Komentar Gaikindo Soal Fenomena Rojali dan Rohana di GIIAS 2025
05 Agustus 2025, 09:00 WIB
Gaikindo buka peluang buat merevisi target penjualan mobil baru tahun ini karena kondisi yang terus memburuk
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pasar mobil baru di Indonesia masih juga belum bergairah. Bahkan setelah digelar GIIAS 2025 di ICE BSD, Tangerang.
Dalam pameran yang berlangsung selama 11 hari tersebut, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi jumlah transaksi turun.
Gaikindo memang belum memberikan angka pastinya. Namun mereka sudah mengatakan kalau penjualan di GIIAS 2025 tidak sesuai harapan.
Di sisi lain lesunya penjualan mobil baru sudah dapat terlihat sejak awal tahun. Hal itu terbukti dari data milik Gaikindo.
Penjualan kendaraan roda empat anyar secara ritel atau dari diler ke konsumen sejak Januari sampai Juni 2025 hanya menyentuh angka 390.467 unit saja.
Bila diperhatikan secara rinci, angka di atas merosot sampai 9,7 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara bila melihat data pengiriman dari pabrik ke diler (Wholesales) pada enam bulan pertama 2025, berada di level 374.740 unit. Melorot sekitar 8,6 persen dibandingkan dengan 2024.
Melihat fakta di atas, Gaikindo membuka peluang merevisi target penjualan mobil baru di Tanah Air. Rencananya hal itu bakal dilakukan dalam waktu dekat.
“Saya akan lihat bulan Juli (atau) Agustus, kita akan lakukan revisi atau tidak. Tetapi rasanya mungkin akan ada revisi,” ungkap Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo di ICE BSD, Tangerang beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Gaikindo telah menetapkan target penjualan mobil baru untuk 2025. Mereka ingin meniagakan 850 ribu kendaraan roda empat.
Dari jumlah di atas disertai dengan potensi koreksi sampai 750 unit. Lalu juga berpeluang naik ke 900 ribu unit.
Memang dalam beberapa waktu belakangan kondisi ekonomi di Tanah Air serta di luar negeri sedang tidak baik-baik saja.
Hal itu membuat pendapatan masyarakat semakin kecil. Lalu harga mobil baru kian mahal dari waktu ke waktu.
Otomatis daya beli masyarakat pun merosot tajam. Sehingga berdampak ke industri otomotif yang ada di dalam negeri.
“Kalau kita lihat memang kondisi ekonomi memang agak berat,” Nangoi menuturkan.
Jika situasi ini terus terjadi dalam waktu lama, tentu bakal mengancam keberlangsungan hidup para produsen kendaraan.
Apalagi jika terjadi kompetisi yang tidak sehat antar pabrikan. Seperti penerapan perang harga yang dilakukan para produsen mobil listrik.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
05 Agustus 2025, 09:00 WIB
05 Agustus 2025, 08:00 WIB
05 Agustus 2025, 07:00 WIB
04 Agustus 2025, 22:00 WIB
04 Agustus 2025, 21:00 WIB
Terkini
05 Agustus 2025, 09:00 WIB
Gaikindo menampik adanya fenomena Rojali dan Rohana di GIIAS 2025 meski jumlah penjualan turun selama pameran
05 Agustus 2025, 08:00 WIB
Motor Honda berhasil mendapat respon positif di GIIAS 2025 dengan meraih pemesanan mencapai 1.125 SPK
05 Agustus 2025, 07:00 WIB
Pameran GIIAS 2025 diklaim alami penurunan transaksi, GJAW 2025 jadi harapan terakhir buat dongkrak penjualan
05 Agustus 2025, 06:00 WIB
Berikut informasi lengkap terkait SIM keliling Jakarta hari ini, termasuk lokasi, persyaratan dan biayanya
05 Agustus 2025, 06:00 WIB
Hari ini (05/07) kepolisian kembali menghadirkan SIM keliling Bandung melayani pengendara mobil dan motor
05 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 5 Agustus 2025 kembali digelar untuk atasi kemacetan lalu lintas di sekitar Ibu Kota
04 Agustus 2025, 22:00 WIB
Chery jadi pabrikan mobil Cina pertama yang berhasil mengekspor 5 juta kendaraan di seluruh dunia termasuk Indonesia
04 Agustus 2025, 21:00 WIB
Hyundai Inster diyakini jadi kandidat kuat produk baru PT HMID di RI, modal bersaing lawan EV murah Tiongkok