Mercedes-Benz Tunggu Waktu Tepat Bawa Mobil Hybrid ke RI
14 November 2024, 10:00 WIB
Sebuah studi mencatat bahwa pemilik mobil PHEV lebih sering isi bensin daripada daya listriknya di rumah atau SPKLU
Oleh Denny Basudewa
TRENOTO – Mobil ramah lingkungan jenis PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) saat ini menjadi salah satu pilihan konsumen di dunia. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh International Council on Clean Transportation (ICCT) hasilnya berbanding terbalik.
Mobil PHEV ternyata ditemukan lebih boros bbm (bahan bakar minyak). Hal tersebut dikarenakan para penggunanya lebih memilih isi bensin daripada men-charge ulang baterai kendaraan.
Fakta di atas ternyata jauh dari perkiraan sebelumnya. Padahal diperkirakan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) bahwa PHEV bisa lebih efisien.
Mereka memberikan label pada kendaraan jenis PHEV mampu mengurangi penggunaan bbm. Diharapkan para penggunanya lebih sering mengisi daya di rumah atau menyambangi SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).
Dalam studi EPA ditemukan pemilik mobil PHEV yang mengandalkan motor listrik sebanyak 26 hingga 56 persen. Angka tersebut lebih rendah dari label EPA.
Imbasnya penggunaan bahan bakar cenderung bertambah. Disebutkan konsumsi bensin di negeri Paman Sam meningkat 42 hingga 67 persen dari perkiraan regulator.
“Berdasarkan data yang kami kumpulkan menunjukkan bahwa PHEV tidak bisa mencapai pengurangan emisi sesuai label. Tren pada PHEV tersebut menunjukkan perlunya pemeriksaan lebih dekat dan penyelidikan lebih luas pada para penggunanya,” kata penulis studi seperti dikutip Carscoops.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dibutuhkan pengukuran lebih akurat dari para pembuat kebijakan. Pengguna kendaraan dua penggerak (hybrid) kerap disamakan dengan listrik murni atau hidrogen.
Penulis data di atas juga menyarankan bahwa produsen mobil harus membuat laporan hasil emisi setiap kendaraan yang dibuat. Hal ini terkait keringanan pajak lingkungan dan bisa didapatkan.
Di AS kendaraan dengan mesin bakar sepenuhnya akan dilarang beredar pada 2035. Hingga saatnya tiba, penjualan PHEV terus dipasarkan pada masyarakat.
Sehingga penghitungan lebih akurat akan emisi yang dihasilkan PHEV harus dikaji ulang.
Saran dari ICCT kepada pabrikan adalah memberikan data lengkap tentang kendaraan. Selain itu beberapa persyaratan lain dibutuhkan untuk menekan penggunaan bbm.
Konsumen juga diharapkan lebih sering melakukan pengisian daya listrik di rumah. Hal ini agar bisa mendapatkan penghematan penggunaan bbm dan lingkungan lebih bersih.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
14 November 2024, 10:00 WIB
13 November 2024, 19:00 WIB
13 November 2024, 10:00 WIB
07 November 2024, 16:00 WIB
04 November 2024, 11:00 WIB
Terkini
22 November 2024, 13:00 WIB
PPN 12 persen akan berlaku 2025, Honda Bali optimis bisa pertahankan penjualan berdasarkan 2 hal berikut
22 November 2024, 11:52 WIB
GJAW 2024 berlangsung di ICE BSD, Tangerang Selatan mulai 22 November-1 Desember 2024, diramaikan 80 peserta
22 November 2024, 11:00 WIB
HMID mengaku akan meluncurkan mobil listrik baru di Desember 2024, kemungkinan adalah Hyundai Kona N Line
22 November 2024, 10:00 WIB
Ganjil genap Puncak 22 November 2024 kembali diterapkan untuk mengatasi kepadatan di kawasan tersebut
22 November 2024, 10:00 WIB
Neta akan melakukan studi terlebih dahulu untuk membawa model MPV tiga baris ke pasar Indonesia tahun depan
22 November 2024, 09:00 WIB
Pameran otomotif ini resmi dibuka di ICE BSD, Tangerang Selatan, berikut kami rangkum harga tiket GJAW 2024
22 November 2024, 08:00 WIB
HMID masih melihat bagaimana respon penerimaan masyarakat terhadap new Hyundai Tucson di dalam negeri
22 November 2024, 07:00 WIB
Cara urus paspor kendaraan sebelum Road Trip keluar negeri sebenarnya tidak terlalu sulit untuk dijalani