Cegah Kecelakaan, Pengamat Usul Penyitaan Truk Tak Laik Jalan
18 November 2024, 20:37 WIB
Djoko menilai bahwa para sopir truk wajib menjalani MCU demi mencegah kecelakaan akibat kendaraan besar
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Insiden tersebut bermula dari truk bermuatan kardus melaju cukup kencang.
Kemudian menabrak belasan mobil yang terjebak macet di depannya. Diduga kendaraan tersebut mengalami rem blong.
Meski begitu beberapa pihak memberi perhatian kepada sang sopir truk. Ia dinilai tidak memiliki standar operasional ketika keadaan darurat.
Sopir hanya melakukan tindakan sesuai kebiasaan dalam berkendara atau emosi saja. Sehingga kecelakaan pada Senin (11/11) sore tidak bisa terhindarkan.
Melihat fakta di atas, MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) menyarankan bagi para sopir untuk menjalani sejumlah tes.
“Kalau bisa masalah kesehatan seperti psikologi serta mental perlu diangkat,” kata Djoko Setijowarno, Akademisi Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan juga Penguatan Wilayah MTI Pusat kepada KatadataOTO.
Lebih jauh dia menjelaskan banyak sopir yang tak laik mengemudi karena mengalami gangguan kesehatan.
Seperti diabetes sampai asam urat, sebab penyakit-penyakit tersebut dinilai sangat berpengaruh kepada kemampuan mengemudi.
“Penyakit itu timbul utamanya karena waktu istirahat atau tidur pengemudi yang dapat dikatakan rusak karena kondisi memaksa mereka bekerja di luar batas kewajaran,” lanjut Djoko.
Ia pun menuturkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) telah bersurat ke pemerintah agar para sopir truk dapat melakukan MCU (Medical Check Up) secara gartis.
Utamanya menggunakan fasilitas dari BPJS kesehatan. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan akibat kendaraan besar di jalanan.
“Pemerintah harus melakukan usaha untuk turut menjaga agar mereka bisa memiliki kesehatan yang baik,” tegas Djoko.
Sebelumnya beberapa pihak menilai kalau sopir truk penyebab kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 tidak mampu mengendalikan situasi serta kendaraan, terutama ketika kondisi genting.
“Pengemudi tidak kompeten, kurang mengerti aturan lalu lintas,” ucap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO.
Sony menuturkan bahwa tidak semua orang bisa menyetir truk bermuatan besar dengan baik serta benar di jalan raya.
Perlu keterampilan khusus agar tetap aman. Sehingga tidak merugikan banyak pihak, terutama para pengguna jalan.
“Tergantung jam terbang, keterampilan operasional serta kemampuan mengelola emosi,” Sony menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 November 2024, 20:37 WIB
14 November 2024, 19:00 WIB
14 November 2024, 18:00 WIB
14 November 2024, 09:00 WIB
14 November 2024, 08:00 WIB
Terkini
19 November 2024, 09:00 WIB
Sejumlah mobil baru Suzuki diprediksi bakal melantai dalam pameran GJAW 2024 yang diselenggarakan 22 November
19 November 2024, 08:00 WIB
ACC berharap kredit mobil baru tidak terlalu banyak berdampak karena kenaikan PPN 12 pada awal tahun depan
19 November 2024, 07:00 WIB
Jetour siap bangun 100 diler di Indonesia dalam lima tahun untuk memperkuat posisinya di pasar otomotif nasional
19 November 2024, 06:00 WIB
SIM Keliling Jakarta kembali beroperasi hari ini, masyarakat bisa menemukannya di lima lokasi berbeda
19 November 2024, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 19 November 2024 diawasi ketat oleh petugas untuk pastikan tidak ada pelanggaran
19 November 2024, 06:00 WIB
SIM keliling Bandung jadi alternatif buat pemohon perpanjangan masa berlaku SIM A dan C, berikut lokasinya
18 November 2024, 23:58 WIB
Penjualan Neta Oktober 2024 tidak tercatat dalam laporan Gaikindo karena keterlambatan dalam pelaporan
18 November 2024, 22:00 WIB
20 mobil terlaris Oktober 2024 menjadi perhatian banyak orang karena BYD M6 berhasil masuk ke dalam daftar