AHY Pastikan Penindakan Truk ODOL Dimulai pada 2027, Tak Ditunda
09 Oktober 2025, 15:00 WIB
Keberadaan truk ODOL di RI masih sulit dibasmi meskipun menyebabkan kecelakaan, KNKT ungkap penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Truk Over Dimension and Over Loading (ODOL) dengan muatan berlebih masih jadi fenomena yang sulit dibasmi di Indonesia.
Banyak kecelakaan terjadi akibat muatan pada truk melebihi kapasitas seharusnya. Akhirnya menyebabkan kerugian dan memakan korban jiwa yang signifikan.
Truk ODOL kerap mengalami rem blong saat melaju di jalan. Hal tersebut sangat membahayakan pengguna jalan lain.
Meskipun terbukti menyalahi aturan dan menyebabkan kecelakaan, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan ada beberapa dua hal jadi penyebab truk ODOL sulit dibasmi keberadaannya.
“Pertama, tulang punggung sistem rantai pasok logistik kita itu keliru. 98 persen berbasis pada jalan, kita tidak menggunakan kereta, tidak menggunakan kapal penyeberangan memadai,” kata Ahmad Wildan, Senior Investigator KNKT saat ditemui di Tangerang, Senin (28/07).
Bahkan moda alternatif lain seperti kereta pun dinilai masih belum optimal. Sebab kereta barang masih menggunakan trek sama dengan kereta penumpang.
Menurut Wildan, di berbagai negara lain kereta barang mempunyai trek khusus yang terpisah.
Agar truk ODOL bisa dibasmi, rantai pasok logistik perlu memanfaatkan mode transportasi lain dan tidak hanya bergantung pada transportasi berbasis jalan saja.
“Kemudian yang kedua masalah tarif angkutan barang, ini bargaining-nya ada di tangan pemilik barang jadi agak susah mengendalikannya. Memang pemerintah harus melakukan intervensi di sini,” kata Wildan.
Tarif tersebut harusnya memungkinkan truk beroperasi membawa muatan sesuai kapasitas dan tetap menjamin kelangsungan usaha bagi perusahaan transportasi.
Wildan menegaskan, tanpa implementasi kedua hal itu maka truk ODOL masih akan tetap beroperasi di jalanan Indonesia.
Namun pihak KNKT telah berkomunikasi dengan pemerintah agar penanganan truk ODOL bisa maksimal.
“Butuh proses, tidak bisa sebentar. Karena ini sudah berakar 20 sampai 30 tahun terakhir seperti itu,” kata Wildan.
Sekadar informasi, di 2024 sekitar 10 persen dari total kecelakaan lalu lintas di dalam negeri merupakan insiden angkutan barang dengan total 27.337 insiden.
Ada berbagai hal jadi biang keroknya. Seperti kondisi kendaraan kurang memadai saat dioperasikan karena tidak dicek terlebih dulu, dan muatan berlebih yang dibawa.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
09 Oktober 2025, 15:00 WIB
08 Oktober 2025, 12:00 WIB
07 Oktober 2025, 07:00 WIB
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
28 September 2025, 19:00 WIB
Terkini
07 November 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir pekan masyarakat masih bisa memanfaatkan layanan SIM keliling Jakarta, simak lokasi dan syaratnya
07 November 2025, 06:00 WIB
Jelang libur akhir pekan, aturan ganjil genap Jakarta masih akan digelar dengan ketat untuk atasi kemacetan
07 November 2025, 06:00 WIB
Sebelum akhir pekan kepolisian menghadirkan SIM keliling Bandung, bisa ditemukan di dua tempat berbeda
06 November 2025, 21:00 WIB
Banyaknya teknologi terkini pada mobil listrik membuat para pemilik enggan melakukan modifikasi pada kendaraan
06 November 2025, 20:00 WIB
Pabrikan Jepang mulai mengalihkan investasi mereka di Cina ke negara lain, sayang pilihannya bukan Indonesia
06 November 2025, 19:09 WIB
Chery Group mau jadikan Indonesia basis produksi, namun masih ada pabrik lain di Malaysia dan Thailand
06 November 2025, 18:00 WIB
Pasar mobil mewah di Indonesia kembali kedatangan tamu, kali ini mobil listrik Mercedes-Maybach EQS 680 SUV
06 November 2025, 17:16 WIB
CAN Asia Finals 2025 menjadi bukti Indonesia mampu menggelar acara kompetisi audio berkelas internasional