Masa Kejayaan Pabrikan Eropa Segera Berakhir, Tertekan Mobil Cina
10 September 2025, 16:00 WIB
Meski elektrifikasi tengah digencarkan, Uni Eropa selamatkan kepunahan mobil bensin melalui kebijakan ini
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Uni Eropa selamatkan kepunahan mobil bensin di wilayah Eropa, asalkan sudah memakai e-fuel yang dirancang untuk menurunkan emisi karbon CO2. Namun kebijakan tersebut tidak berlaku untuk sembarang pabrikan.
Terkait kebijakan ini Jerman telah mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa. Hanya pabrikan yang memproduksi kurang dari 1.000 kendaraan per tahun yang bisa menikmati perjanjian ini.
Maka bisa dipastikan ini tidak berlaku untuk produsen yang memproduksi kendaraan secara massal setiap tahunnya, namun pabrikan mobil sport mewah misalnya Porsche dan Ferrari.
“Kendaraan dengan mesin konvensional juga bisa didaftarkan setelah 2035, hanya jika menggunakan bahan bakar netral CO2,” ujar Volker Wissing, Menteri Transportasi Jerman melalui akun sosial media pribadinya seperti dikutip Autocar, Selasa (28/03).
Sebelumnya penjualan mobil konvensional akan mulai dilarang mulai 2035 melalui undang-undang, bertujuan untuk pengurangan emisi karbon CO2 dari semua kendaraan yang dijual ke konsumen.
E-fuel sendiri dibuat dari CO2 yang diambil dari atmosfer dan hidrogen, diklaim lebih netral oleh produsennya.
Sementara itu, Italia meminta lebih banyak kompensasi seperti izin penggunaan biofuel yang terbuat dari material biomassa, seperti sampah kayu.
Integrasi penggunaan e-fuel ini pastinya akan mendapatkan respon positif dari pabrikan seperti Ferrari, Lamborghini dan Porsche yang terkenal karena kendaraan bermesin bensinnya.
Untuk mendukung kebijakan tersebut, disebutkan bahwa Porsche telah berinvestasi terhadap teknologi e-fuel tersebut hingga US$75 juta di firma Chile yakni HIF (Highly Innovative Fuels).
Masih jarang digunakan, harganya relatif tinggi dan bisa mencapai dua kali lipat banderol bensin tanpa timbal yang biasa digunakan saat ini.
Banyak kritik beredar juga mengatakan, e-fuel membutuhkan energi lebih banyak ketimbang BEV (Battery Electric Vehicle) atau mobil listrik berbasis baterai. Ini juga tidak sepenuhnya menghilangkan knalpot gas buang konvensional seperti yang dilakukan BEV.
Thomas Schäfer, Chief Operating Officer Volkswagen menekankan bahwa pihaknya lebih berfokus untuk menghentikan penjualan kendaraan ICE mulai 2033. Menurutnya debat terkait e-fuel mendistraksi langkah elektrifikasi.
“Kenapa kita menghabiskan biaya untuk teknologi tua yang tidak memberikan keuntungan apapun?” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 September 2025, 16:00 WIB
01 September 2025, 15:46 WIB
22 Agustus 2025, 17:43 WIB
22 Agustus 2025, 09:00 WIB
13 Juni 2025, 22:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi