Toyota Bakal Tingkatkan Produksi Kendaraan untuk Kejar BYD
10 November 2024, 13:09 WIB
Pabrik Toyota berhenti produksi untuk sementara akibat serangan siber yang terjadi hari ini Selasa, 1 Maret 2022
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Belasan pabrik Toyota berhenti produksi di Jepang untuk sementara, setelah salah satu pemasoknya mendapat serangan siber. Penghentian produksi tersebut akan dilakukan pada hari Selasa, 1 Maret 2022.
Akibat penghentian produksi tersebut, Toyota pun melayangkan pernyataan kepada para pelanggan setianya. Mereka menegaskan bahwa produksi akan segera dilakukan setelah semuanya selesai.
“Karena kegagalan sistem di pemasok domestik (Kojima Industres Corporation), kami memutuskan untuk menangguhkan pengoperasian 28 jalur produksi di 14 pabrik Toyota di Jepang pada Selasa, 1 Maret 2022 (baik shift 1 dan 2). Kami meminta maaf pada pemasok dan pelanggan terkait ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tegas Toyota dalam siaran persnya.
Kijima Industries merupakan pemasok suku cadang plastik dan komponen elektronik untuki Toyota. Sayangnya mereka ternyata tidak mengetahui siapa dalang dari serangan tersebut sehingga membuat pencarian solusi menjadi terhambat.
Dengan dihentikannya 28 jalur produksi dari 14 pabrik, Toyota kehilangan produksi 13.000 dalam satu hari. Kerugian bisa saja menjadi lebih besar karena bukan tidak mungkin produksi baru bisa normal pada akhir pekan nanti.
Meski menjadi produsen mobil terbesar di dunia pada 2021, adanya penundaan ini tentunya sangat memberatkan bagi Toyota. Pasalnya industri otomotif sangat terpukul akibat adanya pandemi Covid-19 dan kelangkaan cip semi konduktor.
Upaya Toyota untuk bisa mengembalikan produksi mereka di 2022 pun terbilang penuh tantangan. Pada Januari 2022 saja, produksi mereka sudah mengalami penurunan sebesar 15 persen dibanding periode serupa tahun lalu akibat penghentian kegiatan di kota Tianjin, China.
Sementara pada Februari 2022, operasi Toyota di Amereka Utara juga mengalami gangguan akibat adanya protes hingga mengganggu rute perdagangan antara Amerika Serikat serta Kanada. Aksi tersebut menutup jembatan yang menghubungkan antara Windsor dan Detroit selama 1 minggu.
Banyaknya tekanan berhasil membuat Toyota mengurangi proyeksi produksi kendaraannya. Sebelumnya mereka berambisi untuk bisa memproduksi 9 juta unit kendaraan pada tahun fiskal ini namun targetnya dikoreksi menjadi hanya 8.5 juta unit.
Di Indonesia sendiri, tantangan produksi sebenarnya tidak pernah diungkapkan secara tegas oleh Toyota. Bahkan Toyota Indonesia berhasil melakukan ekspor perdana mereka ke Australia melalui Fortuner.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 November 2024, 13:09 WIB
03 Oktober 2024, 16:00 WIB
29 Februari 2024, 07:30 WIB
08 Januari 2024, 09:30 WIB
22 Desember 2023, 14:28 WIB
Terkini
04 Juli 2025, 07:00 WIB
Aismoli berharap rencana pemberian subsidi motor listrik pada bulan depan bukan sekadar harapan palsu
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Mendekati akhir pekan, SIM keliling Jakarta masih beroperasi sebagai fasilitas alternatif perpanjangan SIM
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 4 Juli 2025 kembali diterapkan guna menghindari terjadinya kemacetan khususnya di jam sibuk
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang tersedia jelang akhir pekan ada di Dago Plaza, JL. IR. Juanda
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang