Ini Jenis Mobil yang Banyak Dipakai di Jepang, LCGC Negeri Sakura
30 September 2025, 18:17 WIB
Bantu hilirisasi nikel, peneliti nilai pemerintah perlu lebih mendukung produsen mobil listrik baterai nikel
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Hilirisasi nikel yang ingin digencarkan pemerintah saat ini bermaksud membentuk ekosistem kompetitif rantai nilai baterai lithium dan kendaraan listrik.
Namun pada kenyataannya saat ini banyak mobil listrik terkhusus asal Tiongkok justru menggunakan baterai LFP (Lithium Iron Phosphate), bukan NMC (Nickel Manganese Cobalt).
Padahal peneliti menilai penting bagi pemerintah buat lebih mendukung produsen mobil listrik yang telah memakai baterai berbasis nikel.
Sehingga di masa mendatang dapat ikut memanfaatkan potensi nikel di dalam negeri. Perlu ada regulasi untuk mengatur hal tersebut.
“Jadi ketika buat insentif, harus dilihat yang berbasis nikel,” kata Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute ketika ditemui di acara Populix x Forwot di Jakarta, Selasa (01/07).
Menurut Prof. Evvy, perwakilan CEO dari PT HLI Green Power yang merupakan joint venture antara LG dan Hyundai mengaku bahwa mereka merasa kesulitan bersaing karena berbasis NMC.
“Pemerintah seharusnya mendukung (EV) berbasis nikel. Ya jelas, tidak bisa berkompetisi antara yang berbasis nikel dengan LFP,” lanjut Prof. Evvy.
Dari segi harga, mobil listrik dengan baterai NMC memang terbilang lebih mahal ketimbang LFP. Sebagai gambaran kasar, Hyundai Ioniq 5 dan BYD Sealion 7 berada di kelas yang sama, tetapi terpaut jarak hampir Rp 100 jutaan untuk masing-masing tipe terendah.
Perlu diketahui, Hyundai menggunakan baterai NMC berbasis nikel. Sementara BYD dibekali Blade Battery material LFP.
Harga masih menjadi salah satu faktor penentu banyak konsumen dalam melakukan pembelian kendaraan.
“(Konsumen) cuma akan nanya harga. (Contoh) Hyundai Ioniq 5 Rp 800 juta, BYD Rp 600 juta, Anda akan pilih BYD,” kata dia.
Apabila nikel di dalam negeri bisa dimanfaatkan dan membuat harga mobil listrik berbaterai NMC bersaing, proses hilirisasi nikel Indonesia dinilai bisa semakin optimal.
Dia mengingatkan fakta bahwa Indonesia merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia. Jadi penting bagi pemerintah untuk mendorong penggunaan NMC, khususnya kendaraan bermotor roda empat.
“Jadi mau tidak mau, itu (mobil listrik baterai nikel) yang harus dikasih insentif dan dibatasi kendaraan berbasis LFP. Begitu saja,” tegas Prof. Evvy.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 September 2025, 18:17 WIB
30 September 2025, 17:30 WIB
26 September 2025, 17:00 WIB
24 September 2025, 17:00 WIB
24 September 2025, 13:00 WIB
Terkini
30 September 2025, 23:00 WIB
Marc Marquez dalam kepercayaan diri tinggi dalam menyambut gelaran MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti
30 September 2025, 22:00 WIB
Bus hidrogen hasil dari pengembangan Isuzu bareng Toyota akan dijadikan sebagai alat transportasi umum
30 September 2025, 21:00 WIB
Motor milik Francesco Bagnaia sempat berasap menjelang akhir MotoGP Jepang 2025, penyebabnya masih misterius
30 September 2025, 20:13 WIB
Castrol Indonesia menghadirkan pembalap MotoGP Johann Zarco dalam peluncuran produk pelumas terbarunya
30 September 2025, 18:17 WIB
Jepang memiliki versi LCGC-nya sendiri yang banyak digunakan termasuk di area perkotaan yakni kei car
30 September 2025, 17:30 WIB
Cina bakal memperketat ekspor kendaraan listrik mulai tahun depan untuk jaga reputasi perusahaan di pasar global
30 September 2025, 15:00 WIB
Bos Aprilia memberikan tanggapan setelah kedua pembalapnya terlibat kecelakaan pada MotoGP Jepang 2025
30 September 2025, 14:00 WIB
Banyak pihak yang menantikan Marc Marquez meraih kemenangan di MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti