Polisi Ungkap Kronologi Seorang Anak Keluar dari Bus di Jalan Tol
01 Juli 2025, 23:35 WIB
Kedewasaan mental memiliki peran besar untuk menjaga keselamatan dan antisipasi laka lantas selama berkendara
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kecelakaan lalu lintas atau laka lantas seringkali terjadi karena kelalaian manusia alias Human Error. Bisa akibat kelelahan atau perselisihan dengan pengguna jalan lain.
Maka sejatinya sebelum mengemudikan kendaraan bermotor, bekal pengetahuan teknis dan cara berkendara tidaklah cukup. Perlu diimbangi kedewasaan mental dan pemahaman aturan lalu lintas.
Rifat Sungkar, Praktisi Keselamatan Berkendara sekaligus pereli nasional ungkap bahwa tahun ini prediksi jumlah kecelakaan bisa mencapai 50.000 kasus. Adapun nominal itu disebabkan oleh Human Error.
Padahal ini menyebabkan kerugian buat banyak pihak baik secara finansial maupun sosial. Guna mengantisipasi hal tersebut Rifat menegaskan pentingnya etika, pengetahuan dan kedewasaan mental saat berkendara.
Sering salah kaprah, menurut Rifat kebanyakkan orang merasa bahwa apabila sudah bisa mengemudikan kendaraan maka memiliki cukup bekal untuk antisipasi laka lantas.
“Ketika berkendara kita pikir sudah bisa. Satu contoh, semua orang tahu yang namanya rem ABS, tapi bagaimana cara kerjanya?” kata Rifat di sela acara Media Session Bosch Safety Driving Campaign, Jakarta Pusat, Kamis (6/6).
Menurut dia ketika dipraktikkan, sejumlah orang yang belum pernah merasakan ketika rem ABS justru mengangkat rem di saat sistem itu aktif. Hal ini juga bisa jadi salah satu pemicu kecelakaan.
Selanjutnya Rifat mengatakan pentingnya mengatur waktu ketika akan berpergian terkhusus ke area kota Jakarta yang padat.
“Semua kejadian disebabkan emosi, tapi kalau kita punya mental dewasa misal berangkat satu jam lebih cepat. Ada mobil mogok, diselak dan lainnya kita santai,” kata dia.
Sering terjadi ketika berangkat dalam waktu terbatas pengemudi jadi cepat emosi apalagi berhadapan dengan kemacetan di pusat kota.
Terakhir Rifat menekankan pentingnya menjaga waktu istirahat guna menjaga kondisi mental yang baik. Terkhusus untuk para pengemudi taksi online karena mobilitasnya terbilang tinggi.
“Kecelakaan sering terjadi 80 persen ketika sudah di titik Fatigue. Quick nap atau tidur sebentar, dua jam kerja 15 menit istirahat atau tiga jam kerja, lalu 30 menit istirahat,” ujar dia.
Meski pada akhirnya strategi dan kekuatan tubuh setiap orang berbeda, jeda dibutuhkan setiap pengemudi agar kondisi fisik dan mental prima ketika kembali berkendara.
“Defensive Driving itu kita ketika berkendara aman, apakah juga aman untuk orang lain? Ini hanya bisa didapatkan ketika kita prima,” kata Rifat menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 23:35 WIB
23 Juni 2025, 10:00 WIB
16 Juni 2025, 20:12 WIB
04 Juni 2025, 13:00 WIB
28 Mei 2025, 12:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025
03 Juli 2025, 14:00 WIB
Karoseri Laksana mengirimkan satu bus ke Sri Lanka untuk digunakan kegiatan pariwisata serta antarkota