Mobil Listrik Penuh Radiasi, ASEAN NCAP Beri Tanggapan
14 Agustus 2025, 14:00 WIB
Untuk menentukan tingkat keselamatan sebuah kendaraan, ASEAN NCAP menilai beberapa faktor yang dinilai penting
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Seluruh pabrikan kendaraan tentu berharap untuk bisa memberi perlindungan pada pelanggannya. Oleh sebab itu, sejumlah fitur keselamatan telah disematkan guna mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
Namun untuk memastikan seluruh fitur di dalam kendaraan bisa optimal diperlukan pengujian dengan beragam metode termasuk Crash Test. Di Asia Tenggara, ASEAN NCAP menjadi salah satu lembaga yang biasa melakukannya.
Dalam pengujian, ASEAN NCAP berfokus pada empat penilaian yaitu Adult Occopant Protection (AOP), Children Occopant Protection (COP), Safety Assist (SA) dan Motorcyclist Safety (MS).
“Teknis pelaksanaannya adalah dengan melakukan uji tabrak depan, samping dan fungsional dari perangkat safety keselamatan. Kemudian dilihat dampaknya terhadap dummy yang terpasang di dalamnya,” ungkap Adrianto Sugiarto Wiyono, Technical Commitee ASEAN NCAP pada KatadataOTO (12/09).
Jila terjadi benturan akibat tabrakan maka sensor di dalam dummy akan mencatat kekuatan benturan tersebut. Kekuatannya akan dibandingkan dengan kemampuan manusia untuk menerimanya.
“Kemudian akan diberikan kategori warna hijau bila aman, kuning, jingga hingga merah yang artinya tidak aman atau fatalitas,” ungkapnya.
Dalam masing-masing pengujian pun ada nilai-nilai buat diberikan pada mobil.
Untuk AOP akan ada tiga penilaian yaitu Frontal, Side serta HPT Evaluation dengan total 32 poin. Pengujian ini memiliki bobot 40 persen.
Kemudian COP akan menguji lima hal yaitu Frontal, Side, CRS Installation, Vehicle Based Assessment setta Presence Detection. Total poin yang bisa didapatkan adalah 51 dan memiliki bobot 20 persen dari keseluruhan tes.
Berikutnya adalah penilaian dari Safety Assist yang ditentukan dari tujuh hal yaitu EBA, Safety Belt Reminde (SBR) Front), SBR Rear, SBR Rear Advanced, AEB City,AEB Inter Urban hingga Advanced SAT. Total poin buat didapatkan adalah 21 dan memiliki bobot penilaian 20 persen.
Keempat adalah Motorcyclist Safety, di dalamnya ada BSD/BSV. Rear View Technology, AHB, Pesestrian Protection serta Advance MST. Total nilai yang bisa diraih adalah 16 dan bobot penilaian 20 persen.
Ia pun mengungkap bahwa mendapatkan lima bintang keselamatan atau nilai tertinggi sebenarnya tidak sulit. Pasalnya metode pengujian bisa dilihat langsung di situs resmi sehingga pelaku industru tinggal menyesuaikannya dengan baik.
“Banyak juga fitur keselamatan yang sebenarnya sepele namun tidak tersedia pada kendaraan sehingga harus kehilangan nilai. Misalnya wajib airbag, tidak memasang SBR (Safety Belt Reminder) dan sebagainya,” tambahnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
14 Agustus 2025, 14:00 WIB
06 Agustus 2025, 16:00 WIB
30 April 2025, 18:00 WIB
23 Desember 2024, 07:00 WIB
09 Desember 2024, 15:00 WIB
Terkini
12 September 2025, 14:00 WIB
Rekayasa lalu lintas ganjil genap Puncak, Bogor diberlakukan siang ini sampai Minggu (14/09) akhir pekan
12 September 2025, 13:28 WIB
Penjualan mobil mewah menunjukkan tren positif di Agustus 2025, BMW teratas dan Lexus menyusul setelahnya
12 September 2025, 12:09 WIB
Penyelenggaraan GIIAS 2025 yang berlangsung di ICE BSD ternyata membawa dampak positif bagi sebgaian pabrikan
12 September 2025, 11:00 WIB
Meski Jaecoo Indonesia masih malu-malu mengungkapkan, ada peluang mobil listrik iCar V23 melantai di GJAW 2025
12 September 2025, 10:00 WIB
Mitsubishi naik ke peringkat tiga besar merek mobil terlaris Agustus 2025, posisi pertama masih Toyota
12 September 2025, 09:00 WIB
Dibantu kontribusi sejumlah model baru yang hadir di GIIAS 2025, Chery yakin penjualannya tembus 2.000 unit
12 September 2025, 08:00 WIB
Denza N9 siap meluncur pada 17 September 2025 di Cina dengan menawarkan beragam fitur menarik buat pelanggan
12 September 2025, 07:00 WIB
Insentif kendaraan listrik CBU dipastikan berakhir di akhir 2025 dan pabrikan sudah harus mulai melakukan produksi di Tanah Air