RI Kalah Galak, Ngebut di Austria Mobil Bisa Dijual Pemerintah
21 Juni 2024, 12:00 WIB
Kedewasaan mental memiliki peran besar untuk menjaga keselamatan dan antisipasi laka lantas selama berkendara
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kecelakaan lalu lintas atau laka lantas seringkali terjadi karena kelalaian manusia alias Human Error. Bisa akibat kelelahan atau perselisihan dengan pengguna jalan lain.
Maka sejatinya sebelum mengemudikan kendaraan bermotor, bekal pengetahuan teknis dan cara berkendara tidaklah cukup. Perlu diimbangi kedewasaan mental dan pemahaman aturan lalu lintas.
Rifat Sungkar, Praktisi Keselamatan Berkendara sekaligus pereli nasional ungkap bahwa tahun ini prediksi jumlah kecelakaan bisa mencapai 50.000 kasus. Adapun nominal itu disebabkan oleh Human Error.
Padahal ini menyebabkan kerugian buat banyak pihak baik secara finansial maupun sosial. Guna mengantisipasi hal tersebut Rifat menegaskan pentingnya etika, pengetahuan dan kedewasaan mental saat berkendara.
Sering salah kaprah, menurut Rifat kebanyakkan orang merasa bahwa apabila sudah bisa mengemudikan kendaraan maka memiliki cukup bekal untuk antisipasi laka lantas.
“Ketika berkendara kita pikir sudah bisa. Satu contoh, semua orang tahu yang namanya rem ABS, tapi bagaimana cara kerjanya?” kata Rifat di sela acara Media Session Bosch Safety Driving Campaign, Jakarta Pusat, Kamis (6/6).
Menurut dia ketika dipraktikkan, sejumlah orang yang belum pernah merasakan ketika rem ABS justru mengangkat rem di saat sistem itu aktif. Hal ini juga bisa jadi salah satu pemicu kecelakaan.
Selanjutnya Rifat mengatakan pentingnya mengatur waktu ketika akan berpergian terkhusus ke area kota Jakarta yang padat.
“Semua kejadian disebabkan emosi, tapi kalau kita punya mental dewasa misal berangkat satu jam lebih cepat. Ada mobil mogok, diselak dan lainnya kita santai,” kata dia.
Sering terjadi ketika berangkat dalam waktu terbatas pengemudi jadi cepat emosi apalagi berhadapan dengan kemacetan di pusat kota.
Terakhir Rifat menekankan pentingnya menjaga waktu istirahat guna menjaga kondisi mental yang baik. Terkhusus untuk para pengemudi taksi online karena mobilitasnya terbilang tinggi.
“Kecelakaan sering terjadi 80 persen ketika sudah di titik Fatigue. Quick nap atau tidur sebentar, dua jam kerja 15 menit istirahat atau tiga jam kerja, lalu 30 menit istirahat,” ujar dia.
Meski pada akhirnya strategi dan kekuatan tubuh setiap orang berbeda, jeda dibutuhkan setiap pengemudi agar kondisi fisik dan mental prima ketika kembali berkendara.
“Defensive Driving itu kita ketika berkendara aman, apakah juga aman untuk orang lain? Ini hanya bisa didapatkan ketika kita prima,” kata Rifat menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
21 Juni 2024, 12:00 WIB
21 Juni 2024, 11:00 WIB
19 Juni 2024, 16:00 WIB
07 Juni 2024, 10:29 WIB
30 Mei 2024, 08:00 WIB
Terkini
24 Juni 2024, 19:00 WIB
Disinyalir masuk RI dalam waktu dekat, Hyundai Santa Fe Hybrid dijual di Singapura seharga Rp 3,3 miliar
24 Juni 2024, 18:00 WIB
Poles kendaraan memang berguna untuk membuat tampilan menjadi menarik namun ada dampak negatif mengintai
24 Juni 2024, 17:00 WIB
Aturan jalur khusus sepeda salah satunya tertuang dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 128 Tahun 2019
24 Juni 2024, 16:58 WIB
Presiden Jokowi mengungkapkan ada 13 izin yang harus dipenuhi panitia buat menyelenggarakan MotoGP Mandalika
24 Juni 2024, 16:00 WIB
Polisi himbau hindari jalur Puncak karena ada penertiban PKL yang berpotensi sebabkan kemacetan panjang
24 Juni 2024, 15:00 WIB
Kuatnya persaingan harga mobil listrik membuat Nissan tutup pabrik di China, ada penurunan penjualan
24 Juni 2024, 14:00 WIB
GAC Aion Indonesia berencana untuk membuka sedikitnya 30 diler di seluruh Indonesia hingga akhir 2024
24 Juni 2024, 13:00 WIB
Fabio Quartararo ingin tampil maksimal buat mengulang keberhasilannya saat melakoni MotoGP Belanda 2024