Lebih Kompetitif, VinFast Beri Tarif Baru Buat Sewa Baterai EV
11 Agustus 2025, 07:00 WIB
Presiden telah menyetujui Huayou untuk menggantikan LG dalam membangun fasilitas produksi baterai EV
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Presiden Prabowo telah menyetujui konsorsium Huayou menggantikan LG pada proyek baterai kendaraan listrik. Dengan demikian proyek hilirisasi baterai senilai 9,8 miliar dolar AS akan terus dilajutkan.
Persetujuan dari presiden diharapkan bisa mempercepat proses pembangunan baterai EV dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
“Sudah diputuskan oleh presiden dan atas arahan beliau sekarang sudah dilakukan konsorsium Huayou sehingga diharapkan tidak ada masalah lagi. Bahkan sekarnag sudah siap dilakukan ground breaking,” ungkap Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dilansir Antara (23/05).
Ia pun mengungkap bahwa dalam struktur kepemilikan proyek ini, BUMN akan menjadi pemegang saham mayoritas.
Sementara untuk joint venture (JV) berikutnya porsi saham BUMN sekarang hanya 30 persen. Namun pemerintah telah berupaya buat menambahnya karena Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan turut berpartisipasi.
“Kami tengah upayakan untuk ada kenaikan karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi. Arahan presiden agar kepemilikan pemerintah dimaksimalkan agar diatas 40 - 50 persen tapi semua itu dalam proses negosiasi," ucap Bahlil kemudian.
Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah resmi mengganti LG dengan Huayou untuk membangun proyek baterai EV bernama Indonesia Grand Package. Tak tanggung-tanggung, nilainya mencapai USD 9,8 miliar atau Rp 165,5 triliun.
Namun Huayou nantinya hanya perlu mengisi sisa investasi sebesar 8,6 miliar dolar AS atau Rp 145,2 triliun. Hal ini karena proyek sudah terealisasi sebesar USD 1,2 miliar atau Rp 20,2 triliun sehingga mereka cuma perlu melanjutkan apa yang sudah ada.
Pada proyek tersebut seluruh proses produksi baterai mobil listrik dari penyediaan bahan baku hingga pembuatan barang bakal dilakukan di dalam negeri. Sehingga bukan tidak mungkin TKDN EV di masa depan bakal semakin besar.
Kehadiran fasilitas tersebut pun diharapkan bisa membuat Indonesia menjadi salah satu negara produsen kendaraan listrik yang diperhitungkan. Terlebih saat ini perkembangan EV di Tanah Air masih baik meski industri otomotif dalam tekanan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 Agustus 2025, 07:00 WIB
08 Agustus 2025, 07:00 WIB
06 Agustus 2025, 08:00 WIB
06 Agustus 2025, 07:00 WIB
05 Agustus 2025, 19:00 WIB
Terkini
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
Mobil listrik Cina mulai diterima konsumen Indonesia, pengamat sorot sejumlah strategi yang diterapkan
12 Agustus 2025, 21:00 WIB
Daihatsu Sigra masih memimpin lima mobil LCGC terlaris di Juli 2025 berkat wholesales sebanyak 2.951 unit
12 Agustus 2025, 20:00 WIB
Toyota recall Alphard, NAV1, Camry, Corolla, Vios dan Yaris lansiran 2001 hingga 2016 karena masalah airbag
12 Agustus 2025, 19:00 WIB
Gaikindo berniat merevisi target penjualan mobil baru di Indonesia pada 2025 karena masih jauh dari harapan
12 Agustus 2025, 18:00 WIB
Daihatsu Sigra jadi mobil terlaris di Jawa Barat berkat harga yang kompetitif dibandingkan produk lain
12 Agustus 2025, 17:00 WIB
Tuai respons positif di Indonesia, mobil hybrid murah dinilai bisa bantu mendongkrak penjualan di Indonesia
12 Agustus 2025, 16:00 WIB
Angka penjualan Wuling secara retail alami kenaikan, masuk di tiga besar merek mobil Cina terlaris Juli 2025
12 Agustus 2025, 15:00 WIB
Kakorlantas menegaskan bakal menindak serta mencopot anggota kepolisian yang terbukti melakukan pungli