11 Daerah Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juli 2025, Ada Jakarta
02 Juli 2025, 23:30 WIB
Rudy Salim sebut penerapan PPN 12 persen bisa mendorong masyarakat kelas atas beralih dan menghindari pajak
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Rencana penerapan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 12 persen terus menjadi buah bibir. Disebut-sebut bakal membawa dampak negatif bagi semua sektor.
Satu di antaranya adalah harga mobil yang kian melambung. Terutama pada segmen kendaraan-kendaraan premium.
Dikatakan bahwa pelanggan di segmen atas paling terdampak dengan kenaikan pajak.
“Memang otomotif, apalagi premium atau luxury car itu sudah pasti jadi korban paling pertama. Sebab (konsumen di segmen ini) adalah masyarakat paling tidak rewel jika dikenakan kenaikan pajak,” ungkap Rudy Salim, CEO Prestige Motorcars saat ditemui di PIK 2.
Rudy mencontohkan, harga satu mobil Ferrari bisa terkerek cukup tinggi imbas kenaikan PPN 12 persen yang diterapkan tahun depan.
Dari semula dibanderol Rp 5 miliar, namun untuk pajaknya saja bisa mencapai Rp 12,5 miliar. Sehingga bila ditotal maka menyentuh Rp 17,5 miliar.
“Itu hanya modal dari kendaraan, dalam satu bisnis yang sempurna perusahaan bakal mencari keuntungan delapan persen, dipotong cost of fund tiga sampai empat persen, mungkin harga mobil Rp 17,5 miliar harus dijual Rp 18,5 miliaran,” lanjut Rudy.
Dikatakan bahwa jika hal tersebut terjadi, maka bos dari Prestige Motorcars ini khawatir para konsumen mereka membeli mobil premium di luar negeri.
“Mungkin jadi beli di Australia, Amerika dan negara-negara lain. Sebab di sana (dengan nominal di atas) masih bisa mendapatkan satu Ferrari, rumah serta fasilitas uang bensin selama dua tahun atau lebih,” tegas Rudy.
Oleh sebab itu dia berharap Presiden Prabowo Subianto bersama para menteri mau meninjau ulang aturan penerapan PPN 12 persen di Januari 2025.
Ditakutkan bisa menimbulkan defisit pendapatan negara di tahun depan, karena masyarakat kelas atas diprediksi lebih memilih membelanjakan uangnya ke luar negeri.
“Saya khawatirkan adalah orang Indonesia tidak dapat menikmati hasil kerja keras di dalam negeri. Mungkin itu yang harus dihitung ulang,” pungkas Rudy.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Juli 2025, 23:30 WIB
01 Juli 2025, 18:00 WIB
28 Juni 2025, 13:00 WIB
28 Juni 2025, 13:00 WIB
25 Juni 2025, 07:00 WIB
Terkini
04 Juli 2025, 13:28 WIB
Auksi melakukan pengembangan layanan dan lokasi lelang baru untuk menjawab kebutuhan para pelanggan setia
04 Juli 2025, 12:52 WIB
Xiaomi berminat mengekspor mobil listrik ke pasar global, tetapi masih ada satu penghambat yang dihadapi
04 Juli 2025, 11:41 WIB
Lamborghini yang dikendaraan Diogo Jota bersama sang adik terbakar saat kecelakaan di jalan tol A52, Spanyol
04 Juli 2025, 09:00 WIB
Dishub DKI menyiapkan teknologi senilai Rp 120 miliar untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang ada di Ibu Kota
04 Juli 2025, 08:00 WIB
Pemerintah terbuka jika merek Jepang mau ikut program insentif impor mobil listrik seperti yang dinikmati BYD
04 Juli 2025, 07:00 WIB
Aismoli berharap rencana pemberian subsidi motor listrik pada bulan depan bukan sekadar harapan palsu
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Mendekati akhir pekan, SIM keliling Jakarta masih beroperasi sebagai fasilitas alternatif perpanjangan SIM
04 Juli 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 4 Juli 2025 kembali diterapkan guna menghindari terjadinya kemacetan khususnya di jam sibuk