Dishub Paparkan Alasan Koridor 9 Transjakarta Banyak Kecelakaan
15 Agustus 2025, 17:00 WIB
Djoko menilai bahwa para sopir truk wajib menjalani MCU demi mencegah kecelakaan akibat kendaraan besar
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Insiden tersebut bermula dari truk bermuatan kardus melaju cukup kencang.
Kemudian menabrak belasan mobil yang terjebak macet di depannya. Diduga kendaraan tersebut mengalami rem blong.
Meski begitu beberapa pihak memberi perhatian kepada sang sopir truk. Ia dinilai tidak memiliki standar operasional ketika keadaan darurat.
Sopir hanya melakukan tindakan sesuai kebiasaan dalam berkendara atau emosi saja. Sehingga kecelakaan pada Senin (11/11) sore tidak bisa terhindarkan.
Melihat fakta di atas, MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) menyarankan bagi para sopir untuk menjalani sejumlah tes.
“Kalau bisa masalah kesehatan seperti psikologi serta mental perlu diangkat,” kata Djoko Setijowarno, Akademisi Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan juga Penguatan Wilayah MTI Pusat kepada KatadataOTO.
Lebih jauh dia menjelaskan banyak sopir yang tak laik mengemudi karena mengalami gangguan kesehatan.
Seperti diabetes sampai asam urat, sebab penyakit-penyakit tersebut dinilai sangat berpengaruh kepada kemampuan mengemudi.
“Penyakit itu timbul utamanya karena waktu istirahat atau tidur pengemudi yang dapat dikatakan rusak karena kondisi memaksa mereka bekerja di luar batas kewajaran,” lanjut Djoko.
Ia pun menuturkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) telah bersurat ke pemerintah agar para sopir truk dapat melakukan MCU (Medical Check Up) secara gartis.
Utamanya menggunakan fasilitas dari BPJS kesehatan. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan akibat kendaraan besar di jalanan.
“Pemerintah harus melakukan usaha untuk turut menjaga agar mereka bisa memiliki kesehatan yang baik,” tegas Djoko.
Sebelumnya beberapa pihak menilai kalau sopir truk penyebab kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 tidak mampu mengendalikan situasi serta kendaraan, terutama ketika kondisi genting.
“Pengemudi tidak kompeten, kurang mengerti aturan lalu lintas,” ucap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO.
Sony menuturkan bahwa tidak semua orang bisa menyetir truk bermuatan besar dengan baik serta benar di jalan raya.
Perlu keterampilan khusus agar tetap aman. Sehingga tidak merugikan banyak pihak, terutama para pengguna jalan.
“Tergantung jam terbang, keterampilan operasional serta kemampuan mengelola emosi,” Sony menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 Agustus 2025, 17:00 WIB
11 Agustus 2025, 22:00 WIB
08 Agustus 2025, 16:00 WIB
29 Juli 2025, 09:00 WIB
28 Juli 2025, 21:00 WIB
Terkini
17 Agustus 2025, 20:00 WIB
Marc Marquez catatkan kemenangan ke-1.000 di Sirkuit Red Bull Ring, berikut hasil MotoGP Austria 2025
17 Agustus 2025, 17:00 WIB
Gaikindo berharap pemerintah beri insentif untuk industri otomotif agar tidak tersaingi oleh Malaysia
17 Agustus 2025, 15:00 WIB
Sepanjang Agustus 2025 ada diskon motor matic Honda yang dapat dimanfaatkan, seperti untuk pembelian Beat
17 Agustus 2025, 13:00 WIB
Jenis oli mobil yang dipasarkan di Indonesia beragam merek dan jenisnya sehingga konsumen wajib tahu
17 Agustus 2025, 11:00 WIB
Para bengkel modifikasi mengaku sekarang situasinya sangat sulit saat pasar motor baru di Indonesia lesu
17 Agustus 2025, 09:00 WIB
Changan Hunter diperkirakan jadi salah satu produk perdana merek Tiongkok ini di Indonesia, sudah terdaftar
17 Agustus 2025, 07:00 WIB
Lokasi kantong parkir untuk upacara HUT RI dan Kirab Pesta Rakyat sudah disiapkan pemerintah dengan jumlah terbatas
16 Agustus 2025, 22:52 WIB
Marc Marquez menangkan sprint race MotoGP Austria 2025 usai menundukkan Alex di Sirkuit Red Bull Ring