Imbas Tarif Impor AS, Stellantis Berencana Melepas Maserati
11 April 2025, 19:00 WIB
Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka satu juta unit, pengamat ungkap salah satu akar penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia masih terjebak di angka satu juta unit. Bahkan sepanjang 2024 angkanya turun drastis dengan capaian wholesales 800 ribuan, meleset dari target satu juta unit.
Ada beberapa faktor berperan di balik menurunnya penjualan mobil nasional. Beberapa di antaranya adalah pemilihan umum, wacana penerapan opsen dan kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), membuat banyak konsumen cenderung menunda pembelian.
Namun pengamat ekonomi menilai akar stagnannya penjualan mobil adalah menurunnya pendapatan masyarakat di kelas menengah. Situasi ekonomi berdampak signifikan terhadap industri otomotif.
“Harus ada kebijakan pemerintah yang lebih out of the box supaya investasi meningkat, tumbuh usaha baru dan penyerapan tenaga kerja agar pendapatan masyarakat naik,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Menurut Josua, dari sisi manufaktur semuanya sudah cenderung terpenuhi. Banyak produsen otomotif sudah maju secara teknologi dan bisa menyediakan berbagai produk kendaraan roda empat untuk masyarakat, rentang harganya juga terbilang luas.
“Dari sisi permintaan itu mungkin yang harus jadi fokus pemerintah. Kalau kita lihat di 2010 sampai 2014, kita selalu terjebak di satu juta unit, kita perlu akselerasi lagi,” kata Josua.
Lebih rinci Josua menegaskan naiknya biaya hidup lain seperti tarif BPJS dan potongan-potongan gaji yang lain menjadi beban tersendiri buat masyarakat.
Lalu mirip dengan dunia properti, Josua menegaskan industri otomotif juga masih sangat mengandalkan pembiayaan perbankan.
Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kredit supaya lebih baik dan transparan. Kemudian kelonggaran cicilan yang memudahkan pembelian kendaraan roda empat.
“Agar masyarakat lebih transparan, kalau kita lihat dari sisi properti, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa memberi kelonggaran,” kata dia.
Kehadiran banyak merek otomotif juga dinilai membuka peluang untuk mengetatkan kompetisi dan berujung membuat produk-produk di dalam negeri dijual dengan harga bersaing.
“Tantangannya dari sisi pembelian atau demand. Kalau dari produsen saya pikir teknologinya sudah memadai. Permintaan itu yang harus jadi fokus pemerintah,” tegas Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 April 2025, 19:00 WIB
11 April 2025, 18:00 WIB
10 April 2025, 18:18 WIB
10 April 2025, 16:00 WIB
09 April 2025, 15:00 WIB
Terkini
15 April 2025, 09:00 WIB
Setelah melakukan perjalanan jauh seperti mudik lebaran, kondisi ban mobil perlu dicek secara menyeluruh
15 April 2025, 08:00 WIB
Masyarakat yang melanggar uji emisi kendaraan berat bisa dikenai denda Rp 50 juta atau penjara enam bulan
15 April 2025, 07:00 WIB
Pembalap muda tim Gresini Racing terus menunjukkan potensinya di MotoGP, terutama di seri Qatar silam
15 April 2025, 06:24 WIB
Ada sejumlah fasilitas yang bisa dimanfaatkan pengendara di Kota Kembang, seperti SIM Keliling Bandung
15 April 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta masih melayani perpanjangan masa berlaku SIM yang mati selama periode libur lebaran
15 April 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 15 April 2025 digelar di puluhan ruas jalan utama Ibu Kota untuk hindari kemacetan
14 April 2025, 22:00 WIB
V-KOOL luncurkan sepatu edisi terbatas dalam rangka memperingati eksistensinya selama 30 tahun di Indonesia
14 April 2025, 21:00 WIB
Subaru dan Toyota kembali bekerja sama merancang mobil listrik, kali ini menyasar penyuka petualangan