Ada Perbaikan Jalan Tol MBZ, Waspada Macet Parah
08 Oktober 2025, 08:00 WIB
Tol MBZ dibuat naik turun agar lebih hemat biaya dalam proses pembangunan meski hasilnya tidak nyaman
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Kasus korupsi pembangunan Jalan Tol Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) Japek II Elevated masih terus diselidiki. Kali ini pemeriksaan dilakukan terhadap Tony Budianto Sihite, Tenaga Ahli Jembatan PT LAPI Ganesatama Consulting.
Dalam persidangan yang dilakukan pada Rabu (03/07) ia dihadirkan sebagai saksi mahkota (saksi sekaligus terdakwa). Ia menjelaskan bahwa beberapa ruas Jalan Tol MBZ dibuat naik turun untuk menghemat biaya.
"Jadi desain dasar bentuknya sudah naik turun dari awal dikeluarkan oleh JJC selaku pemberi kerja. Setahu saya alasannya adalah untuk menghemat biaya" kata Tony.
Tony merupakan salah satu terdakwa dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Jalan Tol MBZ Japek II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat. Selain dia, sejumlah pejabat juga menjadi tersangka.
Mereka diguga menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya suatu korporasi, yakni kerja sama operasi (KSO) Waskita-Acset senilai Rp 367,33 miliar dan KSO Bukaka-Krakatau Steel sebesar Rp 142,75 miliar. Akibatnya merugikan keuangan negara Rp510,08 miliar.
Atas perbuatannya, keempat terdakwa terancam pidana karena melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sebelumnya diberitakan bahwa saksi ahli mengungkap bahwa mutu beton tidak sesuai dengan persyaratan SNI. Kondisi ini ditemukan saat uji kualitas oleh PT Tridi Membran Utama.
"Ditemukan bahwa mutu beton yang terpasang di lokasi pekerjaan di bawah atau tidak memenuhi persyaratan SNI,” ungkap Andi, Direktur PT Tridi Membran Utama
Dalam pemeriksaan, pihaknya menggandeng Ahli Struktur dari Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan pengujian di lapangan. Pemeriksaan dilakukan setelah mengambil 75 sampel dengan core drill test atau pengambilan sampel secara in situ di lapangan.
Hasilnya ditemukan dua kondisi yakni kuat rata-rata tekanan sampel tersebut dan masing-masing harus memenuhi 75 persen dari kuat tekan rencana.
"Kami menilai memang ada beberapa yang kurang memenuhi persyaratan yaitu syarat tegangan maupun syarat lendutan dan mutu beton itu sendiri," tuturnya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
08 Oktober 2025, 08:00 WIB
28 Maret 2025, 08:00 WIB
05 Juni 2024, 10:00 WIB
21 Mei 2024, 07:00 WIB
18 Mei 2024, 14:00 WIB
Terkini
31 Oktober 2025, 19:37 WIB
Changan Hunter sudah terdaftar di laman resmi PDKI sejak awal 2025, hal ini untuk melalukan studi di Tanah Air
31 Oktober 2025, 18:56 WIB
Yamaha turut meramaikan gelaran Japan Mobility Show 2025 membawa sejumlah produk termasuk purwarupa Motoroid
31 Oktober 2025, 16:00 WIB
Wahana memberi pelatihan kepada para komunitas menjelang penyelenggaraan Honda Bikers Day di pertengahan November
31 Oktober 2025, 15:00 WIB
Veda Ega Pratama resmi bergabung dengan Honda Team Asia dan siap berlaga di Moto3 2026 buat incar kemenangan
31 Oktober 2025, 14:00 WIB
Berikut jadwal dan lokasi ganjil genap puncak buat masyarakat yang ingin berlibur pada akhir pekan nanti
31 Oktober 2025, 13:00 WIB
Banjir Jakarta masih berpotensi terjadi sampai hari ini, sebab diperkirakan hujan akan kembali berlangsung
31 Oktober 2025, 12:00 WIB
Gempuran produk Cina turut dirasakan manufaktur kendaraan komersial di Indonesia, tidak terkecuali Isuzu
31 Oktober 2025, 11:00 WIB
GAC Indonesia tengah berusaha untuk memenuhi permintaan AION UT dari para konsumen sampai akhir tahun nanti