Pabrik Nissan Alih Fungsi, Kini Rakit Brand Lain
11 September 2025, 17:00 WIB
Nissan dikabarkan bakal jual kantor pusat mereka di Yokohama untuk mendapatkan dana segar dan selamatkan perusahaan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Tekanan keuangan pada Nissan masih terus berlanjut. Pabrikan asal Jepang tersebut pun dikabarkan telah membuka kemungkinan untuk menjual kantor pusat mereka yang berada di Yokohama, Jepang.
Bahkan Nissan dikabarkan sudah memasukkan kantor ke dalam aset yang akan mereka jual hingga Maret 2026. Dilansir dari Carscoops, langkah tersebut dinilai bisa membuat perusahaan bisa bertahan lebih lama.
Meski demikian hal tersebut tentunya tidak mudah. Pasalnya lokasi itu sudah menjadi kantor pusat Nissan sejak relokasi dari Tokyo di 2009 dan sangat strategis karena dekat dengan stasiun Yokohama yang sibuk.
Properti diperkirakan memiliki nilai lebih dari 100 miliar yen atau setara Rp 11,3 triliun. Dana itu tentunya bisa membantu keuangan perusahaan untuk menutup tujuh dari 17 pabrik globalnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa Nissan tengah dalam masalah keuangan yang cukup parah. Terutara setelah merger dengan Honda mengalami kegagalan.
Meski demikian Toyota justruk sempat diisukan membuka komunikasi dengan Nissan. Perusahaan otomotif terbesar itu dikabarkan berencana untuk membentuk aliansi.
Sayangnya sampai berita ini dibuat belum ada informasi lanjutan terkait kabar tersebut. Akan tetapi Ivan Espinosa, CEO Nissan mengatakan bahwa mereka terbuka pada segala peluang kerja sama.
Namun prioritas utama mereka sekarang adalah menstabilkan kondisi keuangan perusahaan terlebih dahulu.
Demi mengurangi pengeluaran, Nissan pun telah melakukan beberapa langkah strategis. Termasuk diantaranya memecat 10.000 pekerja di seluruh dunia.
Dengan ini maka Nissan kemungkinan bakal melakukan PHK pada 20.000 orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja mereka secara global. Jumlah tercapai selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Selain itu Nissan juga membatalkan pembangunan pabrik baterai EV (Electric Vehicle) di Jepang. Mereka bahkan telah menutup fasilitas produksi di Wuhu, Cina karena anjloknya penjualan di negeri tirai bambu.
Semua langkah yang dilakukan diharapkan bisa menyelamatkan perusahaan setelah mengalami kerugian 750 miliar yen atau sekitar Rp 84 triliun selama tahun fiskal 2024.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 September 2025, 17:00 WIB
11 September 2025, 13:00 WIB
10 September 2025, 14:00 WIB
08 September 2025, 13:10 WIB
08 September 2025, 07:00 WIB
Terkini
12 September 2025, 11:00 WIB
Meski Jaecoo Indonesia masih malu-malu mengungkapkan, ada peluang mobil listrik iCar V23 melantai di GJAW 2025
12 September 2025, 10:00 WIB
Mitsubishi naik ke peringkat tiga besar merek mobil terlaris Agustus 2025, posisi pertama masih Toyota
12 September 2025, 09:00 WIB
Dibantu kontribusi sejumlah model baru yang hadir di GIIAS 2025, Chery yakin penjualannya tembus 2.000 unit
12 September 2025, 08:00 WIB
Denza N9 siap meluncur pada 17 September 2025 di Cina dengan menawarkan beragam fitur menarik buat pelanggan
12 September 2025, 07:00 WIB
Insentif kendaraan listrik CBU dipastikan berakhir di akhir 2025 dan pabrikan sudah harus mulai melakukan produksi di Tanah Air
12 September 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir pekan SIM keliling Jakarta masih dapat dimanfaatkan di lima lokasi strategis sebagai berikut
12 September 2025, 06:00 WIB
Jelang libur akhir pekan, ganjil genap Jakarta kembali diterapkan untuk atasi kemacetan yang kerap terjadi di Ibu Kota
12 September 2025, 06:00 WIB
Jelang akhir pekan SIM keliling Bandung beroperasi di dua tempat berbeda, ambil contoh di Gudang Garmen