Polisi Ungkap Kronologi Seorang Anak Keluar dari Bus di Jalan Tol
01 Juli 2025, 23:35 WIB
Djoko menilai bahwa para sopir truk wajib menjalani MCU demi mencegah kecelakaan akibat kendaraan besar
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Insiden tersebut bermula dari truk bermuatan kardus melaju cukup kencang.
Kemudian menabrak belasan mobil yang terjebak macet di depannya. Diduga kendaraan tersebut mengalami rem blong.
Meski begitu beberapa pihak memberi perhatian kepada sang sopir truk. Ia dinilai tidak memiliki standar operasional ketika keadaan darurat.
Sopir hanya melakukan tindakan sesuai kebiasaan dalam berkendara atau emosi saja. Sehingga kecelakaan pada Senin (11/11) sore tidak bisa terhindarkan.
Melihat fakta di atas, MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) menyarankan bagi para sopir untuk menjalani sejumlah tes.
“Kalau bisa masalah kesehatan seperti psikologi serta mental perlu diangkat,” kata Djoko Setijowarno, Akademisi Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan juga Penguatan Wilayah MTI Pusat kepada KatadataOTO.
Lebih jauh dia menjelaskan banyak sopir yang tak laik mengemudi karena mengalami gangguan kesehatan.
Seperti diabetes sampai asam urat, sebab penyakit-penyakit tersebut dinilai sangat berpengaruh kepada kemampuan mengemudi.
“Penyakit itu timbul utamanya karena waktu istirahat atau tidur pengemudi yang dapat dikatakan rusak karena kondisi memaksa mereka bekerja di luar batas kewajaran,” lanjut Djoko.
Ia pun menuturkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) telah bersurat ke pemerintah agar para sopir truk dapat melakukan MCU (Medical Check Up) secara gartis.
Utamanya menggunakan fasilitas dari BPJS kesehatan. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan akibat kendaraan besar di jalanan.
“Pemerintah harus melakukan usaha untuk turut menjaga agar mereka bisa memiliki kesehatan yang baik,” tegas Djoko.
Sebelumnya beberapa pihak menilai kalau sopir truk penyebab kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 tidak mampu mengendalikan situasi serta kendaraan, terutama ketika kondisi genting.
“Pengemudi tidak kompeten, kurang mengerti aturan lalu lintas,” ucap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO.
Sony menuturkan bahwa tidak semua orang bisa menyetir truk bermuatan besar dengan baik serta benar di jalan raya.
Perlu keterampilan khusus agar tetap aman. Sehingga tidak merugikan banyak pihak, terutama para pengguna jalan.
“Tergantung jam terbang, keterampilan operasional serta kemampuan mengelola emosi,” Sony menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Juli 2025, 23:35 WIB
23 Juni 2025, 10:00 WIB
16 Juni 2025, 20:12 WIB
10 Juni 2025, 11:00 WIB
04 Juni 2025, 13:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025