Pemerintah Incar Mobil Buatan Jepang untuk Dijejali Etanol
20 November 2025, 14:00 WIB
Perluasan mandatori etanol 10 persen menjadi 15 persen tuai protes di Amerika Serikat, ini alasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Penerapan bensin campuran etanol akan diberlakukan di Indonesia sebagai bagian dari upaya menekan emisi gas buang.
Keputusan tersebut tentu menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Sebab butuh persiapan matang dari segi ekosistem maupun kendaraan yang dijual di dalam negeri.
Baru-baru ini Amerika Serikat juga mengalami masalah serupa. American Petroleum Institute (API) tidak setuju dengan perluasan mandatori bensin campuran etanol 15 persen atau E15.
Sebelumnya bensin etanol yang berlaku di sana adalah E10. API menyorot adanya beberapa kendala perlu jadi perhatian apabila persentase etanol dinaikkan menjadi 15 persen.
Menurut perwakilan API, mereka tidak sepenuhnya menentang bensin E15. Tetapi kebijakan itu harus diimbangi regulasi lain di tengah perubahan bahan bakar tersebut.
Misalnya, kilang kecil seharusnya tidak mendapatkan pengecualian terhadap regulasi bahan bakar beretanol. Karena berimbas merugikan mereka yang telah berinvestasi agar mematuhi aturan.
API turut menyarankan adanya insentif impor untuk bahan bakar terbarukan termasuk etanol, apabila pemerintah ingin tetap mengimplementasikan E15.
Dari sudut pandang kilang, kebijakan E15 dapat meningkatkan biaya kepatuhan serta mengganggu operasi penyulingan bahan bakar.
Di sisi lain, produsen tradisional jagung dan etanol justru mendorong penjualan E15 karena memberikan keuntungan.
Kewajiban menjual bahan bakar campuran etanol dalam waktu dekat turut menuai reaksi dari manufaktur.
Merek asal Jepang seperti Toyota mengklaim lini kendaraannya terkhusus produki terkini sudah siap menghadapi kebijakan etanol tersebut.
Namun menyorot perlu ada regulasi transisi sebelum implementasi secara massal. Apalagi banyak kendaraan beredar di jalan raya tak kompatibel mencerna etanol.
Toyota juga menyatakan impor etanol sebagai tahapan awal wajar dilakukan, sambil menunggu kesiapan industri dalam negeri untuk memasok material tersebut.
“Negara tetangga kita sudah mulai semua (menggunakan bensin campuran etanol). Jadi kita ketinggalan,” kata Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan lini mobil dari Toyota sudah bisa menampung bahan bakar campuran etanol sampai 20 persen alias E20.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 November 2025, 14:00 WIB
11 November 2025, 15:00 WIB
10 November 2025, 13:00 WIB
09 November 2025, 07:00 WIB
28 Oktober 2025, 10:00 WIB
Terkini
16 Desember 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali digelar dengan pengawasan ketat dari petugas di sejumlah titik rawan pelanggaran
16 Desember 2025, 06:00 WIB
Untuk memudahkan para pengendara, kepolisian kembali mengoperasikan SIM keliling Bandung di Metro Indah Mall
16 Desember 2025, 06:00 WIB
Lima lokasi SIM keliling Jakarta beroperasi hari ini, berikut daftar lokasi, biaya serta persyaratannya
15 Desember 2025, 20:09 WIB
Pabrik QJMotor yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat akan mempunyai kapasitas produksi sampai 150 ribu unit
15 Desember 2025, 19:00 WIB
Chery melalui sub merek premium mereka, Exeed akan berlaga di balap ketahanan Le Mans di 2030 mendatang
15 Desember 2025, 18:00 WIB
Pabrik VinFast di Indonesia akan produksi lini berkonfigurasi setir kanan buat keperluan domestik dan ekspor
15 Desember 2025, 17:00 WIB
Changan Deepal E07 hadir dengan desain unik, perpaduan antara SUV dengan pikap kabin ganda bertenaga listrik
15 Desember 2025, 16:00 WIB
Resmi dibuka di Subang, model pertama yang akan dirakit di pabrik VinFast adalah mobil listrik mungil VF 3