Mulai Tinggalkan Cina, Pabrikan Jepang Fokus ke India Ketimbang RI
06 November 2025, 20:00 WIB
Membaiknya kondisi industri otomotif Indonesia dirasakan banyak pihak, maka Bosch raup untung hingga Rp2 triliun
Oleh Satrio Adhy
TRENOTO – Terus membaiknya industri otomotif di Indonesia mulai dirasakan oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah Bosch yang ikut terdampak.
Sebab Bosch raup untung sampai Rp2 triliun sepanjang 2022 di Tanah Air. Jumlah tersebut cukup tinggi bagi mereka.
“Hasil penjualan perusahaan selama 2022 merupakan yang tertinggi sejak Bosch mulai beroperasi di Indonesia pada 2008. Didukung oleh situasi pasar cukup kondusif, kami sukses mencapai pertumbuhan di seluruh segmen,” ujar Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (7/6).
Menurut Pirmin sektor Mobility Solutions membukukan kenaikan yang signifikan. Hal itu tidak lepas dari meningkatnya volume ekspor produsen otomotif di Indonesia.
Kemudian karena banyak diluncurkan model kendaraan baru juga berpengaruh ke jumlah penjualan. Sehingga Bosch raup untung dengan jumlah yang cukup besar.
“Industri otomotif terus berkembang setiap waktunya, jadi produk kami bertambah sehingga kontribusi terbesar ada dari sektor otomotif,” tegasnya.
Berangkat dari hal di atas, Bosch Indonesia berencana terus mendukung transformasi industri lokal. Mereka bertekad terus melakukan inovasi ke depannya.
Di sisi lain Bosch telah memperluas aktivitasnya dalam beberapa tahun terakhir guna mengurangi emisi gas buang. Satu diantaranya dengan memanfaatkan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam kendaraan hybrid dan listrik (EV).
“Bosch adalah mitra yang dapat diandalkan buat solusi sistem komprehensif dalam industri otomotif. Permintaan untuk mobilitas berkelanjutan mendorong kami guna mengembangkan teknologi sejalan dengan visi Indonesia,” kata Riegger.
Memang sebelumnya Bosch baru saja memperkenalkan teknologi buat menganalisa dan menyimpan data cloud terkait baterai mobil listrik yang dapat mencatat pola pengisian daya.
Kemudian penggunaan penampung daya serta cara berkendara BEV seseorang. Ini diklaim dapat bermanfaat terutama ketika mobilnya akan dijual kembali.
Teknologi yang disebut dengan nama Battery in the Clouds ini berfungsi layaknya buku servis. Di dalamnya ada data-data penting tentang baterai sehingga calon pembeli bisa melihat kualitas baterai pada mobil listrik miliknya.
Untuk diketahui sama seperti barang elektronik lain misalnya smartphone, pengisian daya EV tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tanpa memperhatikan waktu atau kapasitasnya. Pemilik dilarang menunggu sampai daya baterai 0 persen serta tak boleh terlalu sering menggunakan fitur fast charging.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
06 November 2025, 20:00 WIB
28 Agustus 2025, 14:00 WIB
12 Agustus 2025, 14:00 WIB
06 Mei 2025, 19:00 WIB
14 Januari 2025, 23:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 21:24 WIB
Marco Bezzecchi tutup musim ini dengan capaian manis di MotoGP Valencia 2025 dengan finish pertama
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang