Lalu Lintas Padat, Jalur Contraflow Tol Trans Jawa Diperpanjang
28 Maret 2025, 08:00 WIB
Saksi ahli dari UGM ungkap ada 53 landaian di jalan tol MBZ yang sebabkan ayunan dan hentakan saat melintas
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Kasus korupsi pembangunan jalan tol MBZ Japek II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat masih terus berlanjut. Pasalnya para saksi ahli mulai menyampaikan pandangannya terkait infrastruktur yang mulai beroperasi sejak akhir 2019.
Imam Muthohar, Ahli Teknik Geometri Jalan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyampaikan ada 53 titik landaian di 17 km di jalan tersebut. Lokasinya berada di KM 9+500 hingga KM 28+500.
“Artinya kalau 17 km dibagi 53 maka setiap 300 meter ada landaian, ini tidak lazim," kata Imam dalam sidang pemeriksaan ahli dugaan kasus korupsi pembangunan jalan tol layang MBZ dilansir Antara (05/06).
Dia mengungkapkan landaian tersebut berupa landaian cembung maupun landaian cekung, sehingga bisa berbentuk tanjakan atau turunan.
Meski mengakui bahwa desain jalan tol MBZ sudah cukup baik tetapi seharusnya dibuat lurus dan datar. Dengan demikian, seharusnya tidak banyak landaian serta mengurangi hentakan maupun ayunan yang dirasakan kendaraan saat melintas.
Dirinya pun membandingkan jalan tol MBZ dengan desain tol akses Tanjung Priok serta jalur kereta cepat Jakarta-Bandung, yang menurutnya benar karena memiliki desain datar dan lurus.
"Kalau toh perlu ada landaian maka harus terkontrol," tuturnya.
Tak hanya itu, Prof. Andreas Triwiyono, Ahli Teknik Struktur UGM juga memberi pandangan terkait tol layang MBZ. Dalam kesempatan yang sama ia menilai bahwa infrastruktur tersebut berpotensi tidak mencapai umur 75 tahun karena mutu beton di bawah standar nasional Indonesia (SNI).
"Jalan layang seharusnya bisa bertahan 75 tahun. Tetapi kalau mutunya tak sesuai, ada potensi tidak mencapai umur itu," ujar Andreas.
Menurutnya umur infrastruktur dipengaruhi berbagai hal seperti pemeriksaan, perbaikan maupun pemeliharaan. Namun salah satu yang sangat penting adalah mutu beton karena berpengaruh terhadap struktur jalan layang secara keseluruhan karena menyatu dengan bagian lain.
Sebelumnya diberitakan bahwa telah terjadi korupsi pembangunan Jalan Tol MBZ Japek II Elevated Ruas Cikunir-Karawang Barat. Kasus ini merugikan negara sebesar Rp 510 miliar.
Ada beberapa terdakwa dalam kasus ini yaitu Djoko Dwijono, Direktur Utama PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC) periode 2016-2020, Yudhi Mahyudin, Ketua Panitia Lelang JJC, Sofia Balfas Direktur Operasional II PT Bukaka Teknik Utama Tbk. (BUKK) serta Toni Budianto Sihite, tenaga ahli jembatan PT LAPI Ganesatama Consulting.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
28 Maret 2025, 08:00 WIB
12 Maret 2025, 19:00 WIB
25 Februari 2025, 22:08 WIB
12 Februari 2025, 13:00 WIB
26 Januari 2025, 09:00 WIB
Terkini
31 Maret 2025, 09:00 WIB
Chery mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam memasarkan SUV crossover listrik Omoda E5 di Indonesia
31 Maret 2025, 07:00 WIB
Haka Auto buka bengkel siaga saat Lebaran untuk menemani perjalanan pelanggan BYD mudik ke kampung halamannya
31 Maret 2025, 06:00 WIB
Kepolisian prediksi ada lonjakan arus mudik dan kepadatan di sejumlah titik setelah pelaksanaan sholat Id
31 Maret 2025, 05:08 WIB
Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai pemenang pada MotoGP Amerika 2025 usai Marc Marquez terjatuh
30 Maret 2025, 22:03 WIB
Satu unit mobil listrik Hyundai Ioniq 5 N terlibat kecelakaan fatal dengan sebuah truk di Tol JORR, Cengkareng
30 Maret 2025, 12:00 WIB
Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga BBM, disebut sebagai hadiah Lebaran 2025 bagi pengendara
30 Maret 2025, 10:38 WIB
PT YIMM mengklaim penjualan Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid baik, unit dikirim ke konsumen mulai Aprl 2025
30 Maret 2025, 08:00 WIB
Pelaksanaan contraflow di tol Jakarta Cikampek dihentikan karena kepadatan lalu lintas sudah mulai berkurang