Mazda Siap Boyong EZ-6 Kembaran Deepal LO7, Changan Buka Suara
16 November 2025, 17:00 WIB
Bantu hilirisasi nikel, peneliti nilai pemerintah perlu lebih mendukung produsen mobil listrik baterai nikel
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Hilirisasi nikel yang ingin digencarkan pemerintah saat ini bermaksud membentuk ekosistem kompetitif rantai nilai baterai lithium dan kendaraan listrik.
Namun pada kenyataannya saat ini banyak mobil listrik terkhusus asal Tiongkok justru menggunakan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate), bukan NMC (Nickel Manganese Cobalt).
Padahal peneliti menilai penting bagi pemerintah buat lebih mendukung produsen mobil listrik yang telah memakai baterai berbasis nikel.
Sehingga di masa mendatang dapat ikut memanfaatkan potensi nikel di dalam negeri. Perlu ada regulasi untuk mengatur hal tersebut.
“Jadi ketika buat insentif, harus dilihat yang berbasis nikel,” kata Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute ketika ditemui di acara Populix x Forwot di Jakarta, Selasa (01/07).
Menurut Prof. Evvy, perwakilan CEO dari PT HLI Green Power yang merupakan joint venture antara LG dan Hyundai mengaku bahwa mereka merasa kesulitan bersaing karena berbasis NMC.
“Pemerintah seharusnya mendukung (EV) berbasis nikel. Ya jelas, tidak bisa berkompetisi antara yang berbasis nikel dengan LFP,” lanjut Prof. Evvy.
Dari segi harga, mobil listrik dengan baterai NMC memang terbilang lebih mahal ketimbang LFP. Sebagai gambaran kasar, Hyundai Ioniq 5 dan BYD Sealion 7 berada di kelas yang sama, tetapi terpaut jarak hampir Rp 100 jutaan untuk masing-masing tipe terendah.
Perlu diketahui, Hyundai menggunakan baterai NMC berbasis nikel. Sementara BYD dibekali Blade Battery material LFP.
Harga masih menjadi salah satu faktor penentu banyak konsumen dalam melakukan pembelian kendaraan.
“(Konsumen) cuma akan nanya harga. (Contoh) Hyundai Ioniq 5 Rp 800 juta, BYD Rp 600 juta, Anda akan pilih BYD,” kata dia.
Apabila nikel di dalam negeri bisa dimanfaatkan dan membuat harga mobil listrik berbaterai NMC bersaing, proses hilirisasi nikel Indonesia dinilai bisa semakin optimal.
Dia mengingatkan fakta bahwa Indonesia merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia. Jadi penting bagi pemerintah untuk mendorong penggunaan NMC, khususnya kendaraan bermotor roda empat.
“Jadi mau tidak mau, itu (mobil listrik baterai nikel) yang harus dikasih insentif dan dibatasi kendaraan berbasis LFP. Begitu saja,” tegas Prof. Evvy.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 17:00 WIB
16 November 2025, 15:14 WIB
14 November 2025, 22:00 WIB
14 November 2025, 21:00 WIB
14 November 2025, 15:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang
15 November 2025, 21:43 WIB
Alex Marquez berhasil keluar sebagai pemenang pada sprint race MotoGP Valencia 2025 usai menudukkan Acosta