Di Tengah Masa Bulan Madu Fronx, Suzuki Bersiap Hadirkan Model Terbaru
24 Juni 2025, 20:00 WIB
Mitsubishi Motors berpotensi tidak ikut merger Nissan dan Honda karena kecilnya kepemilikan saham di perusahaan induk
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Mitsubishi Motors kemungkinan tidak ikut bergabung pada merger Nissan dan Honda. Pabrikan berlogo tiga berlian tersebut dikabarkan masih tetap akan melanjutkan bisnisnya seperti biasa.
Hal tersebut disampaikan oleh sumber yang dikutip dari Reuters (24/01). Padahal Nissan merupakan pemegang saham terbesar Mitsubishi Motors dengan jumlah saham sebesar 24 persen.
Dikabarkan bahwa perusahaan khawatir akan mengalami kesulitan untuk mempengaruhi sebuah keputusan manajemen di perusahaan induk. Situasi itu terjadi karena ukuran kepemilikan saham relatif kecil.
Akibatnya mereka tidak leluasa dalam mengembangkan pasar sesuai keinginannya. Oleh sebab itu Mitsubishi Motors akan mempertahankan strukturnya saat ini dan fokus pada perluasan pangsa pasar di Asia Tenggara.
Sebelumnya diberitakan bahwa Nissan, Honda dan Mitsubishi sepakat mempertimbangkan melakukan merger di masa depan. Nantinya akan ada perusahaan induk yang menaungi ketiganya.
Honda pun dikabarkan bakal memimpin manajemen baru serta mempertahankan prinsip dan merek masing-masing perusahaan. Berkat kerja sama maka diharapkan pengembangan kendaraan bakal lebih murah juga mudah.
Bila rencana terus berjalan maka kesepatakan merger secara resmi nantinya akan dilakukan pada Juni 2025 dan perusahaan induk bakal didaftarkan ke Bursa Efek Tokyo di Agustus 2026.
Meski demikian rencana tersebut masih bisa batal.
“Saat ini ada beberapa hal yang harus dipelajari. Terus terang, kemungkinan rencana batal tidaklah nol,” ungkap Toshihiro Mibe dilansir APNews (23/12).
Belakangan merger pun terancam batal karena Honda meminta Nissan untuk membeli kembali sahamnya dari Renault.
Syarat tersebut tentu tidak mudah karena Renault masih memiliki 35,7 persen saham Nissan dengan nilai USD 3,6 miliar atau setara Rp 686,5 triliun.
Posisi Nissan pun sekarang dalam posisi sulit dan terancam. Mereka bahkan terpaksa 9.000 karyawannya di seluruh dunia hingga mengurangi kapasitas produksinya agar bisa bertahan.
Tak hanya itu, mereka juga akan menunda peluncuran beberapa model baru sehingga berpotensi membuat kondisinya makin tertekan. Merger pun disebut-sebut sebagai salah satu solusi agar terhindar dari kebangkrutan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
24 Juni 2025, 20:00 WIB
24 Juni 2025, 15:00 WIB
23 Juni 2025, 19:35 WIB
23 Juni 2025, 17:00 WIB
23 Juni 2025, 13:00 WIB
Terkini
25 Juni 2025, 07:00 WIB
NTB bakal beri diskon pajak kendaraan bermotor dengan nilai yang diklaim cukup besar dibanding daerah lain
25 Juni 2025, 06:13 WIB
Ada dua lokasi SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini, bisa dimanfaatkan pengendara motor dan mobil
25 Juni 2025, 06:11 WIB
Ada lima lokasi SIM keliling Jakarta hari ini tersebar di area utara sampai selatan, simak informasinya
25 Juni 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 23 Juni 2025 kembali digelar untuk atasi kemacetan lalu lintas di sejumlah ruas jalan utama
24 Juni 2025, 22:00 WIB
Jika ingin memiliki Hyundai Palisade Hybrid yang baru diluncurkan, bisa melakukan pembelian secara kredit
24 Juni 2025, 21:30 WIB
Keputusan Liberty Media buat mengakuisisi ajang MotoGP akhirnya dikabulkan tanpa syarat oleh Komisi Eropa
24 Juni 2025, 21:00 WIB
80 motor dikempeskan di Jakarta Barat karena parkir sembarangan dan mengganggu para pejalan kaki yang melintas
24 Juni 2025, 20:00 WIB
Suzuki tengah bersiap luncurkan produk baru setelah Fronx dipasarkan, simak seperti apa model terbaru tersebut