Tak Hanya Sopir, Menhub Bakal Tindak Pengusaha Pakai Truk ODOL
10 Mei 2025, 12:00 WIB
Djoko menilai bahwa para sopir truk wajib menjalani MCU demi mencegah kecelakaan akibat kendaraan besar
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92. Insiden tersebut bermula dari truk bermuatan kardus melaju cukup kencang.
Kemudian menabrak belasan mobil yang terjebak macet di depannya. Diduga kendaraan tersebut mengalami rem blong.
Meski begitu beberapa pihak memberi perhatian kepada sang sopir truk. Ia dinilai tidak memiliki standar operasional ketika keadaan darurat.
Sopir hanya melakukan tindakan sesuai kebiasaan dalam berkendara atau emosi saja. Sehingga kecelakaan pada Senin (11/11) sore tidak bisa terhindarkan.
Melihat fakta di atas, MTI (Masyarakat Transportasi Indonesia) menyarankan bagi para sopir untuk menjalani sejumlah tes.
“Kalau bisa masalah kesehatan seperti psikologi serta mental perlu diangkat,” kata Djoko Setijowarno, Akademisi Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan juga Penguatan Wilayah MTI Pusat kepada KatadataOTO.
Lebih jauh dia menjelaskan banyak sopir yang tak laik mengemudi karena mengalami gangguan kesehatan.
Seperti diabetes sampai asam urat, sebab penyakit-penyakit tersebut dinilai sangat berpengaruh kepada kemampuan mengemudi.
“Penyakit itu timbul utamanya karena waktu istirahat atau tidur pengemudi yang dapat dikatakan rusak karena kondisi memaksa mereka bekerja di luar batas kewajaran,” lanjut Djoko.
Ia pun menuturkan KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) telah bersurat ke pemerintah agar para sopir truk dapat melakukan MCU (Medical Check Up) secara gartis.
Utamanya menggunakan fasilitas dari BPJS kesehatan. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan akibat kendaraan besar di jalanan.
“Pemerintah harus melakukan usaha untuk turut menjaga agar mereka bisa memiliki kesehatan yang baik,” tegas Djoko.
Sebelumnya beberapa pihak menilai kalau sopir truk penyebab kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 tidak mampu mengendalikan situasi serta kendaraan, terutama ketika kondisi genting.
“Pengemudi tidak kompeten, kurang mengerti aturan lalu lintas,” ucap Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) kepada KatadataOTO.
Sony menuturkan bahwa tidak semua orang bisa menyetir truk bermuatan besar dengan baik serta benar di jalan raya.
Perlu keterampilan khusus agar tetap aman. Sehingga tidak merugikan banyak pihak, terutama para pengguna jalan.
“Tergantung jam terbang, keterampilan operasional serta kemampuan mengelola emosi,” Sony menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 Mei 2025, 12:00 WIB
07 Mei 2025, 14:00 WIB
02 Mei 2025, 22:30 WIB
02 Mei 2025, 22:00 WIB
29 April 2025, 22:00 WIB
Terkini
14 Mei 2025, 22:30 WIB
Hyundai produksi 120.000 sel baterai per hari dan bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional
14 Mei 2025, 22:00 WIB
Para konsumen yang memesan Aion V wajib bersabar, sebab pengiriman mobil listrik ini mengalami keterlambatan
14 Mei 2025, 21:03 WIB
Jaringan Mobil Car Care terus bertambah untuk memudahkan konsumen mendapatkan produk Mobil Lubricants
14 Mei 2025, 20:36 WIB
Kejar target ekspor 3 juta unit di 2025, Toyota ungkap perjanjian dagang bisa jadi solusi yang menguntungkan
14 Mei 2025, 19:14 WIB
Bos Ducati mengaku bakal membantu Francesco Bagnaia untuk bangkit dan menemukan performa terbaik di MotoGP
14 Mei 2025, 18:47 WIB
Merek mobil listrik Nio tertarik investasi di Indonesia, Dubes RI untuk Cina tawarkan Astra ambil peluang
14 Mei 2025, 16:00 WIB
Pindad menjalin kerja sama dengan KG Mobility Corporation untuk memproduksi mobil maupun bus listrik nasional
14 Mei 2025, 15:00 WIB
Korlantas Polri baru saja membentuk tim khusus untuk menindak para pelanggar truk ODOL yang sering terjadi