TAF Perluas Layanan ke Tegal, Manjakan Konsumen di Kota Bahari
18 Februari 2025, 17:27 WIB
LCGC hybrid berpeluang untuk dongkrak penjualan dan transisi elektrifikasi, Toyota ungkap tantangannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Insentif dinilai jadi salah satu solusi buat mendongkrak penjualan mobil di Indonesia. Saat ini angkanya mengalami penurunan hingga berada di bawah satu juta unit sepanjang 2024.
Untuk itu pemerintah memberikan subsidi mobil hybrid. Kemudian pada masa pandemi kebijakan serupa diberikan pada LCGC (low cost green car) guna mempertahankan daya beli.
Sempat muncul usulan bahwa manufaktur bisa memproduksi LCGC namun lengkap dengan teknologi hybrid. Jadi tidak hanya mendongkrak penjualan tetapi ikut membantu menurunkan emisi karbon.
Tetapi memang ada berbagai tahapan dihadapi konsumen dalam menciptakan LCGC hybrid. Salah satunya adalah tantangan harga.
“Karena hybrid itu dibatasi di bawah Rp 200 juta ya. Jadi memang batasan LCGC dan produk yang akan dimasukkan lebih sulit,” kata Philardi Sobari, Head of PR PT TAM (Toyota Astra Motor) saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Selasa (18/2).
Meskipun begitu, dia meyakini harga mobil hybrid masih bisa turun seiring berjalannya waktu. Hal ini terlihat dari variasi lini HEV (Hybrid Electric Vehicle) yang ditawarkan oleh Toyota di Indonesia.
“Kita lihat (model) utamanya dari Prius yang mahal di atas Rp 500 juta sampai Rp 600 juta, sekarang (ada yang) sudah hampir Rp 300 jutaan hybrid-nya,” tegas dia.
Lebih rinci dia menjelaskan yang membuat LCGC hybrid sulit terwujud adalah komponennya seperti baterai dan kelistrikan untuk kemudian disesuaikan ke model terdahulu yang bermesin bensin.
Kemudian untuk memenuhi kriteria sebagai LCGC harus mengandung TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) setidaknya 80 persen. Lalu punya kapasitas mesin 980 cc sampai 1.200 cc.
Di masa mendatang dia menegaskan pihak Toyota akan berusaha buat memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen, termasuk LCGC maupun mobil hybrid. Harapannya juga dapat berkontribusi ke penjualan mobil nasional.
“LCGC itu bisa lebih diterima masyarakat, harganya tidak terus naik. Sementara HEV itu memang kita buat lebih ekonomis setiap tahunnya, jadi tidak bisa memilih antara satu dan dua tetapi kita jalani keduanya,” ungkap dia.
Saat ini lini LCGC di Indonesia masih bermesin konvensional, namun harganya semakin mendekati Rp 200 jutaan. Pasca kenaikan PPN, banderol Honda Satya bahkan tembus Rp 200 jutaan on the road Jakarta.
Sehingga bisa dibilang jalan menuju produksi LCGC dengan teknologi hybrid yang dijual dengan banderol Rp 200 jutaan ke bawah.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Februari 2025, 17:27 WIB
18 Februari 2025, 16:12 WIB
18 Februari 2025, 11:30 WIB
17 Februari 2025, 14:00 WIB
17 Februari 2025, 08:00 WIB
Terkini
18 Februari 2025, 18:00 WIB
Piaggio Group meluncurkan warna baru untuk Aprilia SR GT Sport 200 di pameran IIMS 2025 di JIExpo Kemayoran
18 Februari 2025, 17:27 WIB
TAF memperluas jaringan mereka di Provinsi Jawa Tengah, kali ini kantor cabang baru didirikan di Tegal
18 Februari 2025, 16:12 WIB
Ada dua produk Toyota yang resmi mendapatkan insentif mobil hybrid, alami penurunan harga belasan juta
18 Februari 2025, 12:44 WIB
Suzuki memajang model-model unggulan yang tidak terimbas pajak 12 persen pada ajang pameran IIMS 2025
18 Februari 2025, 11:30 WIB
Baze bawa paket modifikasi interior Toyota Fortuner jadi 4-seater di IIMS 2025, berikut ubahan dan biayanya
18 Februari 2025, 09:00 WIB
Chery tawarkan model baru Tiggo Cross dengan harga Rp 200 jutaan, dikirim ke konsumen sebelum lebaran
18 Februari 2025, 08:00 WIB
MGPA akan menjadikan Bukit Seger sebagai tribun baru di MotoGP Mandalika 2025, dengan harga tiket Rp 25 ribu
18 Februari 2025, 07:00 WIB
Maka Motors enggan masukan IoT demi menekan harga agar lebih terjangkau buat konsumen motor listrik Tanah Air