Test Drive Suzuki Fronx, Punya Modal untuk Populer di Indonesia
03 Juli 2025, 13:00 WIB
Osamu Suzuki dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (27/12) 15.53 waktu setempat karena mengidap limfoma
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kabar duka menyelimuti dunia otomotif. Osamu Suzuki, mantan CEO Suzuki dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (27/12) pukul 15.53 waktu setempat.
Osamu disebut-sebut tutup usia akibat penyakitnya yang sudah lama diderita, yakni limfoma atau kanker kelenjar getah bening.
“Sesuai keinginan almarhum, pemakanan akan dihadiri oleh kerabat terdekat saat abunya dikebumikan,” ungkap Toshihiro Suzuki, putra kedua Osamu di laman resmi Suzuki Jepang.
Toshihiro menuturkan bahwa keluarga menolak bantuan apapun yang diberikan oleh berbagai pihak. Seperti kunjungan belasungkawa, uang, bunga sampai telegram.
“Upacara perpisahan akan diadakan di kemudian hari (tanggal serta lokasi bakal ditentukan),” lanjut Toshihiro.
Kepergian Osamu Suzuki tentu meninggalkan kenangan mendalam bagi industri otomotif, apalagi untuk pabrikan Suzuki.
Mengingat pria kelahiran 30 Januari 1930 tersebut berkontribusi besar dalam kemajuan manufaktur berlambang S ini.
Melansir The Japa Times, Osamu Suzuki merupakan pimpinan perusahaan dengan masa jabatan terlama. Sebab ia sudah menjadi presiden atau CEO sejak 1978.
Sebelum menjabat sebagai orang nomor satu, Osamu sempat menduduki sejumlah kursi strategis. Lalu dia membuat langkah besar dengan memperkenalkan Alto di negeri Sakura.
Produk satu ini ternyata sukses besar serta berhasil menghidupkan kembali pasar mini car di sana. Berbagai pencapaian mampu diraih oleh Osamu Suzuki.
Hingga akhirnya Suzuki mampu menjual 3,2 juta kendaraan di seluruh dunia pada tahun fiskal yang berakhir di Maret 2024. Membuntuti kompatriot mereka, yakni Toyota.
Pria 94 tahun itu juga membuat Suzuki Motor memimpin ekspansi ke luar Jepang. Sampai-sampai membangun basis produksi di Pakistan hingga Hungaria.
Selama menduduki jabatan sebagai orang nomor satu, Osamu Suzuki membentuk kemitraan. Pertama dengan GM (General Motors) pada 1981.
Perusahaan mobil asal Amerika Serikat tersebut memegang saham Suzuki sebanyak 20 persen. Kerja sama mereka pun terjalin cukup lama.
Sampai pada 2006 GM menjual saham Suzuki. Kemudian mereka menyatakan bangkrut pada 2009 di tengah krisis keuangan global.
Kedua Suzuki Motor berkolaborasi dengan VW (Volkswagen). Perusahaan dari Jerman ini membeli 19,9 saham pada 2010.
Lima tahun berselang kerja sama keduanya harus bubar. Suzuki Motor membeli kembali saham dari tangan VW senilai 3,8 miliar dolar.
Lalu di Juni 2015, Osamu Suzuki menyerahkan tongkat jabatan presiden kepada putranya, kemudian mengambil peran sebagai chairman serta chief executive officer.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 13:00 WIB
24 Juni 2025, 20:00 WIB
24 Juni 2025, 13:12 WIB
23 Juni 2025, 19:35 WIB
23 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
04 Juli 2025, 08:00 WIB
Pemerintah terbuka jika merek Jepang mau ikut program insentif impor mobil listrik seperti yang dinikmati BYD
04 Juli 2025, 07:00 WIB
Aismoli berharap rencana pemberian subsidi motor listrik pada bulan depan bukan sekadar harapan palsu
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Mendekati akhir pekan, SIM keliling Jakarta masih beroperasi sebagai fasilitas alternatif perpanjangan SIM
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 4 Juli 2025 kembali diterapkan guna menghindari terjadinya kemacetan khususnya di jam sibuk
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang tersedia jelang akhir pekan ada di Dago Plaza, JL. IR. Juanda
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD