Kecelakaan Tol Cipularang Dipicu Rem Blong, Begini Kata Pengamat
12 November 2024, 10:00 WIB
Memasuki musim hujan pengemudi mobil perlu lebih awas berkendara di jalan tol guna antisipasi kecelakaan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Memasuki musim hujan, pengemudi mobil perlu lebih berhati-hati saat berkendara khususnya saat berada di jalan tol. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan.
Karena kendaraan rawan terkena aquaplaning apabila dipacu dalam kecepatan tinggi di jalan basah. Membuat mobil hilang kendali dan membahayakan kendaraan lain di sekitarnya.
Aquaplaning sendiri merupakan kondisi di mana genangan air memisahkan permukaan ban dengan jalan, membuat ban kehilangan daya cengkeramnya.
Selanjutnya jika kendaraan di sekitar tidak menjaga jarak aman, tentu akan terkena dampak dari mobil lain yang mengalami kendala di depannya. Tidak ada ruang untuk menghindari ataupun berpindah jalur aman.
Praktisi keselamatan berkendara menilai saat ini masih banyak pengemudi abai terhadap kondisi cuaca dan jalan yang dilalui di tol. Padahal kecepatan dan jarak antar mobil perlu disesuaikan ketika mengemudi saat hujan.
“Kalau jarak, kecepatan di kondisi ideal itu 80 km/jam. Nah kalau hujan, tentu kita tidak bisa menggunakan kecepatan maksimum 80 km/jam,” kata Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Center kepada KatadataOTO, Senin (11/11).
Apabila tidak mengurangi kecepatan dan jaga jarak aman, pengemudi akan gagal mengantisipasi potensi bahaya.
Hanya saja pengemudi kerap abai dengan hal tersebut. Padahal menurut Jusri berkendara tidak bisa sekadar mengandalkan keterampilan atau kebiasaan tetapi juga pengetahuan.
“Masalahnya di situ. Ini (kecelakaan) akan terjadi terus kalau melihat perilaku pengguna kendaraan bermotor di Indonesia,” kata Jusri.
Menanggapi kejadian di Tol Cipularang di mana rem truk diduga blong, Jusri menegaskan pengemudi harus melakukan penyesuaian berkendara apalagi di kondisi hujan dan jalan basah.
“Harus diinvestigasi. Mungkin pada saat turunan persneling dia netralkan untuk menghemat bensin atau solar. Begitu jalur landai dia baru memasukkan ke gigi dua misalnya,” jelas Jusri.
Saat dilakukan ia menjelaskan kendaraan akan melakukan Engine Brake. Jadi mobil sulit dikendalikan dan berimbas mencelakakan pengguna jalan lain.
“Apa yang harus dilakukan? Mereka (sopir truk) harus memiliki pengetahuan. Cara mengemudi truk bagaimana, boleh atau tidak menetralkan (persneling) saat turunan,” tegas dia.
Pengetahuan dalam berkendara itu kemudian juga diimbangi dengan kondisi kendaraan prima, tekanan ban sesuai dan tidak mengangkut muatan melebihi kapasitas.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
12 November 2024, 10:00 WIB
12 November 2024, 08:00 WIB
12 November 2024, 07:00 WIB
11 November 2024, 17:44 WIB
11 November 2024, 17:22 WIB
Terkini
12 November 2024, 11:00 WIB
Ferrari gandeng IBM untuk mengembangkan teknologi digital untuk memberi pengalaman baru pada penggemarnya
12 November 2024, 10:00 WIB
Mengantisipasi kecelakaan Tol Cipularang di masa mendatang, pengamat sebut perlu ada edukasi sopir truk
12 November 2024, 09:00 WIB
Hyundai Ioniq 5 N siap menjamu awak media dari beberapa negara guna membuktikan performa di sirkuit Mandalika
12 November 2024, 08:00 WIB
Truk bermuatan kardus yang menjadi penyebab kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 diduga mengalami rem blong
12 November 2024, 07:00 WIB
23 orang alami luka ringan, empat luka berat dan satu meninggal dunia dalam kecelakaan tol Cipularang KM 92
12 November 2024, 06:00 WIB
Beroperasi di dua lokasi strategis, berikut kami rangkum informasi lengkap SIM keliling Bandung hari ini
12 November 2024, 06:00 WIB
Polda Metro Jaya menghadirkan SIM Keliling Jakarta buat melayani masyarakat di Ibu Kota pada hari ini
12 November 2024, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta kembali diterapkan untuk memastikan kelancaran arus kendaraan di Ibu Kota