Pemkot Kendari Ingin Jadikan EV Sebagai Kendaraan Operasional ASN
05 November 2025, 07:00 WIB
Nissan dikabarkan bakal jual kantor pusat mereka di Yokohama untuk mendapatkan dana segar dan selamatkan perusahaan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Tekanan keuangan pada Nissan masih terus berlanjut. Pabrikan asal Jepang tersebut pun dikabarkan telah membuka kemungkinan untuk menjual kantor pusat mereka yang berada di Yokohama, Jepang.
Bahkan Nissan dikabarkan sudah memasukkan kantor ke dalam aset yang akan mereka jual hingga Maret 2026. Dilansir dari Carscoops, langkah tersebut dinilai bisa membuat perusahaan bisa bertahan lebih lama.
Meski demikian hal tersebut tentunya tidak mudah. Pasalnya lokasi itu sudah menjadi kantor pusat Nissan sejak relokasi dari Tokyo di 2009 dan sangat strategis karena dekat dengan stasiun Yokohama yang sibuk.
Properti diperkirakan memiliki nilai lebih dari 100 miliar yen atau setara Rp 11,3 triliun. Dana itu tentunya bisa membantu keuangan perusahaan untuk menutup tujuh dari 17 pabrik globalnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Nissan tengah dalam masalah keuangan yang cukup parah. Terutara setelah merger dengan Honda mengalami kegagalan.
Meski demikian Toyota justruk sempat diisukan membuka komunikasi dengan Nissan. Perusahaan otomotif terbesar itu dikabarkan berencana untuk membentuk aliansi.
Sayangnya sampai berita ini dibuat belum ada informasi lanjutan terkait kabar tersebut. Akan tetapi Ivan Espinosa, CEO Nissan mengatakan bahwa mereka terbuka pada segala peluang kerja sama.
Namun prioritas utama mereka sekarang adalah menstabilkan kondisi keuangan perusahaan terlebih dahulu.
Demi mengurangi pengeluaran, Nissan pun telah melakukan beberapa langkah strategis. Termasuk diantaranya memecat 10.000 pekerja di seluruh dunia.
Dengan ini maka Nissan kemungkinan bakal melakukan PHK pada 20.000 orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja mereka secara global. Jumlah tercapai selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Selain itu Nissan juga membatalkan pembangunan pabrik baterai EV (Electric Vehicle) di Jepang. Mereka bahkan telah menutup fasilitas produksi di Wuhu, Cina karena anjloknya penjualan di negeri tirai bambu.
Semua langkah yang dilakukan diharapkan bisa menyelamatkan perusahaan setelah mengalami kerugian 750 miliar yen atau sekitar Rp 84 triliun selama tahun fiskal 2024.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
05 November 2025, 07:00 WIB
04 November 2025, 08:00 WIB
01 November 2025, 15:00 WIB
01 November 2025, 15:00 WIB
29 Oktober 2025, 22:00 WIB
Terkini
05 November 2025, 12:00 WIB
LHKPN mencatat Gubernur Riau Abdul Wahid hanya memiliki dua unit mobil di garasinya, nilainya Rp 780 juta
05 November 2025, 11:51 WIB
Wuling Darion EV dan PHEV akhirnya resmi diluncurkan untuk Keluarga Indonesia dengan harga yang kompetitif
05 November 2025, 11:00 WIB
Salah satu pilihan motor matic murah yang patut dipertimbangkan pada November 2025 adalah Honda Genio baru
05 November 2025, 10:00 WIB
Meskipun sudah diperkenalkan di GIIAS 2025, Jetour masih belum mau menjual mobil listrik mungil X20e
05 November 2025, 09:00 WIB
Sejak resmi diluncurkan pada Senin (03/11), Jaecoo J5 EV mengundang rasa penasaran masyarakat Tanah Air
05 November 2025, 08:00 WIB
PLN bakal menyiapkan SPKLU Bergerak untuk mengatasi mobil listrik yang kehabisan daya saat libur Nataru
05 November 2025, 07:30 WIB
Honda WN7 akhirnya masuk ke jalur produksi di Jepang dan dijual di pasar Eropa, punya torsi setara mesin motor 1.000 cc.
05 November 2025, 07:00 WIB
Pemkot Kendari bakal jadikan mobil listrik sebagai kendaraan operasional para ASN karena dinilai murah