Cina Siapkan Aturan Terkait Door Handle Model Flush
18 Desember 2025, 20:00 WIB
Krisis cip semikonduktor masih menghantui produksi mobil listrik di dunia tidak terkecuali pasar Indonesia
Oleh Satrio Adhy
TRENOTO– Krisis cip semikonduktor masih menghantui industri otomotif di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Menurutnya terjadi karena banyak faktor, salah satunya disebabkan kebakaran pabrik cip semikonduktor di China. Diperparah dengan berlangsungnya perang senjata antara Ukraina dan Rusia hingga sekarang. Selain itu masih panasnya kondisi di timur tengah.
Dengan begitu para pabrikan sulit mendapatkan barang satu ini. Terlebih sektor otomotif menjadi pemain baru untuk cip semikonduktor di dunia.
“Saat ini yang kita perlukan alokasi, sebab kami membutuhkan barangnya banyak sekali. Namun konsumen terbesarnya adalah bidang elektronik seperti komputer dan lain-lain, jadi kita pemakai baru,” ujar Yohanes saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (26/1),
Dia mengungkapkan kalau sebelumnya semua kendaraan bermotor menggunakan sistem mekanis. Mulai dari membuka jendela hingga mengunci pintu.
Akan tetapi semuanya berubah semenjak hadirnya kendaraan listrik. Sebab cip semikonduktor berperan besar dalam beroperasinya mobil serta motor setrum tersebut.
“Mobil listrik pakai part ini cukup banyak. Sebabnya kita mendekatkan diri ke para pengusaha cip semikonduktor agar mendapatkan kuota lebih lagi,” tegasnya.
Memang sebelumnya penjualan kendaraan listrik juga konvensional di Tanah Air terganggu karena kelangkaan komponen tersebut. Bahkan Yohannes belum bisa memberikan target penjualan akibat isu krisis semikonduktor kembali mencuat.
Yohannes Nangoi menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki kemampuan untuk melakukan produksi cip semikonduktor. Sebab prosesnya sangat rumit dan membutuhkan investasi besar.
“Saya dengar kabar kurang bagus bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi. Bahkan kemarin ada kebakaran besar (pabrik) di China tak tahu bagaimana dampaknya untuk Indonesia,” ungkapnya.
Kendati demikian dia berharap kejadian tersebut tidak terlalu berdampak bagi suplai ke Tanah Air. Pasalnya beberapa negara yang membuat cip semikonduktor saling berhubungan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.
“Kalau Asia banyak (pabrik) dari China dan Taiwan. Kemudian ada di Eropa juga Amerika, tapi biasanya suplai dunia dipegang beberapa negara ini, jadi kalau di Taiwan berhenti bukan berarti kawasan Asia benar-benar mati,” Yohannes menutup perkataanya.
Sebagai informasi benda ini berfungsi sebagai isolator listrik (tidak dapat dilalui arus listrik). Namun pada temperatur serta keadaan tertentu, semikonduktor dapat berfungsi sebagai konduktor (dapat dilalui arus listrik).
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Desember 2025, 20:00 WIB
18 Desember 2025, 18:00 WIB
18 Desember 2025, 16:00 WIB
18 Desember 2025, 11:00 WIB
17 Desember 2025, 22:00 WIB
Terkini
19 Desember 2025, 08:00 WIB
Ketatnya persaingan membuat MG menyiapkan strategi khusus agar bisa bertahan dalam industri otomotif Indonesia
19 Desember 2025, 07:00 WIB
Tarif tol Jakarta Yogyakarta tidak bisa dikatakan murah karena mencapai lebih dari Rp 590 ribu sekali jalan
19 Desember 2025, 06:00 WIB
Lima tempat SIM keliling Jakarta masih tersedia hari ini, jangan sampai terlewat karena tak ada dispensasi
19 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta tetap diterapkan jelang libur Natal dan tahun baru 2026 yang berlangsung pekan depan
19 Desember 2025, 06:00 WIB
Sebelum akhir pekan, kepolisian tetap menghadirkan SIM keliling Bandung untuk melayani para pengendara
18 Desember 2025, 21:00 WIB
Jetour punya rencana membangun pabrik mandiri di Indonesia, saat ini masih menggunakan fasilitas milik Handal
18 Desember 2025, 20:00 WIB
Regulasi desain door handle atau gagang pintu EV akan diperketat di Cina, persulit evakuasi saat kecelakaan
18 Desember 2025, 19:00 WIB
Penyelenggaraan F4 di Sirkuit Mandalika menjadi kesempatan para pembalap serta tim Indonesia buat berkembang