Suzuki Mulai Siapkan Infrastruktur EV, Sambut e Vitara di 2026
15 Februari 2025, 10:00 WIB
Pengamat otomotif menilai bahwa mobil listrik tidak sepenuhnya bebas emisi karbon yang dianggap mencemari udara
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Selama ini mobil listrik dianggap sebagai satu-satunya cara untuk menciptakan lingkungan bersih dari polusi. Namun Cyrillus Harinowo, bankir dan ahli moneter memiliki pandangan berbeda yang ia tuangkan dalam buku berjudul ‘Multi-pathway for Car Electrification’.
Penyusunan buku ia lakukan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada 2020 menyatakan negaranya bakal melarang penjualan mobil konvensional pada 2030. Dalam kebijakan tersebut, pihaknya hanya akan membolehkan EV.
“Satu pernyataan Boris Johnson itu membuat saya berpikir bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak akan bisa kembali lagi atau irreversible. Sementara masyarakat Indonesia sendiri belum sepenuhnya paham mengenai itu,” ungkap Cyrillus pada acara Beyond Zero: Mobilitas untuk Netralitas Karbon di IIMS 2025.
Tak hanya itu, dirinya juga menilai bahwa EV sebenarnya tidak sepenuhnya bebas emisi. Terlebih Indonesia kebanyakan menggunakan bahan bakar fosil sebagai pembangkit listrik.
“Bicara mengenai penggunaan BEV saat ini, kendaraanya mungkin Zero Emission. Namun ketika ingin mengisi daya baterai sumber listriknya 80 persen masih berasal dari pembangkit yang digerakan oleh bahan bakar fosil,” ungkapnya.
Kondisi tersebut artinya teknologi itu sebetulnya masih mengeluarkan emisi karbon 87 persen. Angka yang cukup besar dan harus menjadi perhitungan.
Dirinya juga menyoroti berbagai perkembangan teknologi mutakhir sektor otomotif dalam upaya mengikis karbon.
“Pada kenyataannya, upaya dekarbonisasi sektor otomotif memang serempak dilakukan secara global. Hanya saja transisi menuju mobil listrik tidaklah mudah terutama di negara berkembang seperti Indonesia karena infrastruktur pengisian baterai masih terbatas sementara tuntutan mengurangi emisi gas rumah kaca meningkat,” kata Cyrillus.
Oleh sebab itu banyak produsen termasuk Toyota mulai mengembangkan Hybrid Electric Vehicle (HEV) dan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sebagai langkah awal sebelum beralih sepenuhnya ke mobil listrik. Langkah tersebut dianggap sebagai solusi dari stagnasi dekarbonisasi jika selalu mengandalkan penetrasi EV.
Brazil pun dinilai sebagai contoh tepat karena mereka telah mengadopsi penggunaan bioetanol industri gula sebagai bahan bakar kendaraan. Penggunaan bahan bakar tersebut berpotensi mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi, yang merupakan penyumbang utama emisi karbon.
Dengan populasi besar dan peningkatan kesadaran lingkungan meningkat, Brazil memiliki potensi untuk berkembang dalam industri mobil listrik.
Sementara Indonesia, dengan mempertimbangkan kemunculan tren ragam teknologi dalam dekarbonisasi memiliki peluang menguasai rantai pasok kendaraan berteknologi listrik dan mesin flexy. Negara pun dapat memanfaatkan cadangan nikel guna memproduksi baterai yang diperlukan untuk EV serta hybrid.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 Februari 2025, 10:00 WIB
15 Februari 2025, 09:38 WIB
15 Februari 2025, 09:00 WIB
15 Februari 2025, 08:00 WIB
15 Februari 2025, 07:03 WIB
Terkini
15 Februari 2025, 10:00 WIB
Suzuki resmi mengumumkan kehadiran SUV listrk perdana mereka, e Vitara untuk konsumen Indonesia di 2026
15 Februari 2025, 09:38 WIB
Royal Enfield Guerrilla 450 resmi dijual dalam pameran IIMS 2025, dijual setara harga Toyota Avanza Bekas
15 Februari 2025, 09:00 WIB
Jetour Dashing kini ditawarkan dengan 3 pilihan warna baru yang bisa menarik para pengunjung IIMS 2025
15 Februari 2025, 08:00 WIB
Ada tiga motor baru BMW yang diluncurkan di IIMS 2025, untuk menggoda para pencinta kendaraan roda dua
15 Februari 2025, 07:03 WIB
Motor listrik United Avand SL150 resmi diluncurkan dalam pameran IIMS 2025, dijual dengan harga Rp 22 jutaan
14 Februari 2025, 23:00 WIB
Mazda CX-80 PHEV muncul di ajang pameran otomotif tahunan IIMS 2025 untuk menggoda para pengunjung setia
14 Februari 2025, 22:30 WIB
Royal Alloy GT2 Series meluncur di IIMS 2025 dengan harga Rp 49 juta dan dipercaya bisa menarik perhatian pelanggan
14 Februari 2025, 22:00 WIB
Komponen STI bisa dinikmati oleh para konsumen Subaru penggemar motorsport, bisa dilihat di IIMS 2025