Ulas Spesifikasi Aion UT, Rival Baru BYD Dolphin di Indonesia
30 Juni 2025, 16:23 WIB
Krisis cip semikonduktor masih menghantui produksi mobil listrik di dunia tidak terkecuali pasar Indonesia
Oleh Satrio Adhy
TRENOTO– Krisis cip semikonduktor masih menghantui industri otomotif di Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia).
Menurutnya terjadi karena banyak faktor, salah satunya disebabkan kebakaran pabrik cip semikonduktor di China. Diperparah dengan berlangsungnya perang senjata antara Ukraina dan Rusia hingga sekarang. Selain itu masih panasnya kondisi di timur tengah.
Dengan begitu para pabrikan sulit mendapatkan barang satu ini. Terlebih sektor otomotif menjadi pemain baru untuk cip semikonduktor di dunia.
“Saat ini yang kita perlukan alokasi, sebab kami membutuhkan barangnya banyak sekali. Namun konsumen terbesarnya adalah bidang elektronik seperti komputer dan lain-lain, jadi kita pemakai baru,” ujar Yohanes saat ditemui di Jakarta Selatan, Kamis (26/1),
Dia mengungkapkan kalau sebelumnya semua kendaraan bermotor menggunakan sistem mekanis. Mulai dari membuka jendela hingga mengunci pintu.
Akan tetapi semuanya berubah semenjak hadirnya kendaraan listrik. Sebab cip semikonduktor berperan besar dalam beroperasinya mobil serta motor setrum tersebut.
“Mobil listrik pakai part ini cukup banyak. Sebabnya kita mendekatkan diri ke para pengusaha cip semikonduktor agar mendapatkan kuota lebih lagi,” tegasnya.
Memang sebelumnya penjualan kendaraan listrik juga konvensional di Tanah Air terganggu karena kelangkaan komponen tersebut. Bahkan Yohannes belum bisa memberikan target penjualan akibat isu krisis semikonduktor kembali mencuat.
Yohannes Nangoi menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki kemampuan untuk melakukan produksi cip semikonduktor. Sebab prosesnya sangat rumit dan membutuhkan investasi besar.
“Saya dengar kabar kurang bagus bahwa semikonduktor akan mengalami kelangkaan lagi. Bahkan kemarin ada kebakaran besar (pabrik) di China tak tahu bagaimana dampaknya untuk Indonesia,” ungkapnya.
Kendati demikian dia berharap kejadian tersebut tidak terlalu berdampak bagi suplai ke Tanah Air. Pasalnya beberapa negara yang membuat cip semikonduktor saling berhubungan menyalurkan hasil produksinya ke seluruh dunia.
“Kalau Asia banyak (pabrik) dari China dan Taiwan. Kemudian ada di Eropa juga Amerika, tapi biasanya suplai dunia dipegang beberapa negara ini, jadi kalau di Taiwan berhenti bukan berarti kawasan Asia benar-benar mati,” Yohannes menutup perkataanya.
Sebagai informasi benda ini berfungsi sebagai isolator listrik (tidak dapat dilalui arus listrik). Namun pada temperatur serta keadaan tertentu, semikonduktor dapat berfungsi sebagai konduktor (dapat dilalui arus listrik).
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Juni 2025, 16:23 WIB
30 Juni 2025, 13:30 WIB
30 Juni 2025, 12:00 WIB
30 Juni 2025, 09:00 WIB
30 Juni 2025, 08:00 WIB
Terkini
30 Juni 2025, 22:24 WIB
Kepolisian bakal menggelar rekayasa lalu lintas di Silang Monas dalam rangka Hari Bhayangkara ke -79 besok
30 Juni 2025, 22:08 WIB
Polda Metro Jaya menyediakan perpanjang SIM gratis besok dalam rangka perayaan Hari Bhayangkara ke-79 di Monas
30 Juni 2025, 20:00 WIB
Pembangunan pabrik Mazda di Indonesia diklaim masih berjalan dan bakal segera rampung untuk penuhi pasar otomotif
30 Juni 2025, 19:00 WIB
Alex Marquez harus jalani operasi di Spanyol setelah tangan kirinya retak akibat kecelakaan di MotoGP Belanda
30 Juni 2025, 18:00 WIB
Jaecoo Indonesia ungkap alasan harga J7 SHS belum juga diumumkan ke konsumen sejak perkenalannya di IIMS 2025
30 Juni 2025, 17:00 WIB
Mazda siap meluncurkan dua mobil baru di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show 2025 bulan depan
30 Juni 2025, 16:23 WIB
Aion UT disinyalir segera meluncur buat konsumen Tanah Air dalam waktu dekat, berikut spesifikasinya
30 Juni 2025, 14:17 WIB
Perwakilan Aprilia akhirnya bersuara soal rumor kepindahan Jorge Martin ke Honda Racing di MotoGP 2026