Dishub Bakal Rekayasa Lalu Lintas di 34 Titik di Akhir Pekan
16 Mei 2025, 09:00 WIB
Skema CKD menurut Gaikindo dapat memberikan keuntungan bagi banyak pihak lokal di dalam industri otomotif
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Menjelang akhir 2024 banyak pabrikan asal China masuk Indonesia menawarkan produk kendaraan listrik buat konsumen. Tetapi masih ada yang berstatus CBU (Completely Built Up) atau impor utuh, seperti Zeekr.
Melihat hal tersebut, pihak Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) mengimbau manufaktur untuk melakukan impor skema CKD (Completely Knocked Down) alias perakitan lokal. Karena dapat membawa keuntungan bagi banyak pihak.
“Saya bilang sama merek-merek baru itu jangan impor CBU, langsung CKD dengan bodi (mobil) yang sudah dicat. Investasinya kan ringan,” kata Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gaikindo di ICE BSD, Tangerang beberapa pekan lalu.
Apabila mobil dirakit di dalam negeri, Jongkie kembali menegaskan beberapa komponen dipakai bisa berasal dari dalam negeri. Sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan serta mendukung industri lokal.
Sementara jika diimpor utuh komponen pada kendaraan sudah lengkap dan tidak dapat digonta-ganti.
Meskipun begitu, Jongkie menanggapi positif perluasan aturan insentif mobil listrik CBU. Sekarang bisa dinikmati negara-negara yang menjalin perjanjian atau kesepakatan internasional dengan Indonesia.
Karena pada akhirnya relaksasi pajak hanya dapat dimanfaatkan ketika pabrikan telah berkomitmen buat melakukan perakitan lokal produk yang diimpor dalam jumlah tertentu.
“Kita harus buka pintu tetapi juga monitor. Setelah ini ada apa lagi, (penyediaan) lapangan kerja dan komponen lokal, kalau CBU belum sampai komponen lokal,” tegas Jongkie.
Untuk diketahui ada pabrikan yang memanfaatkan relaksasi pajak impor itu seperti BYD (Build Your Dreams). Sambil menunggu pembangunan pabrik di Subang, mereka mengimpor seluruh model kendaraan listriknya.
Ini mencakup BYD Seal, Atto 3, Dolphin sampai M6. Berkat insentif, banderolnya kompetitif bahakn varian tertinggi Seal tidak tembus Rp 1 miliar.
Sementara produk termurahnya adalah MPV (Multi Purpose Vehicle) M6. BYD M6 dijual seharga Rp 379 jutaan sampai Rp 429 jutaan OTR (On The Road) Jakarta.
Dalam waktu dekat tepatnya di 2025, BYD bersiap menghadirkan MPV dari sub merek Denza yaitu Denza D9. Kali ini mengincar pasar premium dengan banderol Rp 900 jutaan sampai Rp 1 miliar.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Mei 2025, 09:00 WIB
15 Mei 2025, 08:00 WIB
14 Mei 2025, 21:03 WIB
12 Mei 2025, 11:00 WIB
08 Mei 2025, 12:06 WIB
Terkini
17 Mei 2025, 13:00 WIB
Damri siapkan 200 bus listrik baru sebagai armada TransJakarta yang jadi andalan mobilitas warga Ibu Kota
17 Mei 2025, 11:00 WIB
Kehadiran Chery Tiggo 8 CSH mencuri perhatian penggemar otomotif di Indonesia karena harganya terjangkau
17 Mei 2025, 09:00 WIB
Bakal fokus mempersiapkan kehadiran DST Concept, Mitsubishi masih belum mau luncurkan Xpander Hybrid di RI
17 Mei 2025, 07:15 WIB
Penjualan Mitsubishi tahun fiskal 2024 kembali turun, Xpander pun berhasl menjadi penyelamat perusahaan
16 Mei 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia gelar pendampingan TEY di Sumatera Barat untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan
16 Mei 2025, 20:22 WIB
PT MMKSI resmi meluncurkan versi terbaru Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross hari ini, simak daftar harganya
16 Mei 2025, 18:00 WIB
Toyota bZ4X Touring atau bZ Woodland punya dimensi sedikit lebih panjang dan tampilannya semakin sporti
16 Mei 2025, 17:37 WIB
Berbagai merek premium termasuk Porsche menghadapi tantangan berat di era elektrifikasi, hadapi produk Cina