Peneliti Singgung Produsen EV Masih Ogah Tes Keamanan Baterai
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Penelitian yang dilakukan Mircosoft menggunakan AI berhasil menemukan zat baru buat baterai mobil listrik
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – AI (Artificial Intelligence) sekali lagi menunjukan kapasitasnya sebagai teknologi masa depan. Kali ini dimanfaatkan oleh Microsoft bersama PNNL (Pacific Northwest National Laboratory).
Mereka baru saja menemukan zat baru buat baterai mobil listrik. Bahkan diklaim dapat mengurangi penggunaan lithium sampai 70 persen.
Hal ini merupakan suatu kemajuan, sebab kebutuhan baterai lithium-ion terus meningkat sebanyak 10 kali lipat sampai 2030.
Hal itu membuat para produsen membangun banyak pabrik baterai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara penambangan lithium juga tetap berjalan serta menimbulkan berbagai dampak negatif.
Kemudian lithium adalah material yang langka, mahal dan memiliki efek buruk terhadap lingkungan ketika dilakukan penambangan.
Selanjutya lithium pada baterai mobil listrik memiliki sejumlah kelemahan. Seperti tingginya risiko terjadi kebakaran.
Sehingga Dr Nuria Tapia-Ruiz yang memimpin penelitian baterai di Imperial College London bergerak cepat. Mereka berusaha mencari alternatif lain memakai AI.
“AI berperan penting bagi para peneliti baterai di tahun-tahun mendatang guna membantu memprediksi material baru yang memiliki performa tinggi,” ungkap dia di BBC, Kamis (11/1).
Microsoft bersama PNNPL pun menggunakan AQE (Azure Quantum Elements), sebuah platform yang menggabungkan high-performance computing (HPC) dengan teknologi AI.
PNNL mengandalkan Azure guna mengevaluasi elemen-elemen dapat digunakan sebagai pengganti lithium. Sementara algoritma menghasilkan 32 juta material anorganik potensial.
Kemudian disaring berdasarkan stabilitas, reaktivitas dan kemampuan konduktivitas energi. Berkat kecerdasan buatan, prosesnya berjalan lebih singkat, yakni dalam 80 jam tidak sampai berminggu-minggu.
Lalu dari 32 juta hanya sekitar 800 material yang memiliki potensi. Satu di antaranya dianggap sangat menjanjikan buat meminimalisir penggunaan lithium.
Kendati demikian Dr Edward Brightman, dosen teknik kimia di Universitas Strathclyde menilai kalau AI harus digunakan secara hati-hati. Hal itu agar tidak membawa pengaruh buruk kepada hasil penelitian.
“Bisa saja memberikan hasil palsu atau terlihat bagus di awal. Kemudian berubah menjadi bahan yang tidak dapat disintesis di laboratorium,” kata Edward.
Kendati demikian penemuan zat baru tersebut merupakan sebuah langkah maju. Terlebih para ilmuwan telah mengubah material bernama N2116 menjadi prototipe baterai buat diuji coba.
Dengan begitu baterai mobil listrik jenis baru ini bisa menjadi solusi penyimpanan daya berkelanjutan. Selain itu lebih aman dibandingkan jenis lithium konvensional.
Sebagai informasi material anyar yang disintesis oleh PNNL menggabungkan lithium dan natrium. Jadi pemakaian lithium dapat berkurang serta diharapkan memberikan manfaat lingkungan, keamanan maupun ekonomi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 17:00 WIB
02 Juli 2025, 17:00 WIB
02 Juli 2025, 14:00 WIB
02 Juli 2025, 11:00 WIB
01 Juli 2025, 08:00 WIB
Terkini
04 Juli 2025, 13:28 WIB
Auksi melakukan pengembangan layanan dan lokasi lelang baru untuk menjawab kebutuhan para pelanggan setia
04 Juli 2025, 12:52 WIB
Xiaomi berminat mengekspor mobil listrik ke pasar global, tetapi masih ada satu penghambat yang dihadapi
04 Juli 2025, 11:41 WIB
Lamborghini yang dikendaraan Diogo Jota bersama sang adik terbakar saat kecelakaan di jalan tol A52, Spanyol
04 Juli 2025, 09:00 WIB
Dishub DKI menyiapkan teknologi senilai Rp 120 miliar untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang ada di Ibu Kota
04 Juli 2025, 08:00 WIB
Pemerintah terbuka jika merek Jepang mau ikut program insentif impor mobil listrik seperti yang dinikmati BYD
04 Juli 2025, 07:00 WIB
Aismoli berharap rencana pemberian subsidi motor listrik pada bulan depan bukan sekadar harapan palsu
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Mendekati akhir pekan, SIM keliling Jakarta masih beroperasi sebagai fasilitas alternatif perpanjangan SIM
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 4 Juli 2025 kembali diterapkan guna menghindari terjadinya kemacetan khususnya di jam sibuk