Skema Kredit Honri Boma di IIMS 2025
19 Februari 2025, 16:00 WIB
Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka satu juta unit, pengamat ungkap salah satu akar penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia masih terjebak di angka satu juta unit. Bahkan sepanjang 2024 angkanya turun drastis dengan capaian wholesales 800 ribuan, meleset dari target satu juta unit.
Ada beberapa faktor berperan di balik menurunnya penjualan mobil nasional. Beberapa di antaranya adalah pemilihan umum, wacana penerapan opsen dan kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), membuat banyak konsumen cenderung menunda pembelian.
Namun pengamat ekonomi menilai akar stagnannya penjualan mobil adalah menurunnya pendapatan masyarakat di kelas menengah. Situasi ekonomi berdampak signifikan terhadap industri otomotif.
“Harus ada kebijakan pemerintah yang lebih out of the box supaya investasi meningkat, tumbuh usaha baru dan penyerapan tenaga kerja agar pendapatan masyarakat naik,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Menurut Josua, dari sisi manufaktur semuanya sudah cenderung terpenuhi. Banyak produsen otomotif sudah maju secara teknologi dan bisa menyediakan berbagai produk kendaraan roda empat untuk masyarakat, rentang harganya juga terbilang luas.
“Dari sisi permintaan itu mungkin yang harus jadi fokus pemerintah. Kalau kita lihat di 2010 sampai 2014, kita selalu terjebak di satu juta unit, kita perlu akselerasi lagi,” kata Josua.
Lebih rinci Josua menegaskan naiknya biaya hidup lain seperti tarif BPJS dan potongan-potongan gaji yang lain menjadi beban tersendiri buat masyarakat.
Lalu mirip dengan dunia properti, Josua menegaskan industri otomotif juga masih sangat mengandalkan pembiayaan perbankan.
Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kredit supaya lebih baik dan transparan. Kemudian kelonggaran cicilan yang memudahkan pembelian kendaraan roda empat.
“Agar masyarakat lebih transparan, kalau kita lihat dari sisi properti, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa memberi kelonggaran,” kata dia.
Kehadiran banyak merek otomotif juga dinilai membuka peluang untuk mengetatkan kompetisi dan berujung membuat produk-produk di dalam negeri dijual dengan harga bersaing.
“Tantangannya dari sisi pembelian atau demand. Kalau dari produsen saya pikir teknologinya sudah memadai. Permintaan itu yang harus jadi fokus pemerintah,” tegas Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 Februari 2025, 16:00 WIB
19 Februari 2025, 07:00 WIB
18 Februari 2025, 21:30 WIB
18 Februari 2025, 16:12 WIB
17 Februari 2025, 22:23 WIB
Terkini
19 Februari 2025, 17:49 WIB
Merek mobil China membanjiri pasar otomotif Indonesia, Jetour percaya diri dengan model yang mereka tawarkan
19 Februari 2025, 17:00 WIB
BAIC Indonesia bakal terjun di ajang AXCR 2026 dengan menggandeng tim balap DEXC yang telah berpengalaman
19 Februari 2025, 16:00 WIB
Skema kredit Honri Boma di IIMS 2025 terbilang menarik karena hanya Rp 4,5 jutaan per bulan selama tiga tahun
19 Februari 2025, 15:30 WIB
Terdapat mobil-mobil istimewa yang tidak dapat tersentuh oleh para pengunjung di ajang pameran IIMS 2025
19 Februari 2025, 15:00 WIB
Mobil hybrid Jetour T1 dan T2 kemungkinan besar hadir pertengahan tahun tepatnya di pameran GIIAS 2025
19 Februari 2025, 14:00 WIB
Disinyalir hadir di GIIAS 2025, Toyota punya satu mobil lini GR dengan spesifikasi gahar untuk balap
19 Februari 2025, 13:00 WIB
Kia Carnival dan Carens turut diniagakan dalam pameran IIMS 2025 dan bisa dipinang untuk mudik lebaran
19 Februari 2025, 12:00 WIB
United E-Motor menghadirkan produk baru bernama MX1200 yang diperuntukkan para ojol maupun jasa kirim barang