Harga BBM Shell sampai Vivo Naik di Juli 2025, Cek yang Termurah
01 Juli 2025, 12:00 WIB
Toyota nilai kenaikan harga BBM bersubsidi menjadi kesempatan baru bagi kendaraan ramah lingkungan melejit
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Toyota nilai kenaikan harga BBM non subsidi jadi kesempatan baru untuk mengoptimalkan penjualan kendaraan ramah lingkungan. Pasalnya masyarakat akan mencari mobil yang lebih hemat atau bahkan tak memerlukan bensin sama sekali.
Dengan demikian kenaikan harga BBM tidak akan menjadi suatu kekhawatiran bagi mereka. Hal ini diungkapkan oleh Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director Toyota Astra Motor pada TrenOto.
“Mungkin akan terjadi perpindahan permintaan ke model yang lebih ramah lingkungan. Karena bagaimana pun bahan bakar merupakan fix cost terbesar serta menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan kendaraan,” ungkapnya (02/10).
Oleh karena itu, ia pun memperkirakan akan ada peningkatan di segmen kendaraan elektrifikasi seperti Hybrid, Plug-In Hybrid atau bahkan Battery EV. Pasalnya teknologi tersebut memang dikenal hemat bahan bakar.
“Selain itu model-model Internal Combustion Engine (ICE) yang hemat bahan bakar seperti LCGC pun bisa menjadi pilihan,” tegasnya kemudian.
Anton pun menambahkan bahwa kenaikan harga BBM sebenarnya bukanlah hal yang aneh dan masyarakat sudah cukup terbiasa. Oleh karena itu dirinya yakin situasi ini tidak akan memberi dampak signifikan.
“Penyesuaian harga bukan yang pertama kali jadi rasanya sudah cukup biasa. Bila melihat sejarahnya, dampak langsung terhadap pembelian mobil tidak signifikan karena biasanya konsumen telah merencanakannya lama dan faktor ini tidak memberi pengaruh besar,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa kenaikan harga BBM non subsidi sudah dilakukan sejak 1 Oktober 2023 dengan besaran berbeda di masing-masing jenis. Langkah ini diambil setelah melonjaknya banderol minyak mentah dunia sejak September.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi minyak yang dilakukan Arab Saudi. Langkah tersebut pun akan mereka lakukan hingga akhir 2023.
Kebijakan tersebut pun pernah mereka lakukan pada September hingga Desember 2022 sehingga membuat harga minyak kala itu melonjak. Namun diperkirakan kondisinya akan lebih buruk dibanding sebelumnya.
Pasalnya Rusia juga mengurangi jumlah ekspor minyak mentah mereka. Akibatnya negara-negara importir seperti Indonesia terkena imbasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 12:00 WIB
01 Juli 2025, 07:00 WIB
30 Juni 2025, 08:00 WIB
23 Juni 2025, 19:00 WIB
01 Juni 2025, 19:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025
03 Juli 2025, 14:00 WIB
Karoseri Laksana mengirimkan satu bus ke Sri Lanka untuk digunakan kegiatan pariwisata serta antarkota
03 Juli 2025, 13:00 WIB
Suzuki Fronx punya modal untuk disukai konsumen Indonesia lewat proporsi eksterior dan desain, kenyamanan juga mesin yang hemat
03 Juli 2025, 12:00 WIB
Diler motor Honda di Kota Bandung menawarkan CUV e: dengan harga yang menarik dan berlaku selama Juli 2025
03 Juli 2025, 11:08 WIB
Petronas Sepang International Circuit bakal dukung penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025 dengan mengirim tenaga ahli
03 Juli 2025, 09:00 WIB
KatadataOTO merangkum daftar lengkap harga mobil listrik Juli 2025 yang berstatus on the road Jakarta
03 Juli 2025, 08:00 WIB
Pengusaha audio kendaraan roda empat merasakan dampak dari lesunya penjualan mobil baru yang ada di Indonesia