Pabrik Toyota Siap Beroperasi Usai Ditutup karena Penyimpangan
29 Februari 2024, 07:30 WIB
Penyebab pabrik Toyota tutup ternyata cukup sepele namun sangat merugikan dan perlu waktu untuk perbaikan
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Penyebab pabrik Toyota tutup pekan lalu akhirnya disampaikan secara terbuka. Dihentikannya kegiatan produksi di Jepang karena pemesanan suku cadang tidak bisa dijalankan setelah dilakukan pemeliharaan.
Dilansir dari Reuters, kesalahan disebabkan kapasitas server terlalu penuh dan bukan karena adanya serangan siber. Meski terdengar sepele namun diperlukan waktu untuk bisa memperbaikinya sehingga menyebabkan berhentinya proses pembuatan.
“Sistem dipulihkan setelah data dipindahkan ke server dengan kapasitas lebih besar,” tulis Toyota dalam keterangan tertulisnya.
Mereka pun menambahkan bahwa gangguan terjadi setelah pemeliharaan terjadi. Oleh karena itu perusahaan akan meninjau kembali prosedur pemeliharaan dan harapannya masalah serupa tidak terjadi.
Sebelumnya diberitakan bahwa seluruh pabrik Toyota di Jepang tutup imbas kerusakan sistem komputer. Awalnya kerusakan hanya berpengaruh terhadap 12 fasilitas produksi tetapi bertambah di siang hari.
Tak beroperasinya pabrik diyakini akan berpengaruh ke seluruh jaringan Toyota di dunia, karena sepertiga dari total produksi global dibuat di negara tersebut. Untungnya perbaikan bisa segera dilakukan dan berjalan normal di keesokan harinya.
Toyota Indonesia pun menegaskan kepada TrenOto bahwa situasi tersebut terkendali dan masyarakat yang memesan mobil CBU tidak perlu cemas. Hal ini disampaikan Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director Toyota Astra Motor.
“Pengaruhnya akan minim sekali karena produksi sudah kembali berlanjut di hari ini di hampir semua pabrik terkait,” tegas Anton Jimmi.
Selain karena hanya terhenti selama satu hari, penjualan kendaraan di Indonesia pun lebih ditopang oleh model yang telah diproduksi secara lokal. Hal ini tercermin dari jumlah pemesanan pada ajang GIIAS 2023.
Berdasarkan data resmi, kedua model berhasil dipesan 1.213 unit atau setara 20.9 persen dari total SPK Toyota selama pameran berlangsung. Kemudian peringkat kedua diisi Kijang Innova Zenix yang mencatatkan angka sebanyak 823 unit atau 14.2 persen.
Selanjutnya ada Calya diperingkat ketiga setelah dipesan 816 unit atau 14.1 persen. Sementara Agya meraih posisi keempat berkat total SPK 648 unit atau 11.2 persen.
Toyota Alphard pun menjadi penutup lima besar sekaligus mobil CBU paling banyak dipesan. Model yang didatangkan langsung dari Jepang itu mencatatkan pemesanan sebanyak 382 unit atau menguasai 6.6 persen dari total pemesanan.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
29 Februari 2024, 07:30 WIB
08 Januari 2024, 09:30 WIB
22 Desember 2023, 14:28 WIB
30 Agustus 2023, 20:40 WIB
30 Agustus 2023, 09:00 WIB
Terkini
29 April 2024, 19:48 WIB
Animo masih terbilang rendah, ESDM ungkap keunggulan motor listrik konversi seperti efisiensi bahan bakar
29 April 2024, 18:57 WIB
Versi hybrid dari Omoda 5, Chery Omoda 7 meluncur di Beijing Auto Show 2024 tawarkan beberapa keunggulan
29 April 2024, 17:00 WIB
Persiapan PEVS 2024 memasuki hari terakhir, beragam model menarik dipastikan akan muncul termasuk Neta V-II
29 April 2024, 15:00 WIB
Hanya fokus memasarkan kendaraan listrik murni, ini prediksi mobil BYD yang masuk Indonesia tahun ini
29 April 2024, 14:00 WIB
Marc Marquez akhirnya berhasil meraih podium perdananya bersama Ducati dalam balapan MotoGP Spanyol 2024
29 April 2024, 13:00 WIB
Daihatsu mengungkapkan bahwa dampak kenaikan suku bunga BI masih belum bisa dirasakan dalam waktu dekat
29 April 2024, 12:00 WIB
Jaecoo J7 jadi salah satu model yang akan hadir di Tanah Air, Chery boyong 3 PHEV baru di Beijing Auto Show
29 April 2024, 11:00 WIB
Daihatsu dan Seva berikan tips beli mobil pertama yang menekankan bahwa kendaraan tak harus tiga baris