Peneliti Singgung Produsen EV Masih Ogah Tes Keamanan Baterai
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Smoot menegaskan bahwa pembatasan insentif kendaraan listrik jadi tantangan tersendiri bagi produsen
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Meski menyambut positif kehadiran insentif kendaraan listrik di Tanah Air, banyaknya aturan dianggap menjadi tantangan tersediri. Segmen pasar sepeda motor saat ini dinilai kurang tepat untuk dilakukan pembatasan.
Padahal jumlah subsidi sebesar Rp7 juta dirasa sudah tepat untuk pengenalan kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini disampaikan Rizal Alexander, Marketing Strategic Smoot Motor Indonesia kepada TrenOto (16/03).
“Sebenarnya Rp7 juta sudah sangat cukup. Tapi untuk mendapatkan subsidi ada banyak batasan sehingga berpotensi menyebabkan penyebarannya kurang merata,” ungkapnya.
Menurutnya saat ini karakter konsumen sepeda motor listrik adalah kaum menengah ke atas. Sementara untuk segmen menengah ke bawah masih belum mendapat penerimaan positif sehingga perlu mendapat edukasi lebih.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa syarat insentif pembelian kendaraan listrik di Indonesia. Adanya peraturan tersebut diharapkan bisa memastikan penerima bantuan bisa sesuai target yang diharapkan yaitu para pelaku industri kecil dan menengah.
Salah satunya adalah pembatasan jumlah yang bisa dibeli serta diberikan bantuan yaitu hanya 200.000 unit. Sepeda motor pun harus diproduksi di dalam negeri dengan TKDN mencapai 40 persen atau lebih
Kemudian pabrikan dilarang menaikkan harga sampai Desember 2023. Pelanggan pun dilarang untuk membeli lebih dari satu unit yang dibatasi melalui NIK.
Rizal juga memastikan bahwa Smoot Elektrik telah memenuhi 40 persen. Dengan demikian mereka berhak atas bantuan pemerintah untuk sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta per unit.
“Sepeda motor Smoot telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Namun memang masih belum diumumkan, mungkin masih satu atau dua hari lagi,” ungkap Rizal.
Ia pun menambahkan bahwa Smoot memang diproduksi di Indonesia dan memakai cukup banyak komponen dalam negeri. Hanya saja persentasenya baru dihitung beberapa waktu lalu.
“Komponen kecil sudah menggunakan produksi dalam negeri seperti kampas rem hingga rangka. Tapi untuk baterai dan dinamo memang masih diimpor,” tegasnya.
Meski demikian dirinya mengklaim telah melakukan kerjasama dengan perusahaan baterai. Sehingga di masa depan komponen lokal sepeda motor Smoot bisa lebih besar dibanding sebelumnya.
“Kami bekerjasama dengan perusahaan baterai di Tanah Air. Bila sudah selesai pengembangannya maka di masa depan jumlah TKDN akan meningkat secara signifikan,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 17:00 WIB
03 Juli 2025, 12:00 WIB
02 Juli 2025, 17:00 WIB
02 Juli 2025, 13:00 WIB
23 Juni 2025, 20:00 WIB
Terkini
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Mendekati akhir pekan, SIM keliling Jakarta masih beroperasi sebagai fasilitas alternatif perpanjangan SIM
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 4 Juli 2025 kembali diterapkan guna menghindari terjadinya kemacetan khususnya di jam sibuk
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang tersedia jelang akhir pekan ada di Dago Plaza, JL. IR. Juanda
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025