Alva Pamerkan Solusi Pengisian Daya Motor Listrik End to End
19 November 2025, 18:54 WIB
Kementrian Perindustrian mengungkap bahwa untuk melakukan hilirisasi baterai EV masih butuh waktu panjang
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Walau penjualan kendaraan listrik di Indonesia sudah semakin tinggi, kebanyakan baterai yang digunakan masih impor dari luar negeri. Hal ini pun menjadi perhatian karena komponen tersebut merupakan bagian terpenting buat EV.
Oleh sebab itu Pemerintah pun telah berupaya agar produksi baterai bisa dilakukan di dalam negeri. Namun hilirisasi baterai kendaraan masih membutuhkan waktu cukup panjang.
Setia Diarta, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) mengungkap masih perlu sekitar dua tahun untuk bisa melakukan hilirisasi baterai secara maksimal.
“Jadi mungkin dalam dua tahun ke depan akan mulai ada hilirisasi baterai yang dihasilkan dari Indonesia sendiri, utamanya baterai berbasis nikel,” ujarnya dilansir Antara (05/11).
Ia mengungkap bahwa saat ini terus berupaya mendorong hilirisasi baterai. Komitmen tersebut bisa dilihat dari hadirnya pabrik dari beberapa konsorsium yang sedang dalam proses pembangunan di Karawang.
Ketika pembangunan sudah selesai dan proses produksi dimulai, diharapkan para pabrikan kendaraan listrik bisa menggunakannya. Sehingga meningkatkan TKDN serta daya saing industri Tanah Air.
Perlu diketahui bahwa Indonesia memang ingin menjadi salah satu pemain utama dalam industri baterai EV. Pemerintah berupaya mengamankan suplai bahan baku, meningkatkan efisiensi rantai pasok serta melakukan kerja sama dan kolaborasi strategis.
Bahkan Presiden Prabowo pada 29 Juni 2025 telah meresmikan ekosistem industri baterai kendaraan listrik terintegrasi. Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama antara PT Aneka Tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC) dan Konsorsium CATL, Brunp serta Lygend (CBL).
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) nilai investasinya pun sangat besar. Dilansir Antara, nilainya mencapai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare.
Komitmen itu menjadi sangat penting karena permintaan baterai kendaraan listrik secara global bakal terus meningkat. Pada 2040 pasarnya diperkirakan bakal mencapai 8.800 gigawatt hour (GWh), sehingga rantai pasok memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
19 November 2025, 18:54 WIB
19 November 2025, 15:00 WIB
29 Oktober 2025, 14:45 WIB
21 Oktober 2025, 17:00 WIB
14 Oktober 2025, 10:00 WIB
Terkini
11 Desember 2025, 09:00 WIB
Kemenhub menghadirkan program mudik gratis untuk menurunkan risiko kecelakaan yang biasa terjadi di jalan
11 Desember 2025, 08:00 WIB
Penjualan Polytron yang hanya ratusan unit membuat mereka lebih realistis dalam menjual mobil listrik
11 Desember 2025, 07:00 WIB
BYD Atto 1 masih jadi mobil terlaris November 2025 dengan wholesales mencapai 8.333 unit, unggul dari Toyota Avanza
11 Desember 2025, 06:00 WIB
Salah satu fasilitas yang bisa dimanfaatkan masyarakat dari kepolisian adalah SIM keliling Bandung hari ini
11 Desember 2025, 06:00 WIB
Tidak ada dispensasi apabial terlambat, SIM dapat diperpanjang di layanan SIM keliling Jakarta hari ini
11 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 11 Desember 2025 bakal diterapkan disejumlah ruas jalan utama untuk kurangi kepadatan
10 Desember 2025, 21:00 WIB
Mitsubishi Fuso menyalurkan bantuan ke korban banjir Sumatera, seperti bahan makanan siap santap dan service
10 Desember 2025, 20:00 WIB
BYD harus merakit lokal setidaknya 60 ribu unit kendaraan di 2026 setelah insentif EV impor berakhir