Tidak Semua Varian BYD Atto 1 Harganya Naik, Simak Detailnya
24 November 2025, 12:00 WIB
Aturan pengujian baterai motor listrik dinilai perlu dibuat pemerintah agar memberikan keamanan ke konsumen
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Penggunaan motor listrik semakin masif di Indonesia. Kemudian para pabrikan juga menawarkan beragam Electric Vehicle (EV) ke konsumen.
Namun disebut-sebut masih banyak produsen kendaraan roda dua setrum yang enggan melakukan pengetesan keamanan baterai di laboratorium khusus.
Padahal langkah tersebut sangat diperlukan. Mengingat keamanan penampung daya menjadi hal krusial.
Apalagi saat ini banyak pihak yang sudah mulai memproduksi baterai secara mandiri. Baik dari pabrikan maupun perorangan.
“Banyak orang Indonesia yang pintar bisa membuat sendiri (baterai). Tetapi membuat dalam arti bisa berfungsi, namun dalam aspek keamanan mungkin kurang diperhatikan,” ungkap Budi Setiyadi, Ketua Umum Asosiasi Motor Listrik Indonesia (Aismoli) kepada KatadataOTO belum lama ini.
Lebih jauh Budi mengaku kalau mereka selalu diminta untuk meningkatkan kualitas maupun keamanan baterai motor listrik.
Kemudian jangan terlalu banyak teknologi yang digunakan. Artinya harus ada standardisasi mengenai penampung daya tersebut.
Oleh sebab itu Aismoli ingin pemerintah menggandeng Badan Standardisasi Nasional (BSN) guna meningkatkan keamanan baterai.
“Kita mendorong supaya pemerintah mungkin mulai meregulasi ada kewajiban baterai itu harus standardisasi serta dilakukan pengujian terkait masalah safety,” Budi melanjutkan.
Budi pun berharap dengan pemerintah mau membuat peraturan pengujian atau pengetesan penampung daya, maka produk yang ditawarkan ke konsumen semakin aman.
“Kalau (baterai buatan) pabrik mungkin lebih bagus. Kalau UMKM ini yang kemudian barangkali kurang memperhatikan aspek safety,” tegas Budi.
Sebagai informasi memang sebelumnya dikabarkan masih banyak pabrikan motor listrik tidak mau melakukan pengujian komprehensif di laboratorium khusus.
“Saya tidak bisa sebut (nama) produk. Tetapi terus terang APM (Agen Pemegang Merek) penjual motor mostly bilang, kan tidak wajib (uji keamanan baterai EV),” kata Prov. Dr. rer. nat. Evvy Kartini, Founder National Battery Research Institute di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia melanjutkan, dahulu salah satu alasannya adalah tidak ada laboratorium pengujian baterai yang dapat digunakan.
Pihaknya menyebut seiring berjalannya waktu, laboratorium dimaksud akhirnya dibangun untuk mengakomodir kebutuhan pengujian baterai khusus motor listrik.
“Tetapi ketika kita endorse, mereka untuk mengetes alasannya mahal dan lain-lain. Kalau kita bicara nyawa, tidak ada mahal,” pungkas Prof. Evvy.
Ia turut menyorot pada motor listrik dengan baterai-baterai dari Cina tidak dapat menyuguhkan performa seperti seharusnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
24 November 2025, 12:00 WIB
23 November 2025, 17:00 WIB
22 November 2025, 20:00 WIB
22 November 2025, 11:00 WIB
21 November 2025, 14:30 WIB
Terkini
26 November 2025, 07:00 WIB
Toyota Veloz Hybrid dijual dengan beragam keunggulan termasuk harga yang cukup kompetitif buat pelanggan
26 November 2025, 06:00 WIB
Anda bisa mengunjung SIM keliling Bandung untuk mengurus dokumen berkendara dengan membawa berbagai syarat
26 November 2025, 06:00 WIB
Masyarakat Ibu Kota bisa dengan mudah memanfaatkan layanan SIM keliling Jakarta hari ini, simak informasinya
26 November 2025, 06:00 WIB
Puluhan jalan utama di Ibu Kota terdampak oleh aturan ganjil genap Jakarta yang berlaku dua kali sehari
25 November 2025, 21:00 WIB
SIS berniat menghabiskan stok Suzuki Grand Vitara lama yang masih tersedia di beberapa diler di Indonesia
25 November 2025, 20:00 WIB
Daihatsu Rocky Hybrid dibangun di atas platform yang sama dengan beberapa produk lain termasuk Xenia
25 November 2025, 19:00 WIB
Toyota Indonesia ungkap alasan mengapa menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara sangat penting untuk industri
25 November 2025, 17:29 WIB
Shell Indonesia dikabarkan sudah memasuki tahap akhir negosiasi dengan Pertamina untuk mendapatkan stok BBM