Peneliti Nilai Mobil Listrik Baterai Nikel Perlu Diberi Insentif
02 Juli 2025, 14:00 WIB
Tidak hanya insentif, kemudahan akses infrastruktur juga jadi daya tarik agar orang beralih ke motor listrik
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Selain harga, keterjangkauan infrastruktur kendaraan listrik jadi satu pertimbangan masyarakat sebelum membeli motor listrik.
Sayangnya belum semua baterai swap maupun stasiun pengisian daya motor listrik terstandar atau bisa digunakan berbagai jenis model.
Beberapa hanya bisa dipakai oleh model tertentu yang disiapkan oleh manufaktur kendaraan listrik tersebut.
Hal ini menjadi kendala baru buat konsumen Tanah Air. Karena akan sangat merepotkan apabila swap station dan stasiun pengisian daya ada dalam jumlah terbatas.
Padahal motor listrik mulai banyak digunakan oleh ojek online yang tentu perlu mengisi daya atau swap baterai dalam jangka waktu tertentu.
“Ini di Indonesia kenyataannya, 52 brand semua berbeda-beda baterainya. Ukuran juga berbeda,” kata Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute di Jakarta belum lama ini.
Menurut Prof. Evvy, dengan adanya standardisasi baterai pemilik kendaraan bisa leluasa melakukan pengecasan maupun swap baterai di stasiun disediakan.
Perluasan jaringan swap dan stasiun pengisian juga disebut akan lebih mudah, cepat menjangkau berbagai daerah jika ada standar ditetapkan.
“Kalau itu terjadi saya yakin orang pasti berpindah ke (kendaraan berbasis) baterai,” ucap Prof. Evvy.
Pada mobil listrik, ekosistemnya sudah mulai berkembang. Sementara di sektor motor listrik khususnya yang menggunakan sistem swap, infrastrukturnya belum tersebar merata.
Kemudian diharapkan manufaktur bisa bantu sediakan stasiun pengisian daya lintas merek. Pengguna motor listrik brand lain cukup membayar uang administrasi tambahan.
“Sama (seperti ATM), Kartu Mandiri, masuk ke BRI bayar Rp 6.500. Dibuat sederhana saja, jadi investasinya tidak terlalu banyak,” tegas Prof. Evvy.
Dalam kesempatan berbeda beberapa waktu lalu, Kemenperin (Kementerian Perindustrian) telah mengungkapkan niat untuk mencanangkan aturan standardisasi baterai motor listrik.
“Dengan ada standarisasi baterai listrik kami berharap ada banyak investor yang mau berinvestasi. Kemudian dari sisi konsumennya lebih mudah melakukan swap atau shifting,” ungkap Febri Hendri Antoni Arif, Juru Bicara Kemenperin.
Tak hanya memudahkan konsumen, standardisasi baterai diklaim bisa mendorong pelaku industri baterai dalam negeri semakin berkembang.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Juli 2025, 14:00 WIB
02 Juli 2025, 13:00 WIB
02 Juli 2025, 11:00 WIB
25 Juni 2025, 22:00 WIB
24 Juni 2025, 21:00 WIB
Terkini
02 Juli 2025, 16:24 WIB
Harga tiket MotoGP Mandalika dan Malaysia 2025 memiliki perbedaan yang cukup mencolok di beberapa kelas
02 Juli 2025, 14:00 WIB
Bantu hilirisasi nikel, peneliti nilai pemerintah perlu lebih mendukung produsen mobil listrik baterai nikel
02 Juli 2025, 13:00 WIB
Subsidi motor listrik dikabarkan sudah semakin dekat untuk dikuncurkan oleh pemerintah ungkap Wamenperin
02 Juli 2025, 12:00 WIB
Aspal Sirkuit Sepang sudah diperbaiki untuk menyambut MotoGP Malaysia 2025 yang diselenggarakan Oktober
02 Juli 2025, 11:00 WIB
Pengolahan limbah baterai mobil listrik disebut menjadi tanggung jawab produsen didukung regulasi pemerintah
02 Juli 2025, 09:00 WIB
PT ADM menanggapi kemungkinan Daihatsu Move dijual di Indonesia setelah modelnya terdaftar pada Februari 2025
02 Juli 2025, 08:00 WIB
Berbagai hal tengah disiapkan agar para konsumen di Indonesia dapat segera membeli mobil listrik Jaecoo J5 EV
02 Juli 2025, 07:00 WIB
Harga tiket MotoGP Malaysia 2025 terbilang cukup kompetitif buat memudahkan masyarakat lakukan pembelian