Tren Mobil Listrik 2026: Harga Tetap Jadi Pertimbangan Utama
29 Desember 2025, 10:00 WIB
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EV juga punya polusi berbahaya yang dihasilkan karena beberapa hal ini
Oleh Arie Prasetya
KatadataOTO – Bahkan beralih ke EV pun bukan jawaban terbaik dalam menekan pencemaran, karena debu rem lebih parah dari emisi diesel.
Hasil studi ini dikeluarkan oleh para ilmuwan dari Universitas Southampton, Inggris yang mencermati dampak emisi partikulat dari berbagai jenis bantalan rem terhadap paru-paru. Dari beberapa jenis rem ditemukan bahwa satu jenis bantalan memiliki komposisi logam rendah, sementara tiga lainnya mengandung bahan semi logam, organik non-asbes dan keramik hibrida.
Hal menarik untuk dicermati adalah penggunaan bahan berlabel organik non asbes yang dianggap paling terbaik dari sisi pencemaran ternyata menjadi penyebab peradangan paling banyak. Bantalan bahan ini justru lebih beracun atau memiliki dampak buruk bagi paru-paru dibandingkan emisi diesel.
Menurut penulis penelitian, bantalan jenis ini paling umum digunakan di Amerika Serikat karena beragam keunggulan. Yakni berharga murah, senyap atau tidak menimbulkan bunyi berlebih saat bekerja dan memiliki tingkat keausan cukup rendah.
Kanvas rem atau bantalan non asbes ini sendiri merupakan pengembangan dari sebelumnya yang mengandung asbes. Namun masih memiliki kandungan serat tembaga untuk tetap meningkatkan konduktivitas termal seperti bantalan berbahan asbes.
Asbes sendiri dihilangkan dari campuran karena kaitannya dengan penyakit paru-paru. Tapi ternyata debu tembaga yang masih ada bantalan modern atau non asbes juga ditemukan terkait penyakit paru-paru seperti kanker, asma dan penyakit paru kronis.
Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa EV atau kendaraan listrik sekalipun bukan obat mujarab untuk menekan polusi atau membuat udara lebih bersih. Karena sama dengan kendaraan ICE, debu rem dari EV pun sangat beracun bahkan disebut lebih berbahaya dari menghirup batu bara.
EV sendiri sangat bergantung pada pengereman regeneratif, karena secara signifikan mengurangi penggunaan rem gesekan tradisional. Namun, kendaraan-kendaraan listrik memiliki bobot lebih berat dari ICE yang berarti saat melakukan pengereman menghasilkan lebih banyak debu bantalan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Desember 2025, 10:00 WIB
23 Desember 2025, 14:00 WIB
23 Desember 2025, 12:00 WIB
23 Desember 2025, 11:00 WIB
22 Desember 2025, 08:00 WIB
Terkini
29 Desember 2025, 15:00 WIB
GIAMM sebut perakitan lokal dihitung 30 persen TKDN, komponen lokal mobil listrik tak jadi prioritas produsen
29 Desember 2025, 14:13 WIB
Ditetapkan secara nasional di Cina, manufaktur wajib pastikan baterai mobil listrik tak bisa terbakar atau meledak
29 Desember 2025, 13:00 WIB
Dua sopir bus Damri tertangkap kamera melalukan aksi tidak terpuji, bahkan sampai membahayakan pengemudi lain
29 Desember 2025, 12:14 WIB
Model-model MPV dan LCGC masih tetap dicari konsumen mobil bekas, rentang harganya Rp 100 juta-Rp 300 jutaan
29 Desember 2025, 11:00 WIB
Menurut Mitsubishi Fuso ada beberapa kendala yang menghambat kinerja penjualan kendaraan niaga pada 2025
29 Desember 2025, 10:00 WIB
Harga kompetitif dan desain eksterior boxy bakal jadi faktor penting buat konsumen mobil listrik di 2026
29 Desember 2025, 09:00 WIB
Terdapat banyak pilihan produk pada segmen motor bebek, seperti contoh TVS LX100 dengan banderol kompetitif
29 Desember 2025, 08:00 WIB
Penyekatan kendaraan pada Car Free Night Puncak akan dilakukan sejak sore dan diawasi oleh puluhan petugas