Insentif Otomotif Disarankan Fokus Pada Mobil Dengan TKDN Tinggi
30 Desember 2025, 11:00 WIB
Nissan memberi respon terkait rencana Presiden Prabowo yang ingin melonggarkan aturan TKDN di masa mendatang
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pemerintah berencana untuk melonggarkan aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Hal itu sebagai respon dari tarif impor Amerika Serikat yang baru.
Para pelaku industri di dalam negeri pun coba merespon wacana tersebut. Seperti dilontarkan NMDI (Nissan Motor Distributor Indonesia).
“Secara keseluruhan kami sedang menunggu peraturan turunan detailnya,” ucap Bima Aristantyo, Head of Sales and Product NMDI kepada wartawan di bilangan Jakarta Selatan, Selasa (15/04).
Menurut Bima, Nissan akan menyesuaikan bila pemerintah benar-benar ingin membuat aturan TKDN jadi lebih fleksibel.
Lebih lanjut ia menuturkan jika kebijakan TKDN terbaru sudah jelas, maka manufaktur asal Jepang ini bisa menentukan langkah apa yang bakal ditempuh.
“Kalau dulu kan clear misalkan 40 persen atau apa. Nanti kita perlu akan penyesuaian di situ,” Bima melanjutkan.
Sebagai informasi, apabila aturan TKDN jadi dilonggarkan disebut-sebut bakal banyak pihak yang menuai dampak positif.
Terutama para pabrikan mobil yang masih meniagakan kendaraan roda empat dengan status CBU (Completely Built Up) di dalam negeri.
Sekadar mengingatkan, beberapa waktu lalu Presiden Prabowo Subianto mencari cara untuk mengantisipasi efek negatif aturan baru Donald Trump.
Misal dengan menginstruksikan para menteri untuk membuat aturan TKDN menjadi lebih fleksibel dari sebelumnya.
“Kita harus realistis, TKDN dipaksakan akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju TKDN fleksibel saja,” ungkap Prabowo Subianto di laman resmi Sekretariat Presiden.
Orang nomor satu di Indonesia ini mengungkapkan bahwa peraturan TKDN yang sekarang berlaku terkesan terlalu dipaksakan.
Membuat para investor tidak melirik Indonesia. Kemudian cenderung tertarik menanamkan uang mereka di negara lain.
Berangkat dari fakta di atas, Presiden Prabowo Subianto meminta implementasi TKDN ini agar bisa diubah mekanismenya. Misal dengan kemungkinan pemberian insentif.
“Tolong ya para pembantu saya, para menteri saya sudah lah realistis. TKDN dibikin yang realistis saja,” Prabowo menegaskan.
Di sisi lain guna menjawab kekhawatiran pengembangan produk di dalam negeri, menurut ia hal itu masih bisa dilakukan dengan cara lain.
Ambil contoh dengan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), terkhusus pada sisi pendidikan termasuk ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Terakhir ia juga berniat melakukan deregulasi atau penghapusan kebijakan yang dirasa tidak lagi efektif pada pengembangan ekonomi serta kesejahteraan rakyat.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Desember 2025, 11:00 WIB
29 Desember 2025, 15:00 WIB
12 Desember 2025, 17:38 WIB
02 Desember 2025, 19:13 WIB
13 November 2025, 22:30 WIB
Terkini
30 Desember 2025, 18:00 WIB
Di 2025 angka penjualan mobil Cina diprediksi tembus 27 juta unit, sementara pabrikan Jepang 25 juta unit
30 Desember 2025, 17:18 WIB
Francesco Bagnaia diminta untuk bisa kembali berjuang di barisan terdepan ketika mengarungi MotoGP 2026
30 Desember 2025, 16:00 WIB
VinFast Indonesia mengatakan bahwa mereka siap memenuhi kewajibannya atas insentif CBU yang telah didapatkan
30 Desember 2025, 15:00 WIB
Ucok harus mengeluarkan dana hampir Rp 1 miliaran untuk memodifikasi Yamaha Xmax berkelir dominan biru
30 Desember 2025, 14:00 WIB
Menurut data Kemenhub, motor listrik yang telah mengantongi SRUT di 2025 baru 55.059 unit atau turun 28,6 persen
30 Desember 2025, 13:00 WIB
Industri baterai lithium terpengaruh dari kinerja penjualan mobil listrik di Cina yang diproyeksi akan turun
30 Desember 2025, 12:00 WIB
Sejumlah model mobil yang disuntik mati oleh pabrikan kemudian diganti produk lain, berikut daftarnya
30 Desember 2025, 11:00 WIB
Insentif otomotif sebaiknya menyasar pada pertumbuhan industri komponen di dalam negeri agar seimbang