Wuling Berhasil Produksi 167 Ribu Mobil Selama 8 Tahun di Indonesia
12 Juli 2025, 09:00 WIB
Penjualan mobil di Indonesia stagnan di angka satu juta unit, pengamat ungkap salah satu akar penyebabnya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penjualan mobil di Indonesia masih terjebak di angka satu juta unit. Bahkan sepanjang 2024 angkanya turun drastis dengan capaian wholesales 800 ribuan, meleset dari target satu juta unit.
Ada beberapa faktor berperan di balik menurunnya penjualan mobil nasional. Beberapa di antaranya adalah pemilihan umum, wacana penerapan opsen dan kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), membuat banyak konsumen cenderung menunda pembelian.
Namun pengamat ekonomi menilai akar stagnannya penjualan mobil adalah menurunnya pendapatan masyarakat di kelas menengah. Situasi ekonomi berdampak signifikan terhadap industri otomotif.
“Harus ada kebijakan pemerintah yang lebih out of the box supaya investasi meningkat, tumbuh usaha baru dan penyerapan tenaga kerja agar pendapatan masyarakat naik,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Menurut Josua, dari sisi manufaktur semuanya sudah cenderung terpenuhi. Banyak produsen otomotif sudah maju secara teknologi dan bisa menyediakan berbagai produk kendaraan roda empat untuk masyarakat, rentang harganya juga terbilang luas.
“Dari sisi permintaan itu mungkin yang harus jadi fokus pemerintah. Kalau kita lihat di 2010 sampai 2014, kita selalu terjebak di satu juta unit, kita perlu akselerasi lagi,” kata Josua.
Lebih rinci Josua menegaskan naiknya biaya hidup lain seperti tarif BPJS dan potongan-potongan gaji yang lain menjadi beban tersendiri buat masyarakat.
Lalu mirip dengan dunia properti, Josua menegaskan industri otomotif juga masih sangat mengandalkan pembiayaan perbankan.
Perlu ada kerja sama dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan kualitas kredit supaya lebih baik dan transparan. Kemudian kelonggaran cicilan yang memudahkan pembelian kendaraan roda empat.
“Agar masyarakat lebih transparan, kalau kita lihat dari sisi properti, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bisa memberi kelonggaran,” kata dia.
Kehadiran banyak merek otomotif juga dinilai membuka peluang untuk mengetatkan kompetisi dan berujung membuat produk-produk di dalam negeri dijual dengan harga bersaing.
“Tantangannya dari sisi pembelian atau demand. Kalau dari produsen saya pikir teknologinya sudah memadai. Permintaan itu yang harus jadi fokus pemerintah,” tegas Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
12 Juli 2025, 09:00 WIB
12 Juli 2025, 07:00 WIB
11 Juli 2025, 14:12 WIB
11 Juli 2025, 11:00 WIB
11 Juli 2025, 10:00 WIB
Terkini
13 Juli 2025, 07:00 WIB
Seorang tenaga penjual menjanjikan konsumen tidak perlu menunggu lama buat mendapatkan Mitsubishi Destinator
13 Juli 2025, 06:00 WIB
Car Free Day hari ini digelar di beberapa titik sehingga diharapkan kepadatan di Sudirman Thamrin berkurang
12 Juli 2025, 23:02 WIB
Marc Marquez berhasil menjadi yang tercepat pada Sprint Race MotoGP Jerman 2025 dengan catatan waktu
12 Juli 2025, 20:00 WIB
ACC Carnival Bali hadir untuk mendorong penjualan mobil baru sekaligus merayakan hari jadi yang ke-43
12 Juli 2025, 18:26 WIB
Melansir LHKPN di laman resmi KPK, Ahmad Dhani tercatat memiliki enam mobil di dalam garasi pribadinya
12 Juli 2025, 15:00 WIB
Apparel kolaborasi Motul dan Von Dutch bisa dibeli di toko maupun secara online, segini kisaran harganya
12 Juli 2025, 13:00 WIB
Wuling BinguoEV kini sudah dilengkapi beragam pengembangan baru termasuk Fast Charging agar pengisian daya lebih cepat
12 Juli 2025, 11:00 WIB
Marc Marquez mulai mendapat ancaman dari Di Giannantonio dalam usahanya raih kemenangan di MotoGP Jerman 2025