Menimbang Peluang Toyota Vios Hybrid Melantai di GIIAS 2025
16 Juli 2025, 20:00 WIB
LCGC hybrid berpeluang untuk dongkrak penjualan dan transisi elektrifikasi, Toyota ungkap tantangannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Insentif dinilai jadi salah satu solusi buat mendongkrak penjualan mobil di Indonesia. Saat ini angkanya mengalami penurunan hingga berada di bawah satu juta unit sepanjang 2024.
Untuk itu pemerintah memberikan subsidi mobil hybrid. Kemudian pada masa pandemi kebijakan serupa diberikan pada LCGC (low cost green car) guna mempertahankan daya beli.
Sempat muncul usulan bahwa manufaktur bisa memproduksi LCGC namun lengkap dengan teknologi hybrid. Jadi tidak hanya mendongkrak penjualan tetapi ikut membantu menurunkan emisi karbon.
Tetapi memang ada berbagai tahapan dihadapi konsumen dalam menciptakan LCGC hybrid. Salah satunya adalah tantangan harga.
“Karena hybrid itu dibatasi di bawah Rp 200 juta ya. Jadi memang batasan LCGC dan produk yang akan dimasukkan lebih sulit,” kata Philardi Sobari, Head of PR PT TAM (Toyota Astra Motor) saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Selasa (18/2).
Meskipun begitu, dia meyakini harga mobil hybrid masih bisa turun seiring berjalannya waktu. Hal ini terlihat dari variasi lini HEV (Hybrid Electric Vehicle) yang ditawarkan oleh Toyota di Indonesia.
“Kita lihat (model) utamanya dari Prius yang mahal di atas Rp 500 juta sampai Rp 600 juta, sekarang (ada yang) sudah hampir Rp 300 jutaan hybrid-nya,” tegas dia.
Lebih rinci dia menjelaskan yang membuat LCGC hybrid sulit terwujud adalah komponennya seperti baterai dan kelistrikan untuk kemudian disesuaikan ke model terdahulu yang bermesin bensin.
Kemudian untuk memenuhi kriteria sebagai LCGC harus mengandung TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) setidaknya 80 persen. Lalu punya kapasitas mesin 980 cc sampai 1.200 cc.
Di masa mendatang dia menegaskan pihak Toyota akan berusaha buat memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen, termasuk LCGC maupun mobil hybrid. Harapannya juga dapat berkontribusi ke penjualan mobil nasional.
“LCGC itu bisa lebih diterima masyarakat, harganya tidak terus naik. Sementara HEV itu memang kita buat lebih ekonomis setiap tahunnya, jadi tidak bisa memilih antara satu dan dua tetapi kita jalani keduanya,” ungkap dia.
Saat ini lini LCGC di Indonesia masih bermesin konvensional, namun harganya semakin mendekati Rp 200 jutaan. Pasca kenaikan PPN, banderol Honda Satya bahkan tembus Rp 200 jutaan on the road Jakarta.
Sehingga bisa dibilang jalan menuju produksi LCGC dengan teknologi hybrid yang dijual dengan banderol Rp 200 jutaan ke bawah.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Juli 2025, 20:00 WIB
16 Juli 2025, 15:00 WIB
15 Juli 2025, 07:00 WIB
14 Juli 2025, 17:01 WIB
13 Juli 2025, 16:33 WIB
Terkini
17 Juli 2025, 13:00 WIB
Demo ojol kembali dilakukan di kawasan Monumen Nasional sehingga warga diminta cari jalur alternatif
17 Juli 2025, 12:00 WIB
Mobil listrik Jetour X50e bakal menghadapi banyak rival di Indonesia, harganya masih dalam tahap studi
17 Juli 2025, 11:00 WIB
Seorang tenaga penjual mengungkapkan bahwa jantung mekanis Hyundai Stargazer Cartenz tidak mengalami perubahan
17 Juli 2025, 10:00 WIB
Chery menilai masih ada permintaan untuk model pikap di Indonesia, sub merek Himla berpeluang dihadirkan
17 Juli 2025, 09:00 WIB
Motor listrik Honda berhasil meraih pemesanan yang cukup banyak setelah diberikan diskon besar di Jakarta Fair 20025
17 Juli 2025, 08:00 WIB
Pelemahan daya beli di penjualan mobil baru turut menjadi ancaman nyata bagi balai lelang seperti IBID
17 Juli 2025, 07:00 WIB
PT AHM memberikan penambahan fitur dan tiga warna baru untuk skutik Honda Forza, ini harga terbarunya
17 Juli 2025, 06:00 WIB
Saat ingin mengurus dokumen berkendara, masyarakat di Kota Kembang dapat memanfaatkan SIM keliling Bandung