Motor Listrik Suzuki Bakal Mengaspal di Indonesia pada 2026
29 September 2025, 09:00 WIB
Smoot menegaskan bahwa pembatasan insentif kendaraan listrik jadi tantangan tersendiri bagi produsen
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Meski menyambut positif kehadiran insentif kendaraan listrik di Tanah Air, banyaknya aturan dianggap menjadi tantangan tersediri. Segmen pasar sepeda motor saat ini dinilai kurang tepat untuk dilakukan pembatasan.
Padahal jumlah subsidi sebesar Rp7 juta dirasa sudah tepat untuk pengenalan kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini disampaikan Rizal Alexander, Marketing Strategic Smoot Motor Indonesia kepada TrenOto (16/03).
“Sebenarnya Rp7 juta sudah sangat cukup. Tapi untuk mendapatkan subsidi ada banyak batasan sehingga berpotensi menyebabkan penyebarannya kurang merata,” ungkapnya.
Menurutnya saat ini karakter konsumen sepeda motor listrik adalah kaum menengah ke atas. Sementara untuk segmen menengah ke bawah masih belum mendapat penerimaan positif sehingga perlu mendapat edukasi lebih.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa syarat insentif pembelian kendaraan listrik di Indonesia. Adanya peraturan tersebut diharapkan bisa memastikan penerima bantuan bisa sesuai target yang diharapkan yaitu para pelaku industri kecil dan menengah.
Salah satunya adalah pembatasan jumlah yang bisa dibeli serta diberikan bantuan yaitu hanya 200.000 unit. Sepeda motor pun harus diproduksi di dalam negeri dengan TKDN mencapai 40 persen atau lebih
Kemudian pabrikan dilarang menaikkan harga sampai Desember 2023. Pelanggan pun dilarang untuk membeli lebih dari satu unit yang dibatasi melalui NIK.
Rizal juga memastikan bahwa Smoot Elektrik telah memenuhi 40 persen. Dengan demikian mereka berhak atas bantuan pemerintah untuk sepeda motor listrik sebesar Rp7 juta per unit.
“Sepeda motor Smoot telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Namun memang masih belum diumumkan, mungkin masih satu atau dua hari lagi,” ungkap Rizal.
Ia pun menambahkan bahwa Smoot memang diproduksi di Indonesia dan memakai cukup banyak komponen dalam negeri. Hanya saja persentasenya baru dihitung beberapa waktu lalu.
“Komponen kecil sudah menggunakan produksi dalam negeri seperti kampas rem hingga rangka. Tapi untuk baterai dan dinamo memang masih diimpor,” tegasnya.
Meski demikian dirinya mengklaim telah melakukan kerjasama dengan perusahaan baterai. Sehingga di masa depan komponen lokal sepeda motor Smoot bisa lebih besar dibanding sebelumnya.
“Kami bekerjasama dengan perusahaan baterai di Tanah Air. Bila sudah selesai pengembangannya maka di masa depan jumlah TKDN akan meningkat secara signifikan,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 September 2025, 09:00 WIB
28 September 2025, 11:00 WIB
25 September 2025, 20:00 WIB
25 September 2025, 18:42 WIB
25 September 2025, 11:00 WIB
Terkini
01 Oktober 2025, 22:00 WIB
Misi besar Marc Marquez dalam mematahkan kutukan ketika berlaga di MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti
01 Oktober 2025, 21:30 WIB
Ratusan teknisi adu mekanik di Chery Technician Skill Contest 2025 yang diselenggaran untuk tingkatkan kualitas
01 Oktober 2025, 21:00 WIB
Asisten Darurat hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna kendaraan yang tengah road trip
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
Pembasmian kendaraan ODOL butuh proses, pemerintah bersama pemangku jalin kerja sama memperketat pengawasan
01 Oktober 2025, 19:13 WIB
Pameran modifikasi IMX 2025 menghadirkan berbagai pilihan produk modifikasi dan juga supergiveaway mobil
01 Oktober 2025, 18:00 WIB
Alex Marquez bersama Fermin Aldeguer menyapa para penggemar di Jakarta jelang gelaran MotoGP Mandalika 2025
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
Penjualan yang kurang baik diyakini jadi alasan varian Hyundai Kona bakal dipangkas mulai tahun depan
01 Oktober 2025, 16:00 WIB
BYD memiliki kapal kargo terbaru untuk membantu distribusi mobil-mobil listrik mereka ke seluruh dunia