ungkap Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Gaikindo telah menetapkan target penjualan mobil baru untuk 2025. Mereka ingin meniagakan 850 ribu kendaraan roda empat.
Dari jumlah di atas disertai dengan potensi koreksi sampai 750 unit. Lalu juga berpeluang naik ke 900 ribu unit.
Memang dalam beberapa waktu belakangan kondisi ekonomi di Tanah Air serta di luar negeri sedang tidak baik-baik saja.
Hal itu membuat pendapatan masyarakat semakin kecil. Lalu harga mobil baru kian mahal dari waktu ke waktu.
Otomatis daya beli masyarakat pun merosot tajam. Sehingga berdampak ke industri otomotif yang ada di dalam negeri.
“Kalau kita lihat memang kondisi ekonomi memang agak berat,” Nangoi menuturkan.
Jika situasi ini terus terjadi dalam waktu lama, tentu bakal mengancam keberlangsungan hidup para produsen kendaraan.
Apalagi jika terjadi kompetisi yang tidak sehat antar pabrikan. Seperti penerapan perang harga yang dilakukan para produsen mobil listrik.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Desember 2025, 11:00 WIB
27 Desember 2025, 09:00 WIB
27 Desember 2025, 07:00 WIB
26 Desember 2025, 11:00 WIB
24 Desember 2025, 11:00 WIB
Terkini
29 Desember 2025, 08:00 WIB
Penyekatan kendaraan pada Car Free Night Puncak akan dilakukan sejak sore dan diawasi oleh puluhan petugas
29 Desember 2025, 07:00 WIB
Pabrikan mobil Cina sepakat kembangkan teknologi baru pada sistem pencahayaan agar bisa terhubung satu sama lain
29 Desember 2025, 06:00 WIB
Menjelang libur tahun baru, perpanjangan masa berlaku bisa dilakukan di fasilitas SIM keliling Jakarta
29 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta diterapkan secara maksimal untuk kurangi terjadinya kemacetan setelah libur Natal
29 Desember 2025, 06:00 WIB
Kepolisian menghadirkan SIM keliling Bandung di dua lokasi, hal tersebut untuk memudahkan masyarakat
28 Desember 2025, 21:00 WIB
Selama periode 2025, sejumlah motor bekas mengalami kenaikan harga cukup tinggi karena ramai diminati
28 Desember 2025, 17:00 WIB
Langkah tegas diambil pemerintah Tiongkok untuk memastikan mobil Cina dapat menjaga keamanan data pemiliknya
28 Desember 2025, 13:00 WIB
Lalu lintas Jakarta terbilang lengang saat libur Natal karena banyaknya orang yang memiluh keluar kota