Tekad India Jadi Produsen Cip Semikonduktor Terbesar di Dunia
28 Maret 2024, 20:46 WIB
Toyota pangkas produksi kendaraaanya pada Juni 2022 sebesar 100 ribu unit di seluruh dunia menjadi hanya 850.000 unit
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Kelangkaan cip semikonduktor di dunia otomotif tampaknya masih jauh dari kata usai. Hal ini terlihat dari banyaknya pabrikan yang harus memutar otak agar produksi kendaraan tetap berlangsung guna memenuhi permintaan.
Salah satunya adalah Toyota Motor Corp yang akhirnya melakukan tindakan ekstrem di bulan depan. Mereka berencana untuk memangkas rencana produksi globalnya hingga 100.000 unit menjadi hanya sekitar 850.000 selama Juni 2022.
Tak hanya itu, mereka juga melakukan penangguhan pabrik karena adanya kekurangan pasokan sparepart. Kekurangan tersebut disebabkan diberlakukannya lagi lockdown pada Shanghai, China setelah merebaknya lagi virus Covid-19.
Penangguhan akan dilaksanakan beberapa hari dan mempengaruhi sekitar 16 jalur produksi di 10 pabrik berbeda. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi waktu inden kendaraan yang kemungkinan menjadi lebih panjang dibanding sebelumnya.
Meski melakukan pengurangan pada Juni, pabrikan mobil asal Jepang tersebut tetap optimis target produksi pada akhir tahun dapat tercapai. Mereka memperkirakan sedikitnya 9.7 juta unit berhasil dibuat hingga Maret 2023.
Krisis cip semikonduktor sebenarnya sudah terjadi sejak lama akibat pandemi Covid-19. Sejumlah langkah telah dilakukan untuk segera menghentikan krisis yang menimpa industri otomotif dan menghambat pemulihan.
Meski demikian pemulihan tidak bisa dilakukan secara cepat karena pabrik pembuat cip pun harus melakukan penyesuaian kembali. Maka wajar bila sejumlah pabrikan berusaha keras untuk bisa mendapatkan solusi terbaik.
Di Indonesia kelangkaan cip semikonduktor sebenarnya cukup terasa tetapi menariknya, penjualan Toyota di Indonesia tetap tertinggi. Waktu inden kendaraan pun terbilang cukup cepat dibanding pabrikan lain.
Hal ini jauh berbeda dengan Honda yang terlihat kesulitan untuk memproduksi kendaraannya. Setelah kondisi pandemi Covid-19 membaik, permintaan terhadap mobil berlogo huruf H tegak tersebut memang cukup tinggi.
Tak hanya itu, Honda juga terbilang agresif dengan meluncurkan beberapa model baru. Salah satunya adalah Honda HR-V yang kini sudah ditunggu oleh sedikitnya 6.000 orang meski waktu inden hingga September 2022.
Bila Honda tidak melakukan langkah-langkah berani maka mungkin saja pelanggan berpindah ke brand lain asal unit bisa segera dinikmati.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
28 Maret 2024, 20:46 WIB
28 Januari 2023, 07:20 WIB
20 Januari 2023, 17:12 WIB
06 Oktober 2022, 22:03 WIB
26 Agustus 2022, 10:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi