Ini Penyebab Insentif Konversi Motor Listrik Terkatung-Katung
17 Februari 2025, 20:00 WIB
Mendapatkan bantuan pemerintah Rp7 juta, baterai motor listrik konversi racikan ESDM setara Gesits dan Volta
Oleh Denny Basudewa
TRENOTO – Motor listrik konversi terus digaungkan oleh pemerintah dalam hal ini Kementrian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral). Sejumlah langkah dilakukan untuk memudahkan masyarakat melakukan konversi motor bensin miliknya menjadi kendaraan listrik.
Namun pilihan melakukan konversi kalah pamor dari penjualan motor listrik baru. Produk-produk asal China belakangan kian membanjiri pasar dengan iming-iming harga lebih murah.
Agus Tjahajana, Staf Khusus Kementrian ESDM mengatakan bahwa motor listrik konversi tidak sebanding produk China yang dijual murah. Hal tersebut dikarenakan unitnya masih menggunakan baterai berkapasitas kecil.
“Mereka itu masih pakai baterai-baterai kecil dan dirakit menjadi satu sehingga daya tahannya berbeda. Produk kami sudah melalui endurance (uji ketahanan) hingga 10 ribu kilometer dengan durasi waktu kurang lebih 48 hari,” kata Agus di pada acara konferensi pers Program Konversi Motor Listrik di Balai Besar Survei Ketenagalistrikan EBTKE, Jakarta (07/06).
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa motor listrik konversi racikan ESDM menggunakan baterai lithium ion NMC. Selain itu dikatakan bahwa komponen tersebut bergaransi hingga 3 tahun.
“Motor listrik konversi tidak bisa dibandingkan produk (menggunakan baterai) 800 watt. Baterai kami 2.000 watt sama dengan milik Gesits dan Volta,” jelasnya kemudian.
Sekadar informasi bahwa motor listrik Gesits dipasarkan dengan harga mulai Rp24 jutaan. Sedangkan Volta diniagakan mulai Rp11 jutaan dan kedua angka tersebut belum termasuk subsidi dari pemerintah.
Apabila menyertakan bantuan Rp7 juta maka banderol motor listrik konversi lebih murah daripada dua merek yakni Gesits dan Volta.
ESDM sendiri menargetkan sebesar 6 juta sepeda motor konvensional dapat dikonversi pada 2030. Namun upayanya masih jauh dari harapan karena hingga saat ini jumlah pendaftar baru 300-an unit.
Padahal pemerintah telah meluncurkan bantuan sebesar Rp7 juta untuk setiap unit. Namun nampaknya motor listrik konversi masih belum menggugah minat masyarakat.
Senda Hurmuzan Kanam selaku Kepala Balai Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan dan EBTKE Kementrian ESDM mengatakan bahwa motor listrik konversi bisa berkontribusi pada efisiensi.
“Dengan melakukan konversi motor bensin ke listrik ada efek supply chain. Setidaknya dari 40 persen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), ada 4.28 triliun uang yang berputar di dalam negeri,” ungkapnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 Februari 2025, 20:00 WIB
12 Februari 2025, 09:00 WIB
25 Januari 2025, 09:00 WIB
15 Januari 2025, 17:00 WIB
10 Desember 2024, 10:33 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025