Studi Ungkap Alasan Orang Indonesia Mulai Beli Mobil Listrik
08 Juli 2025, 22:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Keamanan baterai EV (Electric Vehicle) atau kendaraan listrik, baik motor ataupun mobil jadi satu hal krusial yang patut diperhatikan produsen.
Sebab kecelakaan melibatkan baterai EV kerap berdampak fatal. Perlu diingat, api dari sumber penampung daya tersebut nyaris mustahil dipadamkan.
Sehingga seharusnya, keamanan baterai perlu jadi perhatian semua pihak baik pembuat kebijakan maupun produsen.
Sayangnya, masih ada manufaktur disebut enggan melakukan pengujian komprehensif di laboratorium khusus. Dalam hal ini kendaraan roda dua.
“Saya tidak bisa sebut (nama) produk. Tetapi terus terang APM (Agen Pemegang Merek) penjual motor mostly bilang, kan tidak wajib (uji keamanan baterai EV),” kata Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, dahulu salah satu alasannya adalah tidak ada laboratorium pengujian baterai yang dapat digunakan.
Pihaknya menyebut seiring berjalannya waktu, laboratorium dimaksud akhirnya dibangun untuk mengakomodir kebutuhan pengujian baterai khusus motor listrik.
“Tetapi ketika kita endorse, mereka untuk mengetes alasannya mahal dan lain-lain. Kalau kita bicara nyawa, tidak ada mahal,” tegas Prof. Evvy.
Dia juga menyorot pada motor listrik dengan baterai-baterai dari Cina tidak dapat menyuguhkan performa seperti seharusnya.
“Misal kapasitas seharusnya 20 Ah, tetapi ternyata hanya 11 persen. Tetapi orang tidak tahu itu,” kata Prof. Evvy.
Di masa mendatang dia berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam menegakkan regulasi terkait keamanan baterai motor listrik.
Sehingga dapat mencegah potensi terjadinya kecelakaan fatal, mengingat mulai banyak pengguna motor listrik merupakan pengemudi ojek online dengan mobilitas tinggi.
“Safety ini juga menjadi hal yang sangat saya perjuangkan, kalau di Jerman jika bicara safety (artinya) tidak ada yang terluka. Mungkin di Indonesia belum sampai ke sana,” ungkap dia.
Pihaknya juga terbuka terhadap kerja sama dengan merek-merek motor listrik terkait apabila ingin melakukan pengujian terhadap baterai EV mereka.
“Ini adalah concern saya untuk menjaga pengguna. Dan kebanyakkan pengguna itu kan ojol,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
08 Juli 2025, 22:00 WIB
08 Juli 2025, 17:01 WIB
08 Juli 2025, 12:53 WIB
08 Juli 2025, 08:00 WIB
07 Juli 2025, 17:00 WIB
Terkini
09 Juli 2025, 07:00 WIB
SIM milik pelaku perundungan akan dicabut untuk membuat masyarakat khususnya remaja jera melakukannya
09 Juli 2025, 06:00 WIB
Masyarakat di Kota Kembang bisa mendatangi SIM keliling Bandung hari ini untuk perpanjang dokumen berkendara
09 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali diberlakukan di puluhan ruas jalan utama guna mengatasi kemacetan lalu lintas
08 Juli 2025, 22:00 WIB
Ada beberapa faktor yang disebut sebagai pemicu orang Indonesia mulai tertarik membeli mobil listrik
08 Juli 2025, 21:49 WIB
Jasa Marga bakal melarang kendaraan besar keluar di pintu Tol Jatiasih, Bekasi selama 30 hari ke depan
08 Juli 2025, 20:00 WIB
BMW Astra kembali menggelar turnamen golf Joycup 2025 pada Kamis (10/07) bertempat di Royale Jakarta Golf Club
08 Juli 2025, 19:00 WIB
Honda jadi pabrikan terlaris ketiga di Indonesia pada semester I 2025 berkat tingginya pemintaan di bulan Juni
08 Juli 2025, 18:00 WIB
Buat pertama kalinya, mobil listrik Nissan N7 yang dibuat khusus pasar Cina akan diekspor ke berbagai negara