Hyundai Berharap Perang Harga Mereda, Hindari Terjadinya PHK
16 Agustus 2025, 15:00 WIB
Toyota dan Hyundai siap kembangkan mobil hidrogen bersama demi menciptakan mobilitas yang lebih optimal
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Toyota dan Hyundai sepakat melakukan kerja sama untuk mengembangkan mobil berbahan bakar hidrogen. Kemitraan tersebut tentu sangat menarik mebingat keduanya saat ini duduk sebagai produsen mobil terbesar nomor satu serta tiga di seluruh dunia.
Pada semester pertama 2024, Toyota telah menjual sekitar 5,16 juta unit kendaraan sementara Hyundai sudah sebanyak 3,62 juta unit. Jumlah itu pun terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Keduanya juga dikenal sebagai produsen kendaraan berbahan bakar hidrogen. Sejak 2014 Toyota telah memproduksi Mirai sementara Hyundai menghadirkan Nexo pada 2018.
“Toyota dan Hyundai akan bersama-sama menciptakan lingkungan serta mobilitas lebih baik di masa di masa depan,” ungkap Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation dilansir KED Global (27/10)
Walau butuh investasi besar, mereka tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi tersebut ke arah yang lebih baik.
Bahkan Toyota dan Hyundai merupakan salah satu dari 13 perusahaan global yang mendirikan Hydrogen Council pada 2017. Organisasi tersebut kini sudah memiliki 140 anggota serta terus berkomitmen mengembangkan ekosistem hidrogen di seluruh dunia.
Pembangunan ekosistem yang mereka kembangkan mencakup sistem produksi, transportasi, penyimpanan hingga pengisian daya. Investasi tersebut sangat besar sehingga besar sehingga perusahaan besar pun enggan membangunnya sendirian.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pasar kendaraan hidrogem memang penuh tantangan. Pasalnya pada semester 1 2024, penjualannya di seluruh dunia hanya 5.621 unit atau turun 34,1 persen dari tahun sebelumnya.
Keduanya juga dikabarkan akan bekerjasama dalam memanfaatkan robot Humanoid berteknologi Artificial Intelligence (AI). Dengan ini diharapkan produksi kendaraan di masa depan bisa lebih cepat dan murah.
Hal ini tentunya akan makin menguntungkan perusahaan karena biaya produksi bakal lebih murah dibandingkan mempekerjakan pegawai. Selain itu risiko terjadinya kesalahan hingga kecelakaan pun semakin kecil.
Teknologi ini sebenarnya sudah dipakai oleh beberapa pabrikan otomotif seperti Tesla. Hasilnya pun terbilang efektif meski investasi awal cukup tinggi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Agustus 2025, 15:00 WIB
15 Agustus 2025, 20:00 WIB
15 Agustus 2025, 16:00 WIB
14 Agustus 2025, 21:00 WIB
13 Agustus 2025, 22:00 WIB
Terkini
19 Agustus 2025, 07:00 WIB
Suzuki Gixxer SF 250 direcall akibat ditemukannya potensi kerusakan pada sistem pengereman yang berbahaya
19 Agustus 2025, 06:46 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali diterapkan dan dipastikan berdampak pada puluhan jalan di kawasan Ibu Kota
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
Fasilitas SIM keliling Jakarta dapat ditemukan di lima lokasi berbeda hari ini, simak informasi lengkapnya
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Bandung ada di dua lokasi, melayani perpanjangan masa berlaku SIM A maupun C yang masih berlaku
19 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 19 Agustus 2025 kembali diterapkan oleh pemerintah untuk kurangi kepadatan lalu lintas
18 Agustus 2025, 17:00 WIB
Honda mengurangi target penjualan dan investasi mobil listrik imbas penurunan yang terjadi di pasar global
18 Agustus 2025, 15:00 WIB
Penjualan kendaraan listrik global Januari hingga Juli 2025 berhasil tumbuh dengan Cina sebagai tulang punggung
18 Agustus 2025, 13:08 WIB
Marc Marquez unggul jauh dari para rivalnya setelah mengemas 418 poin di klasemen sementara MotoGP 2025