Penjualan Mobil Baru Oktober 2025, Kembali Tembus 70 Ribu Unit
10 November 2025, 12:48 WIB
Toyota dan Pertamina akan membuat pabrik di Lampung guna memproduksi bioetanol untuk mendukung kebijakan E10
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pemerintah terus mematangkan persiapan penerapan etanol 10 persen. Nantinya zat tersebut bakal dicampurkan ke dalam bahan bakar minyak (BBM).
Toyota pun dikabarkan berencana mengambil peluang investasi. Mereka ingin memenuhi kebutuhan bioetanol di Indonesia.
Sebab kebutuhan bioetanol di Tanah Air mencapai 40 juta kiloliter per tahun. Lalu dengan penerapan E10 menjadi 4 juta kiloliter pada 2027.
"Agar tidak kehilangan momentum, maka persiapan pembangunan pabrik pendukung harus dimulai dari sekarang," ungkap Todotua Pasaribu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirasi di Antara, Senin (10/11).
Melihat peluang tersebut, Toyota dikabarkan akan berinvestasi dalam pengembangan ekosistem bioetanol di Indonesia.
Keputusan tersebut sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo mendorong swasembada energi, ekonomi hijau serta hilirisasi.
Sehingga mampu memberikan dampak positif. Seperti meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.
"Kami melihat potensi besar kerja sama dengan Toyota untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bioetanol di kawasan," ia melanjutkan.
Lebih jauh Todotua menjelaskan bahwa Toyota tengah mengembangkan bioetanol generasi kedua. Bersumber dari biomassa nonpangan, seperti limbah pertanian maupun tanaman sorgum.
Teknologi ini dinilai sangat relevan dengan potensi agrikultur Indonesia. Sebab bahan bakunya melimpah serta kondisi agroklimat yang cocok untuk budidaya secara berkelanjutan.
Di sisi lain berdasarkan Roadmap Hilirasi Investasi Strategis milik Kementeria Investasi dan Hilirasi/BKPM, sejumlah daerah seperti Lampung sudah disiapkan buat menjadi sentra pengembangan industri bioetanol.
Investasi Toyota di sektor tersebut diproyeksikan tidak hanya memperkuat rantai pasok energi bersih. Namun membuka lapangan kerja baru juga mendorong kesejahteraan petani lokal di daerah.
Pembantu Presiden Prabowo itu menyampaikan, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berminat untuk berinvestasi dalam pengembangan industri bioetanol di Indonesia.
Langkah tersebut merupakan bagian dari strategi global Toyota, buat mengamankan pasokan bahan bakar bagi kendaraan flex-fuel berbasis bioetanol.
Sekaligus mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia, dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil impor.
"Sepulangnya dari Tokyo, baik Toyota maupun Pertamina akan langsung melakukan joint study dan site visit ke lokasi di Lampung, targetnya pada awal tahun 2026 perusahaan patungan (JV) sudah terbentuk," tegas dia.
Terakhir dalam rangka mendukung kebijakan E10, saat ini tengah dikaji rencana pengembangan fasilitas dengan kapasitas produksi sebesar 60.000 kiloliter per tahun dan nilai investasi Rp 2,5 triliun.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 November 2025, 12:48 WIB
09 November 2025, 07:00 WIB
05 November 2025, 20:00 WIB
04 November 2025, 08:00 WIB
03 November 2025, 09:00 WIB
Terkini
10 November 2025, 12:48 WIB
Peluncuran sejumlah produk baru diyakini berkontribusi menaikkan penjualan mobil di periode Oktober 2025
10 November 2025, 11:01 WIB
Suzuki Satria generasi terbaru hadir guna meramaikan pasar motor bebek yang kurang bergairah tahun ini
10 November 2025, 10:00 WIB
Bisa jadi opsi buat konsumen yang membutuhkan mobil 7-seater, berikut rangkuman harga LMPV per November 2025
10 November 2025, 09:00 WIB
Tidak ada banyak perubahaan pada papan klasemen sementara MotoGP 2025 usai berakhirnya seri di Portugal
10 November 2025, 08:00 WIB
Pemerintah DKI Jakarta menggratiskan Transjakarta, MRT dan LRT untuk 15 golongan demi mudahkan mobilitas warga
10 November 2025, 07:00 WIB
Wuling Aftersales Skill Contest 2025 kembali digelar untuk menjaga kualitas pekerjaan para teknisi di bengkel
10 November 2025, 06:00 WIB
Hari ini pengendara di Kota Kembang bisa memilih salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang ada di dua lokasi
10 November 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta pada 10 November 2025 kembali diterapkan di puluhan ruas jalan utama di Ibu Kota