Detail Fatwa MUI yang Haramkan Orang Kaya Beli BBM Pertalite
10 Februari 2025, 19:18 WIB
Penerapan Biodiesel B40 yang akan dilakukan berpotensi menghemat devisa negara hingga Rp 404,32 triliun
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian optimis bisa menerapkan Biodiesel B40 pada 2025. Kebijakan tersebut dinilai bisa memberi banyak keuntungan terhadap perekonomian negara.
Pasalnya kebijakan itu bisa menghenat devisa negara hingga Rp 404,32 triliun. Pasalnya bahan campuran sudah bisa diproduksi di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor solar.
“Kesiapan bahan bakar B40 sih sudah siap karena kita sekarang sudah B35. Biodiesel ini memanfaatkan 54,52 juta kiloliter serta mengurangi impor solar,” ungkap Airlangga.
Perlu diketahui bahwa B40 merupakan BBM dengan campuran bahan bakar komposisi 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar. Adapun pelaksanaannya direncanakan mulai dilakukan pada 2025.
Kebijakan pun dinilai bisa membantu pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 538 juta ton CO2 dari sektor energi. Angka itu setara 12,5 persen dari skenario business as usual (BAU) pada 2030.
Tak hanya itu, pemberlakuan B40 akan meningkatkan penggunaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam negeri sebagai bahan dasar untuk BBM tersebut.
"Ketersediaan CPO saat ini sudah cukup” ujar Airlangga.
Guna menghindari hal yang tidak diinginkan seperti kelangkaan maka Indonesia mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor CPO. Hal ini sudah dilakukan dan berimbas pada kenaikan harga minyak sawit CPO di pasar global.
Program B40 sendiri pun bukanlah tujuan akhir dari pemerintah. Pasalnya mereka tengah melakukan kajian untuk menerapkan biodiesel B50 yang bakal menjadi program selanjutnya.
Uji coba terhadap bahan bakar tersebut pun diklaim sudah mulai dijalankan Kementerian Pertanian di Kalimantan Selatan.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor atau Gaikindo pun menyambut positif langkah yang dilakukan pemerintah. Pasalnya para pelaku industri sendiri sudah mengembangkan beragam teknologi untuk mendorong hal tersebut.
Salah satunya adalah kombinasi Flexy Engine serta teknologi hybrid yang bisa menggunakan bahan bakar alternatif hingga 100 persen.
“Tapi pemerintah juga harus berupaya agar bahan bakar pengganti tersedia dan mudah dijumpai. Hal ini tentu perlu kerja keras dari semua pemangku kepentingan,” ungkap Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo beberapa waktu lalu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 Februari 2025, 19:18 WIB
14 Januari 2025, 22:30 WIB
31 Desember 2024, 22:00 WIB
19 Oktober 2024, 08:00 WIB
29 Agustus 2024, 10:20 WIB
Terkini
15 Agustus 2025, 21:00 WIB
Dishub DKI Jakarta telah menyiapkan rekayasa lalu lintas saat Pesta Rakyat menyambut HUT RI ke-80 di Monas
15 Agustus 2025, 20:00 WIB
Bertolak belakang dengan penjualan mobil murah, Hyundai sebut kendaraan premium lebih stabil karena hal ini
15 Agustus 2025, 19:00 WIB
Pemerintah Bengkulu gelar pemutihan pajak yang berlaku hingga akhir tahun untuk memudahkan masyarakat
15 Agustus 2025, 18:00 WIB
Fadillah Arbi Aditama akan mentas di Moto3 Austria 2025 buat gantikan pembalap asal Thailand yang cedera
15 Agustus 2025, 17:00 WIB
Koridor 9 Transjakarta dikenal sebagai rute yang kerap terhambat karena adanya kecelakaan lalu lintas
15 Agustus 2025, 16:00 WIB
Beberapa merek kendaraan roda empat telah mempublikasikan perolehan SPK selama GIIAS 2025, simak datanya
15 Agustus 2025, 15:00 WIB
Capaian wholesales LMPV sepanjang Juli 2025 naik dari Juni, urutan pertama masih ditempati Toyota Avanza
15 Agustus 2025, 14:00 WIB
Sambut libur panjang, ganjil genap Puncak 15 Agustus 2025 akan diberlakukan lebih lama dari biasanya