MG 4 EV Resmi Diperkenalkan, Tampilannya Lebih Ramah
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Para produsen asal China disebut tengah kekurangan kapal buat ekspor mobil listrik mereka ke benua biru
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Industri otomotif kini semakin menggeliat di China, namun sejumlah tantangan harus dihadapi dalam memasarkan kendaraan setrum asal negeri tirai bambu akhir-akhir ini.
Sebab menurut laporan Financial Times, para manufaktur mengalami kekurangan kapal buat ekspor mobil listrik ke daratan Eropa. Hal itu setelah melonjaknya ekspor kendaran ramah lingkungan dari Tiongkok.
Namun tidak dibarengi dengan ketersediaan armada laut guna mengangkut. Kemudian ada andil dampak dari badai pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020.
“Covid-19 menyebabkan banyak kapal yang digunakan untuk mengirim mobil dibatalkan karena permintaan kendaraan merosot ke titik terendah dalam sejarah,” ungkap Matthias Schmidt, seorang analis.
Schmidt lantas mengatakan kalau hal itu membuat perusahan pelayaran membatasi pasokan dan menaikan harga sewa setinggi mungkin. Sekitar 10 persen lebih besar dibandingkan pada 2022.
Tentu hal tersebut menyebabkan masalah besar dalam pengiriman mobil listrik dari China. Apalagi para produsen tidak memiliki fasilitas produksi di benua biru.
Kendati demikian para perusahaan pelayaraan mulai sadar akan masalah di atas. Membuat mereka menambah armada kapal guna mengatasinya.
“Namun kapal-kapal baru kemungkinan besar tidak akan beroperasi setidaknya dalam dua tahun ke depan. Selain itu permintaan mobil listrik terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan,” tegas dia.
Sebagai informasi, China disebut telah mengeskpor kendaraan roda empat setrum sebanyak 4.3 unit sepanjang 2023. Jumlah itu bahkan mengalahkan rekor tahun-tahun sebelumnya.
Lalu dikatakan kalau para perusahaan asal Tiongkok meningkatkan ekspor dikarenakan kelebihan kapasitas. Semakin diperparah karena mereka tidak memiliki alternatif lain guna mengangkut produk ke benua biru dengan kapal.
Sekadar informasi China melampaui Jepang sebagai pengekspor kendaraan terkemuka pada 2023. Hal itu seiring banyaknya konsumen beralih ke kendaraan elektrik.
Di sisi lain guna merespon masalah kekurangan kapal sejumlah pabrikan China bergerak cepat. Contohnya seperti BYD tengah menginvestasikan miliaran dolar dalam pembelian kapal pengangkut mobil baru.
Akan tetapi ini adalah solusi jangka panjang dan masih mempengaruhi kemampuan China buat memenuhi permintaan global yang semakin meningkat untuk kendaraan listrik berkualitas dari negara tersebut.
Selanjutnya para produsen otomotif juga berniat buat mendirikan pabrik di Eropa. Namun langkah satu ini baru berjalan dalam beberapa waktu ke depan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 21:00 WIB
03 Juli 2025, 20:00 WIB
03 Juli 2025, 09:00 WIB
02 Juli 2025, 22:00 WIB
02 Juli 2025, 14:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025