Spesifikasi Neta V-II, Meluncur di PEVS 2024 Rp 200 Jutaan
30 April 2024, 18:03 WIB
Berikut kelebihan dan kekurangan dari baterai mobil listrik jenis LFP maupun lithium-Ion perlu diketahui
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pasar mobil listrik terus berkembang di berbagai belahan dunia. Hal itu membuat industri pendukung ikut terdongkrak.
Seperti baterai mobil listrik yang turut maju. Sebab kini sudah banyak jenis penampung daya digunakan pada kendaraan ramah lingkungan.
Salah satu sering dipakai adalah baterai lithium-ion. Namun beberapa produsen menyematkan jenis LFP (Lithium Iron Phosphate).
Dilansir dari Motor1.com, keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Sehingga masing-masing menawarkan kelebihan serta kekurangan.
Baterai lithium-ion sendiri terbuat dari kandungan seperti nikel, mangan sama kobalt. Jadi cukup popular di pasar kendaraan setrum.
Sementara penampung daya listrik LFP memiliki komposisi yang mirip dengan lithium-ion. Akan tetapi khusus satu ini mengandalkan fosfat sebagai bahan penyusun katoda dan karbon buat anoda.
Di sisi lain LFP diklaim menawarkan berbagai kelebihan. Seperti kemampuan melepas panas sangat baik dibanding baterai lithium-ion sehingga penyimpanan daya listrik maksimal.
Kemudian siklus pengisian ulang baterai atau charging juga lebih banyak bisa mencapai 10 ribu kali. Dengan begitu masa pakai LFP jadi lama.
Sementara lithium-ion dua sampai tiga kali lebih sedikit dari jumlah di atas atau sekitar 3.000 kali pengecasan.
Kelebihan baterai LFP selanjutnya adalah tidak mudah terbakar, berbeda dengan sang kompetitor.
Sebab belum lama ini sebuah kapal kargo yang mengangkut baterai lithium-ion terbakar di wilayah Alaska. Kondisi itu bahkan terjadi selama berhari-hari.
Kemudian juga pernah dialami mobil listrik Tesla Y terbakar di kawasan Pine Level, Carolina Utara. Pemadam membutuhkan waktu lama serta 36 ribu galon air guna menjinakan si jago merah.
Memang lithium-ion jika sudah terbakar dinilai sulit buat ditangani karena api berpotensi muncul lagi beberapa jam setelah dipadamkan.
Namun penampung daya satu ini tetap memiliki nilai tambah sendiri. Sebut saja kepadatan energi lebih baik dari LFP jadi mampu melakukan pengisian daya cepat.
Lalu lithium-ion juga memiliki dimensi jauh lebih kecil dan ringan. Sementara LFP cukup besar serta berat selain itu harganya mahal.
Di sisi lain kedua penampung daya tersebut cukup banyak digunakan sejumlah mobil listrik di Indonesia. Seperti Hyundai Ioniq 5, Ioniq 6, Neta V, Citroen eC3, DFSK Gelora E, Kia EV6 sama Kia EV9 mengandalkan lithium Ion.
Sedangkan pengguna dari baterai LFP juga tidak kalah ramai. Sebut saja Wuling Air ev, Wuling BinguoEV sampai Seres E1.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
30 April 2024, 18:03 WIB
30 April 2024, 17:00 WIB
30 April 2024, 15:42 WIB
30 April 2024, 14:36 WIB
30 April 2024, 14:33 WIB
Terkini
30 April 2024, 22:02 WIB
Terdapat diskon Rp 8,5 juta buat pembelian motor listrik Honda EM1 e: yang bisa dimanfaatkan pengunjung
30 April 2024, 19:00 WIB
Komitmen pakai kendaraan listrik 10 persen dari total armada, Bluebird gunakan BYD E6 generasi terbaru
30 April 2024, 18:03 WIB
Merupakan versi pembaruan dari Neta V dan akan dirakit lokal, berikut rangkuman spesifikasi Neta V-II
30 April 2024, 18:00 WIB
Keeway Luncurkan 4 sepeda motor listrik di Periklindo Electric Vehicle Show 2024 dengan beragam keunggulan
30 April 2024, 17:00 WIB
Pemerintah angka penjualan mobil listrik di Indonesia pada tahun ini bisa menyentuh angka 50 ribu unit
30 April 2024, 16:00 WIB
Bekerja sama dengan Motoriz, Gesits menawarkan program sewa motor listrik kepada pengunjung PEVS 2024
30 April 2024, 15:42 WIB
Wuling Cloud EV sudah dibuka keran pemesanannya dengan harga estimasi sebesar Rp 410 juta dan bisa coba
30 April 2024, 14:36 WIB
Sempat terhambat, BYD janji kirim unit ke konsumen Juni 2024 setelah resmi komitmen untuk dirikan pabrik