Manuver Berbahaya Dua Bus Damri di Jalan Tol, Sopir Diberi Sanksi
29 Desember 2025, 13:00 WIB
Memasuki musim hujan pengemudi mobil perlu lebih awas berkendara di jalan tol guna antisipasi kecelakaan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Memasuki musim hujan, pengemudi mobil perlu lebih berhati-hati saat berkendara khususnya saat berada di jalan tol. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan.
Karena kendaraan rawan terkena aquaplaning apabila dipacu dalam kecepatan tinggi di jalan basah. Membuat mobil hilang kendali dan membahayakan kendaraan lain di sekitarnya.
Aquaplaning sendiri merupakan kondisi di mana genangan air memisahkan permukaan ban dengan jalan, membuat ban kehilangan daya cengkeramnya.
Selanjutnya jika kendaraan di sekitar tidak menjaga jarak aman, tentu akan terkena dampak dari mobil lain yang mengalami kendala di depannya. Tidak ada ruang untuk menghindari ataupun berpindah jalur aman.
Praktisi keselamatan berkendara menilai saat ini masih banyak pengemudi abai terhadap kondisi cuaca dan jalan yang dilalui di tol. Padahal kecepatan dan jarak antar mobil perlu disesuaikan ketika mengemudi saat hujan.
“Kalau jarak, kecepatan di kondisi ideal itu 80 km/jam. Nah kalau hujan, tentu kita tidak bisa menggunakan kecepatan maksimum 80 km/jam,” kata Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Center kepada KatadataOTO, Senin (11/11).
Apabila tidak mengurangi kecepatan dan jaga jarak aman, pengemudi akan gagal mengantisipasi potensi bahaya.
Hanya saja pengemudi kerap abai dengan hal tersebut. Padahal menurut Jusri berkendara tidak bisa sekadar mengandalkan keterampilan atau kebiasaan tetapi juga pengetahuan.
“Masalahnya di situ. Ini (kecelakaan) akan terjadi terus kalau melihat perilaku pengguna kendaraan bermotor di Indonesia,” kata Jusri.
Menanggapi kejadian di Tol Cipularang di mana rem truk diduga blong, Jusri menegaskan pengemudi harus melakukan penyesuaian berkendara apalagi di kondisi hujan dan jalan basah.
“Harus diinvestigasi. Mungkin pada saat turunan persneling dia netralkan untuk menghemat bensin atau solar. Begitu jalur landai dia baru memasukkan ke gigi dua misalnya,” jelas Jusri.
Saat dilakukan ia menjelaskan kendaraan akan melakukan Engine Brake. Jadi mobil sulit dikendalikan dan berimbas mencelakakan pengguna jalan lain.
“Apa yang harus dilakukan? Mereka (sopir truk) harus memiliki pengetahuan. Cara mengemudi truk bagaimana, boleh atau tidak menetralkan (persneling) saat turunan,” tegas dia.
Pengetahuan dalam berkendara itu kemudian juga diimbangi dengan kondisi kendaraan prima, tekanan ban sesuai dan tidak mengangkut muatan melebihi kapasitas.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
29 Desember 2025, 13:00 WIB
26 Desember 2025, 07:00 WIB
18 Desember 2025, 08:00 WIB
10 Desember 2025, 15:00 WIB
29 November 2025, 09:00 WIB
Terkini
31 Desember 2025, 09:00 WIB
Dinas Perhubungan telah menyiapkan kantong parkir Car Free Night untuk memudahkan masyarakat yang bawa kendaraan
31 Desember 2025, 08:00 WIB
Dinas Perhubungan bakal rekayasa lalu lintas di TMII dan Ragunan untuk hindari kepadatan di malam tahun baru
31 Desember 2025, 07:00 WIB
Koleksi motor mantan atlet dan buron FBI jadi perhatian, banyak unit bersejarah dari Moto2 sampai MotoGP
31 Desember 2025, 06:00 WIB
Di penghujung tahun perpanjangan masa berlaku kartu bisa dimanfaatkan di SIM keliling Jakarta hari ini
31 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta terakhir di tahun ini tetap dilangsungkan dengan ketat untuk atasi kemacetan lalu lintas
31 Desember 2025, 06:00 WIB
Memasuki libur tahun baru 2026, SIM keliling Bandung tetap dihadirkan demi memfasilitasi kebutuhan pengendara
30 Desember 2025, 19:00 WIB
Pelarangan door handle elektrik bergaya flush atau hidden pada mobil Cina bakal merevolusi desain kendaraan
30 Desember 2025, 18:00 WIB
Di 2025 angka penjualan mobil Cina diprediksi tembus 27 juta unit, sementara pabrikan Jepang 25 juta unit