Penjualan Honda Maret 2025 Naik, Brio Jadi Model Terlaris
17 April 2025, 21:00 WIB
Honda minta Nissan beli kembali sahamnya yang sekarang dimiliki Renault sebagai syarat melakukan merger
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Merger Honda dan Nissan tampaknya tidak akan berjalan mudah. Pasalnya ada beberapa syarat yang belakangan harus dilakukan untuk memuluskan rencana penggabungan.
Belakangan Honda meminta Nissan untuk membeli kembali saham mereka yang dimiliki Renault. Hal ini karena pabrikan berlogo H tersebut khawatir terhadap potensi pengaruh Renault pada rencana merger.
Perlu diketahui bahwa Renault masih memiliki 35,7 persen saham Nissan dengan nilai USD 3,6 miliar atau setara Rp 686,5 triliun. Namun perusahaan asal Perancis itu menegaskan tidak akan ikut campur terhadap rencana merger dan mempertimbangkan semua opsi untuk kepentingan aliansi.
Dilansir Carscoops, komitmen tersebut justru membuat Honda berada dalam posisi sulit karena berpotensi mengganggu merger di masa depan.
Sebelumnya diberitakan bahwa Nissan, Honda dan Mitsubishi resmi mengumumkan rencana merger pada Desember 2024. Langkah ini pun menarik perhatian karena berpotensi membuat mereka jadi perusahaan mobil terbesar ketiga di dunia.
Toshihiro Mibe, Presiden Honda menyampaikan bahwa mereka akan berupaya menyatukan operasionalnya ke sebuah perusahaan induk. Sebagai langkah awal maka Honda siap menjadi pemimpin manajemen baru namun tetap mempertahankan prinsip dan merek masing-masing.
Namun masing-masing merek bakal membagikan platform dan mesin untuk memudahkan pengembangan kendaraan sehingga jadi lebih kompetitif di pasar.
Perlu diketahui bahwa sampai sekarang merger masih sebatas rencana dan baru resmi akan ditanda tangani pada Juni 2025. Bahkan rencana tersebut masih memiliki risiko batal di kemudian hari.
“Saat ini ada beberapa hal yang harus dipelajari. Terus terang, kemungkinan rencana batal tidaklah nol,” ungkap Toshihiro Mibe dilansir APNews (23/12).
Hal ini karena Nissan sebenarnya dalam posisi yang kurang menguntungkan untuk dilakukan merger. Bahkan pabrikan tersebut terpaksa 9.000 karyawannya di seluruh dunia hingga mengurangi kapasitas produksinya agar bisa bertahan.
Tak hanya itu, mereka juga akan menunda peluncuran beberapa model baru sehingga berpotensi membuat kondisinya makin tertekan. Merger pun disebut-sebut sebagai salah satu solusi agar terhindar dari kebangkrutan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 April 2025, 21:00 WIB
17 April 2025, 19:00 WIB
17 April 2025, 16:13 WIB
17 April 2025, 14:00 WIB
17 April 2025, 12:00 WIB
Terkini
19 April 2025, 10:00 WIB
Sejumlah harga motor matic 150 cc mengalami kenaikan di bulan ini, ambil contoh Honda Vario sampai Stylo
19 April 2025, 08:00 WIB
Denza D9 berhasil merangsek ke posisi pertama mobil listrik terlaris, berikut wholesales EV per Maret 2025
19 April 2025, 05:30 WIB
Dinas Perhubungan akan melakukan rekayasa lalu lintas hari ini untuk mendukung acara Silahturahride bersama Mas Pram
18 April 2025, 19:57 WIB
Pabrikan Jepang perlu mulai memperhatikan banjirnya merek mobil China di RI yang mulai diminati masyarakat
18 April 2025, 14:56 WIB
Kepolisian bakal menerapkan rekayasa lalu lintas ganjil genap Puncak Bogor dan one way di akhir pekan ini
18 April 2025, 10:00 WIB
Jeep Indonesia coba merespon mengenai dampak dari penerapan tarif impor Amerika Serikat oleh Donald Trump
18 April 2025, 07:00 WIB
Merek EV China semakin banyak di Indonesia termasuk di segmen premium, Volvo ungkap ada sisi positifnya
18 April 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta Jumat (18/04) ditiadakan karena bertepatan dengan libur peringatan wafal Isa Almasih