Data Penjualan Mobil China di Indonesia 2024, Wuling Memimpin
13 Januari 2025, 13:00 WIB
Dukung program pemerintah, penerapan bahan bakar minyak B40 mulai diproduksi di dua fasilitas milik Pertamina
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – KPI (Kilang Pertamina Internasional) resmi produksi BBM (Bahan Bakar Minyak) B40 guna mendukung program pemerintah menerapkan pemakaian BBM jenis solar dengan campuran bahan bakar nabati biodiesel berbasis minyak sawit 40 persen.
Program mandatori B40 diatur di Keputusan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) No. 341.K/EK.01/MEM.E/2024.
Kebijakan tersebut mengatur soal pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel sebagai campuran BBM jenis minyak solar dalam rangka pembiayaan oleh badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit sebesar 40 persen.
Perlu diketahui, B40 adalah campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yakni FAME (Fatty Acid Methyl Esters) 40 persen dan BBM jenis solar 60 solar.
“Produksi biosolar B40 tentunya juga akan menjadi kontribusi KPI dalam pencapaian Net Zero Emission di 2060 atau lebih cepat, mendukung Sustainable Development Goals menjamin akses energi terjangkau serta pada penerapan ESG,” ungkap Taufik Aditiyawarman, Direktur Utama KPI dikutip dari keterangan resmi, Selasa (14/1).
Pemerintah sendiri telah menetapkan target nol emisi tercapai di 2060. Kemudian ada rencana peningkatan jadi B40 di 2026.
Ada dua kilang dimanfaatkan yakni Kilang Plaju Sumsel dan Kilang Kasim Papua Barat Daya dengan target produksi masing-masing 119.240 KL dan 15.898 KL setiap bulannya.
Dalam jangka waktu panjang, penggunaan bahan bakar B40 nantinya diklaim dapat menghemat biaya impor sampai Rp 147,5 triliun sehingga menghemat devisa.
Sebelumnya untuk penerapan B35 Indonesia berhasil menghemat sampai Rp 122,98 triliun dengan tidak mengimpor BBM jenis solar.
Disamping itu, pada kesempatan terpisah pihak Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menegaskan bahwa selain persiapan dari manufaktur kendaraan, implementasi bahan bakar tersebut perlu tersebar merata di wilayah Indonesia.
“Makanya kita imbau Pertamina selain penyediaan juga distribusi,” kata Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo di ICE BSD beberapa waktu lalu.
Pihak DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) mengungkapkan hal yang sama. Implementasi B40 perlu diimbangi kesiapan distribusi dan teknologi kendaraan.
“Kendaraan yang tidak kompatibel dapat mengalami kerusakan mesin, harus dicegah sejak dini,” ucap Jalal Abdul Nasir, Anggota Komisi XII DPR RI.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Januari 2025, 13:00 WIB
08 Januari 2025, 07:00 WIB
01 Januari 2025, 16:00 WIB
01 Januari 2025, 07:35 WIB
31 Desember 2024, 22:00 WIB
Terkini
14 Januari 2025, 22:00 WIB
Produsen mobil terbesar di Indonesia sepanjang 2024 masih dipegang Toyota meski jumlah mengalami penurunan
14 Januari 2025, 21:00 WIB
Terdapat sebuah kebijakan baru bagi pemilik mobil dan motor yang telat membayarkan pajak kendaraan mereka
14 Januari 2025, 20:00 WIB
Wuling Air ev cocok digunakan masyarakat sebagai mobil listrik pertama karena memiliki beragam keunggulan
14 Januari 2025, 19:00 WIB
Jadi salah satu segmen dengan banderol terjangkau, Toyota berharap pemerintah bisa bantu jaga harga LCGC
14 Januari 2025, 18:00 WIB
Aismoli menjelaskan akibat tidak ada kepastian subsidi motor listrik membuat masyarakat menunda pembelian
14 Januari 2025, 17:00 WIB
Toyota Kijang Innova Zenix HEV masih jadi mobil hybrid terlaris dengan angka wholesales tertinggi di 2024
14 Januari 2025, 16:00 WIB
Mencoba fitur-fitur terbaru dari Mitsubishi Xforce Ultimate DS yang fokus pada keselamatan berkendara
14 Januari 2025, 15:00 WIB
Penjualan Toyota 2024 turun namun tetap mendominasi pasar otomotif nasional yang tengah mengalami tekanan