Ini Dampak Negatif Bensin dengan Campuran Etanol pada Mobil
24 Oktober 2025, 18:00 WIB
Perluasan mandatori etanol 10 persen menjadi 15 persen tuai protes di Amerika Serikat, ini alasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penerapan bensin campuran etanol akan diberlakukan di Indonesia sebagai bagian dari upaya menekan emisi gas buang.
Keputusan tersebut tentu menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Sebab butuh persiapan matang dari segi ekosistem maupun kendaraan yang dijual di dalam negeri.
Baru-baru ini Amerika Serikat juga mengalami masalah serupa. American Petroleum Institute (API) tidak setuju dengan perluasan mandatori bensin campuran etanol 15 persen atau E15.
Sebelumnya bensin etanol yang berlaku di sana adalah E10. API menyorot adanya beberapa kendala perlu jadi perhatian apabila persentase etanol dinaikkan menjadi 15 persen.
Menurut perwakilan API, mereka tidak sepenuhnya menentang bensin E15. Tetapi kebijakan itu harus diimbangi regulasi lain di tengah perubahan bahan bakar tersebut.
Misalnya, kilang kecil seharusnya tidak mendapatkan pengecualian terhadap regulasi bahan bakar beretanol. Karena berimbas merugikan mereka yang telah berinvestasi agar mematuhi aturan.
API turut menyarankan adanya insentif impor untuk bahan bakar terbarukan termasuk etanol, apabila pemerintah ingin tetap mengimplementasikan E15.
Dari sudut pandang kilang, kebijakan E15 dapat meningkatkan biaya kepatuhan serta mengganggu operasi penyulingan bahan bakar.
Di sisi lain, produsen tradisional jagung dan etanol justru mendorong penjualan E15 karena memberikan keuntungan.
Kewajiban menjual bahan bakar campuran etanol dalam waktu dekat turut menuai reaksi dari manufaktur.
Merek asal Jepang seperti Toyota mengklaim lini kendaraannya terkhusus produki terkini sudah siap menghadapi kebijakan etanol tersebut.
Namun menyorot perlu ada regulasi transisi sebelum implementasi secara massal. Apalagi banyak kendaraan beredar di jalan raya tak kompatibel mencerna etanol.
Toyota juga menyatakan impor etanol sebagai tahapan awal wajar dilakukan, sambil menunggu kesiapan industri dalam negeri untuk memasok material tersebut.
“Negara tetangga kita sudah mulai semua (menggunakan bensin campuran etanol). Jadi kita ketinggalan,” kata Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan lini mobil dari Toyota sudah bisa menampung bahan bakar campuran etanol sampai 20 persen alias E20.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
24 Oktober 2025, 18:00 WIB
24 Oktober 2025, 17:00 WIB
23 Oktober 2025, 19:10 WIB
23 Oktober 2025, 16:30 WIB
23 Oktober 2025, 15:51 WIB
Terkini
26 Oktober 2025, 07:15 WIB
Atta Halilintar memiliki koleksi kendaraan yang cukup beragam dan beberapa diantaranya sudah dimodifikasi
25 Oktober 2025, 19:00 WIB
Chery Tiggo Cross CSH mendapatkan respons positif dari konsumen, mulai diserahkan ke 1.000 konsumen pertama
25 Oktober 2025, 17:00 WIB
Vinfast di Indonesia terus mengembangkan lini bisnis untuk mendukung pemerintah mewujudkan energi bersih
25 Oktober 2025, 15:14 WIB
Francesco Bagnaia memenangkan Sprint Race MotoGP Malaysia 2025, disusul Alex Marquez dan Fermin Aldeguer
25 Oktober 2025, 09:00 WIB
Tiga siswa berhasil memperoleh penghargaan di AHM Best Student 2025 berkat inovasinya di bidang lingkungan
25 Oktober 2025, 09:00 WIB
Kakorlantas berkomitmen agar ETLE diperkuat kehadirannya di seluruh wilayan Indonesia khususnya di pulau Jawa
25 Oktober 2025, 07:00 WIB
Demi memanjakan para konsumen di Tanah Air, Changan berencana memboyong Deepal S05 varian REEV tahun depan
25 Oktober 2025, 07:00 WIB
Suzuki Baleno bekas dijual dengan beragam kemudahan termasuk TDP ringan dan cicilan hanya Rp 5 jutaan