4 Mobil yang Disuntik Mati di Indonesia Tahun Ini, Ada Baleno
30 Desember 2025, 12:00 WIB
Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka satu juta unit, pengamat ungkap salah satu akar penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia masih terjebak di angka satu juta unit. Bahkan sepanjang 2024 angkanya turun drastis dengan capaian wholesales 800 ribuan, meleset dari target satu juta unit.
Ada beberapa faktor berperan di balik menurunnya penjualan mobil nasional. Beberapa di antaranya adalah pemilihan umum, wacana penerapan opsen dan kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), membuat banyak konsumen cenderung menunda pembelian.
Namun pengamat ekonomi menilai akar stagnannya penjualan mobil adalah menurunnya pendapatan masyarakat di kelas menengah. Situasi ekonomi berdampak signifikan terhadap industri otomotif.
“Harus ada kebijakan pemerintah yang lebih out of the box supaya investasi meningkat, tumbuh usaha baru dan penyerapan tenaga kerja agar pendapatan masyarakat naik,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Menurut Josua, dari sisi manufaktur semuanya sudah cenderung terpenuhi. Banyak produsen otomotif sudah maju secara teknologi dan bisa menyediakan berbagai produk kendaraan roda empat untuk masyarakat, rentang harganya juga terbilang luas.
“Dari sisi permintaan itu mungkin yang harus jadi fokus pemerintah. Kalau kita lihat di 2010 sampai 2014, kita selalu terjebak di satu juta unit, kita perlu akselerasi lagi,” kata Josua.
Lebih rinci Josua menegaskan naiknya biaya hidup lain seperti tarif BPJS dan potongan-potongan gaji yang lain menjadi beban tersendiri buat masyarakat.
Lalu mirip dengan dunia properti, Josua menegaskan industri otomotif juga masih sangat mengandalkan pembiayaan perbankan.
Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kredit supaya lebih baik dan transparan. Kemudian kelonggaran cicilan yang memudahkan pembelian kendaraan roda empat.
“Agar masyarakat lebih transparan, kalau kita lihat dari sisi properti, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa memberi kelonggaran,” kata dia.
Kehadiran banyak merek otomotif juga dinilai membuka peluang untuk mengetatkan kompetisi dan berujung membuat produk-produk di dalam negeri dijual dengan harga bersaing.
“Tantangannya dari sisi pembelian atau demand. Kalau dari produsen saya pikir teknologinya sudah memadai. Permintaan itu yang harus jadi fokus pemerintah,” tegas Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Desember 2025, 12:00 WIB
30 Desember 2025, 11:00 WIB
30 Desember 2025, 08:00 WIB
29 Desember 2025, 12:14 WIB
29 Desember 2025, 11:00 WIB
Terkini
30 Desember 2025, 15:00 WIB
Ucok harus mengeluarkan dana hampir Rp 1 miliaran untuk memodifikasi Yamaha Xmax berkelir dominan biru
30 Desember 2025, 14:00 WIB
Menurut data Kemenhub, motor listrik yang telah mengantongi SRUT di 2025 baru 55.059 unit atau turun 28,6 persen
30 Desember 2025, 13:00 WIB
Industri baterai lithium terpengaruh dari kinerja penjualan mobil listrik di Cina yang diproyeksi akan turun
30 Desember 2025, 12:00 WIB
Sejumlah model mobil yang disuntik mati oleh pabrikan kemudian diganti produk lain, berikut daftarnya
30 Desember 2025, 11:00 WIB
Insentif otomotif sebaiknya menyasar pada pertumbuhan industri komponen di dalam negeri agar seimbang
30 Desember 2025, 10:00 WIB
Yamaha tengah mencari formulasi yang tepat buat memasarkan motor listrik Neos kepada konsumen di Indoensia
30 Desember 2025, 09:00 WIB
Enduro Service tawarkan beragam layanan seperti penggantian oli mobil dan motor sampai ganti air filter
30 Desember 2025, 08:00 WIB
Fitur dashcam pada Suzuki XL7 Hybrid bekas menjadi salah satu pelanggan melakukan pembelian ketimbang model lain