Diler Honda Tutup Jelang Peluncuran Model Baru
26 Mei 2025, 20:05 WIB
Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka satu juta unit, pengamat ungkap salah satu akar penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia masih terjebak di angka satu juta unit. Bahkan sepanjang 2024 angkanya turun drastis dengan capaian wholesales 800 ribuan, meleset dari target satu juta unit.
Ada beberapa faktor berperan di balik menurunnya penjualan mobil nasional. Beberapa di antaranya adalah pemilihan umum, wacana penerapan opsen dan kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), membuat banyak konsumen cenderung menunda pembelian.
Namun pengamat ekonomi menilai akar stagnannya penjualan mobil adalah menurunnya pendapatan masyarakat di kelas menengah. Situasi ekonomi berdampak signifikan terhadap industri otomotif.
“Harus ada kebijakan pemerintah yang lebih out of the box supaya investasi meningkat, tumbuh usaha baru dan penyerapan tenaga kerja agar pendapatan masyarakat naik,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Menurut Josua, dari sisi manufaktur semuanya sudah cenderung terpenuhi. Banyak produsen otomotif sudah maju secara teknologi dan bisa menyediakan berbagai produk kendaraan roda empat untuk masyarakat, rentang harganya juga terbilang luas.
“Dari sisi permintaan itu mungkin yang harus jadi fokus pemerintah. Kalau kita lihat di 2010 sampai 2014, kita selalu terjebak di satu juta unit, kita perlu akselerasi lagi,” kata Josua.
Lebih rinci Josua menegaskan naiknya biaya hidup lain seperti tarif BPJS dan potongan-potongan gaji yang lain menjadi beban tersendiri buat masyarakat.
Lalu mirip dengan dunia properti, Josua menegaskan industri otomotif juga masih sangat mengandalkan pembiayaan perbankan.
Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kredit supaya lebih baik dan transparan. Kemudian kelonggaran cicilan yang memudahkan pembelian kendaraan roda empat.
“Agar masyarakat lebih transparan, kalau kita lihat dari sisi properti, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa memberi kelonggaran,” kata dia.
Kehadiran banyak merek otomotif juga dinilai membuka peluang untuk mengetatkan kompetisi dan berujung membuat produk-produk di dalam negeri dijual dengan harga bersaing.
“Tantangannya dari sisi pembelian atau demand. Kalau dari produsen saya pikir teknologinya sudah memadai. Permintaan itu yang harus jadi fokus pemerintah,” tegas Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 Mei 2025, 20:05 WIB
26 Mei 2025, 08:00 WIB
22 Mei 2025, 21:00 WIB
22 Mei 2025, 19:00 WIB
21 Mei 2025, 10:00 WIB
Terkini
27 Mei 2025, 08:00 WIB
Deltalube mengaku sedang mempersiapkan produk khusus mobil listrik untuk diniagakan di pasar Indonesia
27 Mei 2025, 07:00 WIB
Pelanggan Mobil Lubricants berkesempatan mendapatkan logam mulia seberat 50 gram bila melakukan penggantian pelumas
27 Mei 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta kembali beroperasi seperti biasa hari ini 27 Mei 2025, simak biaya dan persyaratannya
27 Mei 2025, 06:00 WIB
Kepolisian menghadirkan SIM keliling Bandung dari dua tempat berbeda hari ini untuk melayani masyarakat
27 Mei 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali digelar meski ada kunjungan presiden Prancis yang melewati beberapa jalan utama
26 Mei 2025, 22:00 WIB
Toyota dan Lexus akan menyederhanakan produk dengan menggunakan platform baru yang bisa dipakai buat EV dan Hybrid
26 Mei 2025, 21:00 WIB
Pemerintah melalui Menteri PU akan berikan diskon tarif tol pada bulan depan untuk menggairahkan perekonomian
26 Mei 2025, 20:05 WIB
Tekanan masih berlanjut, diler Honda tutup menjelang peluncuran model baru yang dipercaya bisa perbaiki situasi