Luhut Usul Naikan Pajak Motor Bensin ke Jokowi, Buat Subsidi Lain
19 Januari 2024, 17:55 WIB
Penghapusan pajak progresif dan BBN2 kembali disampaikan oleh Kepolisian demi menyesuaikan data kendaraan
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak dinilai masih rendah oleh Korlantas Polri. Tak tanggung-tanggung dari semua kendaraan yang kini beroperasi di jalan, hanya setengahnya telah melaksanakan kewajibannya.
Hal ini disampaikan oleh Brigjen Pol. Yusri Yunus, Direktur Registrasi dan Identifikasi Korlantas Polri. Kondisi tersebut tentu sangat disayangkan karena pajak merupakan salah satu pemasukan utama negara serta daerah.
“Berdasarkan data, tingkat kepatuhan masyarakat seluruh Indonesia hampir 50 persen hilang. Itu artinya setengah kendaraan yang berada di jalan raya tidak bayar pajak," ungkapnya.
Inilah yang menyebabkan pihaknya terus mengusulkan penghapusan pajak progresif dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN2). Dengan adanya penghapusan maka diharapkan beban masyarakat akan berkurang kemudikan tertarik untuk menjalankan kewajibannya.
“Kami usulkan agar balik nama ini dihilangkan. Kenapa dihilangkan? Agar masyarakat mau bayar kewajibannya,” kata Brigjen Pol. Yusri Yunus.
Menurutnya salah satu alasan orang tidak membayar pajak karena membeli kendaraan bekas. Mereka pun tidak mengganti identitas karena biayanya dinilai mahal.
Demikian pula untuk pajak progresif, banyak orang mengakalinya dengan menggunakan nama orang lain. Selain itu banyak pula pemilik memakai nama perusahaan karena biayanya lebih murah.
“Pajak untuk perusahaan itu kecil sekali, rugi negara. Makanya kita usulkan dihilangkan saja, agar orang yang punya mobil banyak senang, tak perlu usah pakai nama perusahan lagi karena takut biaya progresif,” paparnya.
Brigjen Pol. Yusri Yunus menyatakan mengusulkan itu kepada kepala daerah mulai dari gubernur hingga bupati demi meningkatkan pendapatan daerah. Timbal balik dari pemerintah ialah fasilitas publik dapat maksimal diberikan kepada masyarakat.
“Bukan urusan polisi, itu urusan Suspenda. Tapi kami bersinergi terutama soal data,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan adanya perbedaan jumlah kendaraan bermotor antara Kepolisian, PT Jasa Raharja dan Kemendagri.
Menurutnya hal itu bisa terjadi karena pemilik kendaraan tidak melaporkan statusnya. Misal mobil atau motor hilang, sudah rusak atau tidak bayar pajak sehingga datanya terhapus.
“Semua kendaraan bermotor yang terdaftar ke polisi itu datanya masih lengkap,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
19 Januari 2024, 17:55 WIB
10 Oktober 2023, 19:50 WIB
28 Juni 2023, 10:00 WIB
30 Mei 2023, 18:25 WIB
27 Maret 2023, 18:45 WIB
Terkini
29 April 2024, 06:30 WIB
Fasilitas SIM keliling Bandung kembali beroperasi seperti biasa awal pekan ini, berikut jadwal dan lokasinya
29 April 2024, 06:09 WIB
Terdapat lima lokasi SIM Keliling Jakarta yang beroperasi hari ini buat melayani kebutuhah warga Ibu Kota
29 April 2024, 06:00 WIB
Ganjil Genap Jakarta 29 April 2024 digelar dengan ketat guna menghindari terjadinya kemacetan lalu lintas
28 April 2024, 21:01 WIB
Francesco Bagnaia merajai MotoGP Spanyol 2024, dia mencatatkan kemenangan tiga kali berturut-turut di Jerez
28 April 2024, 20:21 WIB
Sejak pertama meluncur di Februari 2024 BYD masih enggan ungkap jumlah SPK, peminat merata untuk ketiga model
28 April 2024, 20:13 WIB
Berikut 7 Fitur Honda Stylo 160 yang bisa memanjakan pemilik, seperti contoh lampu full LED serta USB Port
28 April 2024, 18:00 WIB
Daihatsu Kumpul Sahabat digelar Bekasi dan diikuti oleh sedikitnya 21 komunitas dari berbagai model kendaraan
28 April 2024, 10:08 WIB
Mengakomodir kebutuhan ekosistem mobil listrik, SPKLU diler BYD Haka Cibubur bisa digunakan semua merek EV